Emily seorang model yang sukses dan terkenal. Namun, kesuksesan itu tidak dia dapatkan dengan gampang dan berjalan mulus. Mimpi buruk terjadi disaat dia menjadi boneka *** pribadi milik presedir di agensi tempat dia bekerja. Mulut terbungkam saat dia ingin berteriak, namun ancaman demi ancaman terlihat jelas di depan matanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeppeudalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesuatu Yang Diketahui
“Dia memang unggul dari prestasi dan pekerjaannya yang berjalan dengan sangat lancar. Tapi, tanpa dia ketahui, kalau istrinya telah bermain curang di belakangnya sendiri.”
“Bagaimana bisa kau bersama dengan istrinya?”
“Saya sudah lama berhubungan dengan Rein. Saya sangat ingin mendapatkannya, tapi … presedir sialan itu malah menjodohkannya dengan Reymond si gila bekerja. Tapi gpp, dengan cara seperti itu, dia memudahkan saya untuk bersama dengan Rein. Saya bahkan bisa menikmati tubuh perempuan itu tanpa ikatan dan…,”
“Michael?” panggil seorang perempuan yang menyela dipembicaraan Michael dengan seorang pria lainnya.
“Kamu sudah datang sayang.”
“Kamu menghubungiku dan memintaku untuk datang lebih awal.”
“Ya, saya begitu merindukanmu. Ayo kita pergi.”
“Iya sayang.” Ucap perempuan itu yang beranjak lebih dulu.
“Dan … saya bisa melakukannya dengan perempuan lain, tanpa harus terikat dengannya, Billy.”
“Kau sangat hebat, Michael.”
“Saya akan terus memakainya sampai saya bosan dan membuangnya dengan cara menggantikannya dengan perempuan muda lainnya.”
***
📍Rai’s House
- Ruang Makan -
“Aku menyiapkan steak untuk kamu sayang.”
“Terima kasih Rein, seharusnya kamu tidak perlu repot-repot membuatkannya untuk saya.”
Rein tersenyum mendengar ucapan itu, yang kemudian dia duduk di samping Reymond.
“Tenang sayang, ada chef yang membantuku. Jadi, aku gak benar-benar kerepotan untuk menyiapkan apa yang ingin aku buat untuk kamu. Aku, hanya ingin kamu menikmati makan malam di rumah denganku, kembali ke rumah lebih awal dan sejenak beristirahat dari pekerjaan kamu yang sebentar lagi akan semakin banyak, disaat kamu sudah menjadi CEO nanti.”
“Iya Rein, terima kasih.” Reymond mencoba untuk menikmati makan malam yang dibuatkan Rein, yang walaupun tidak sepenuhnya wanita itu yang menyiapkan.
Dan setelah makan malam itu usai, Reymond yang kembali ke kamar lebih awal untuk membersihkan tubuhnya, membiarkan Rein berada di ruangan keluarga bersama dengan Mattheo papanya.
“Kamu melakukan sesuatu hal, Rein? tanya Mattheo yang terlihat curiga sejak tadi dengan sikap putrinya.
“Maksud papa?”
“Jangan menutupi dari papa, Rein. Papa tahu, kalau kamu menemui Michael tadi siang.”
“Eungggg, papa…” nada itu terdengar pelan saat dia menatap sekeliling.
“Papa sudah peringati kamu untuk tidak sering bertemu dengan dia. Kamu harus tahu, suamimu dalam masa promosi untuk calon CEO nanti, tolong jaga sikapmu, ada banyak paparazi diluar sana.”
“Iya papa. Tapi … papa gak bisa sepenuhnya menyalahkan Rein. Papa tahu sendiri, kalau kak Reymond, sering sekali gak pulang ke rumah. Dia selalu tinggalin Rein dengan alasan pekerjaannya. Papa juga tahu, kalau Rein sedang hamil, pa.”
“Yang jelas, papa gak mau tahu apapun itu. Ingat! jangan sampai menghancurkan semuanya.”
Rein beranjak mendekati Mattheo dan duduk di samping Mattheo.
“Tapi, kalau seandainya Rein ketahuan, papa harus menutupi semuanya. Papa harus melindungi Rein, ya?”
***
📍Apartement
- Kamar -
“Cece?” panggil Baby yang masuk ke dalam kamar Emily.
“Hm, ada apa Baby?”
“Aku baru aja potong buah, ini untuk cece.”
Emily tersenyum lembut dan meraih piring berisi buah yang diberikan Baby untuknya.
“Makasi ya, kamu seharusnya gak perlu repot-repot Baby.”
“Gpp, aku juga lagi senggang ce. Yauda, aku keluar ya.”
“Iya Baby.”
Baby pun beranjak keluar dari kamar Emily. Saat itu, Emily melihat notifikasi masuk dilayar ponselnya.
Pesan itu membuat senyum indah tersemat dibibir Emily.
“Pak Rey lagi apa ya sekarang?” tanya Emily sendiri yang masih menatap layar handphonenya. “Aku pikir, dia melanjutkan pekerjaannya? dia duduk dikursi kerja di ruangan kerja yang ada di rumah atau di apartement. Fokus dengan berkas-berkas yang ada di atas mejanya?” bayangan itu terlihat jelas di dalam pikiran Emily. Bagaimana tidak, dia pernah melihat dengan jelasnya pria itu menatap fokus ke arah kertas-kertas penting. “Tiba-tiba, aku jadi kangen dengan aroma tubuhnya, sial!” ucapnya dengan nada berbisik yang sembari menyeka rambut panjangnya ke belakang. “Hhhh, apa ini? jangan bilang aku mulai tergila-gila dengan dia? tapi gak mungkin semudah itu.” Dan saat membicarakan Reymond, bahkan mengingat Reymond, itu cukup membuat Emily nyaman dan merasa hangat. Resahnya teralihkan begitu saja, saat pikirannya memusat pada Reymond, seorang pria yang tanpa dia sadari akhir-akhir ini mencuri perhatian Emily. “Gak! gak boleh Emily! ingat yang dibilang Yubin eonnie, dia … sudah punya istri. Aku gak boleh menghancurkan sesama perempuan. Aku gak boleh menjadi penghancur rumah tangga orang lain.”
Tapi dia kembali menatap layar ponsel itu. Dengan raut wajah yang terlihat berharap, dia mengganti nama kontak itu.
“Andai, aku bisa melakukan hal ini.”