Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu orang asing.
"Map ini berisi Apa?"tanya Kay memandangi map berwarna merah yang ada di tangannya.
"Bukankah sudah kukatakan sebelumnya padamu.Jika di dalam map itu berisi perjanjian pra nikah yang sudah ku buat.Baca saja dan jangan banyak tanya!"jawab Ben ketus.
Kay masih menatap bingung pada map merah yang ia pegang.Lalu Kay membuka isi map itu dan membacanya,"Perjanjian pra nikah?"tanya Kay melihat ke arah Ben.
"Aku ingin kita memiliki perjanjian sebelum kita menikah dan menjaga kenyamanan kita masing-masing"ucap Ben tenang.
Kay membaca semua yang Ben tulis.Tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi kesal, setelah membaca satu point yang Ben tulis.
"Apa maksudnya aku harus mematuhi semua perkataan mu dan tidak boleh mempertanyakan semua alasan dibalik tindakan mu?."
"Sejak kecil kedua orangtua ku dan juga keluarga ku selalu menuruti semua keinginanku dan tidak ada yang berani menghalangi langkahku.Jadi kau juga harus melakukannya,termasuk mematuhi semua perintahku"kata Ben tegas.
"Itu sikap yang egois!"gerutu Kay.
"Kau tidak perlu kesal!bersikaplah yang tenang.Karena kupastikan pernikahan ini hanya sementara,dan akan ku pastikan semua hal yang membuatmu menjadi nyaman selama kau menjadi istriku"tegas Ben.
"Maksudmu?"tanya Kay bingung.
"Kalau kau ingin cepat bercerai dan berpisah,aku akan dengan senang hati mengabulkanya."
Kay melirik marah.Kemudian dia berkata di dalam hati.
"Menikah saja belum tapi dia sudah bicara tentang perceraian.Dia ini laki-laki seperti apa?bisa berkata dengan tenang seperti itu."
"Kenapa kau melihatku dengan tatapan seperti itu?"tanya Ben dingin.
Kay mendengus kasar.
"Apa kau merasa pernikahan ini terlalu berat untukmu?Meskipun aku tahu kau setuju menikah denganku hanya untuk menghancurkan hidupku,demi membalas rasa bencimu padaku.Tapi,aku bukanlah barang yang kau bisa gunakan untuk pertukaran.Dan kau ingin mengendalikan ku seperti mainan.Aku tidak senang akan hal itu."
Ben tertawa meremehkan.
"Apa kau sadar mengatakan hal itu?” tanya Ben.
"Apa maksudmu?”Kay balik bertanya.
"Untuk naik ke level atas, kau menikahiku hanya karena uang kan!.Aku dengar kau meminta sesuatu pada Ibuku untuk mengatasi masalah keuangan di keluargamu. Bukankah itu berarti kau menikahiku karena uang!Jadi kau tidak berhak berlagak menjadi seorang yang sok suci!Kau itu sama saja seperti barang yang dijual,dan aku bebas memperalatmu sesuka ku!" sindir Ben dengan sinis.
Kay sedih sekali mendengarnya.
"Tidak perlu berlagak sok sedih! Aku kira kau adalah gadis polos dengan pemikiran yang sederhana. Ah…tapi aku tidak pernah menduga,jika kau selicik rubah.Kau pasti sangat senang dengan pernikahan ini bukan?apalagi keluargamu?status sosial kalian akan langsung naik ke level atas! Dasar gadis matrealistis!"Ben terus menyindir Kay dengan sinis.
"Kata-katamu benar-benar jahat!Kau pria terburuk yang pernah kutemui!”kata Kay.
Ben seakan tidak peduli dengan perasaan Kay.
"Kenapa? Apa kau marah? Tak perlu merasa seperti itu dan fokus pada perjanjian kita.Kau juga boleh menambahkan apapun yang kau inginkan disitu".
Kay mendengus kesal.
"Sepertinya kau benar-benar marah. Kenapa? Apa kau begitu marah?"tanya Ben sambil tersenyum mengejek.
"Jika bisa,aku akan menjahit mulutmu saat ini juga! dan mencabik-cabik wajahmu!"kata Kay sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Baiklah.Memang benar.Aku menikahimu karena uang. Apa kau puas sekarang? Aku merasa senang naik ke level atas!.Kau memberi cap padaku sebagai cewek matre bukan?.Maka berhati-hatilah, aku mungkin akan menguasai seluruh hartamu dan menghabiskannya bersama keluargaku yang miskin".
Kay membalikkan badannya untuk menghapus air matanya yang tak sengaja menetes.
Ben terdiam memandangi Kay.
"Tambahkan di surat perjanjian ini,bahwa saat kita menikah nanti kau tidak boleh menyentuhku tanpa seizinku."
Ben tertawa menertawakan Kay.
"Kau bukan gadis tipeku.Jadi jangan takut akan hal itu.Aku tidak mungkin tertarik padamu."
Kemudian Ben bangkit dari duduknya menghampiri Kay.
"Tapi ingat gadis aneh,jika aku tidak bisa menyentuhmu.Kau harus tetap menjaga kesucian mu selama menjadi istriku!Begitu pula denganku.Karena istri Ben harus bersih dan suci,tidak boleh disentuh oleh laki-laki lain!"tuding Ben ke wajah Kay.
Kay mengalihkan pandangannya dari Ben.
Lalu Ben memanggil pengawalnya untuk mengajak masuk ke dalam notaris dan pengacaranya untuk menyelesaikan perjanjian pra nikah.
Sesekali Ben melirik ke arah Kay dengan tajam.Tapi Kay tak memperdulikannya dan ingin segera menyelesaikan semuanya dan pergi dari ruangan itu.
"Makanlah!.Aku tahu kau belum makan,setelah itu aku akan mengantarmu pulang!"ucap Ben lembut.
"Tidak perlu sok peduli padaku"sahut Kau ketus.
Ben tersenyum sinis,"Jangan kepedean gadis aneh! Aku hanya ingin memastikan keadaanmu baik-baik saja.Aku tidak ingin kau jatuh sakit di hari kita menikah!."
Kay menghampiri Ben dengan wajah kesal.
"Tidak perlu takut akan hal itu! Aku bisa menjaga diriku dengan baik.Apa kau tahu? Seperti perkataanmu tadi.Perjodohan ini akan merubah statusku yang miskin menjadi seorang yang akan memiliki semuanya.Tapi mungkin aku akan merencanakan sesuatu untuk menguasai seluruh bertemu! Jadi kau harus berhati-hati mulai sekarang dengan gadis miskin ini.Dasar pria sombong yang tak punya hati! " maki Kay sambil berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
Ben terperangah memandangi kepergian Kay.
Para pengawal Ben mencegah kepergian Kay yang meninggalkan private room dan hendak pulang ke rumahnya sendirian.
"Biarkan kami yang akan mengantar Nona Kay pulang"ucap kepala pengawal.
"Tidak perlu pak,saya bisa pulang sendiri"jawab Kay murung.
"Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu pada Nona Kay di jalan"balas kepala pengawal cemas.
"Tidak perlu khawatir pak.Saya sudah cukup dewasa untuk menjaga diri saya sendiri.Lebih baik bapak dan para pengawal lainnya menjaga pria sombong itu saja,dia lebih membutuhkan pengawalan dari pada saya.Sebab dia terlalu lemah untuk menjaga dirinya sendiri"ujar Kay lalu beranjak pergi.
Ben yang berada di belakang Kay dan mendengar ucapan Kay merasa kesal.Dia menghentikan para pengawal yang ingin mengejar Kay.
"Biarkan saja gadis aneh itu pergi!"kata Ben ketus.
Ben melangkah keluar dari private room bersama para pengawalnya.Saat hendak masuk ke dalam mobil.Tiba-tiba dia mendengar seseorang berteriak memanggil nama Dea dengan cukup keras.
Sesaat Ben menoleh ke arah suara itu.
Ben melihat Dea sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.
Tapi setelah itu Ben langsung masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan keberadaan Dea di dekatnya.
Dea memandang kepergian Ben dengan kecewa.
Teman-teman Dea menghampirinya.Mereka bertanya apa Dea baik-baik saja.Dea bilang dia tak apa-apa.
"Bukankah itu Ben Nathan Hartanto?"sahut temannya yang lain.
"Benar,rupanya dia yang baru saja membooking semua tempat di restaurant ini,untuk pertemuan pribadinya"balas teman Dea yang bertanya padanya.
"Ben terlihat buru-buru sepertinya ada hal penting yang sedang ia lakukan.Jika tidak aku pasti akan meminta berfoto berdua dengannya.Ben kriteria pria idamanku.Bahkan jika dia meminta ku untuk menikah dengannya, aku pasti akan langsung bilang iya dan meninggalkan profesiku menjadi model.Lalu mengabdikan hidupku untuk menjadi istrinya yang berbakti" ujar teman Dea.
"Mana mungkin Ben mau denganmu!apalagi menjadikanmu istrinya! Hanya wanita beruntung yang dapat diperistri oleh Ben,tapi yang jelas wanita itu bukan kau…"timpal temannya yang lain.
Dea termangu mendengarkan perbincangan teman-temannya.
"Apakah kau baik-baik saja Dea?"tanya temannya sambil memegang pundak Dea.
Dea terperanjat dari lambannya,"Ah…tidak apa-apa!"ucapnya sambil menggelengkan kepala pelan.
"Benarkah?tapi aku lihat kau seperti sedang memikirkan sesuatu?Apa kau sedang memikirkan Ben?"tebak temannya.
Dea kembali terkejut sambil menelan salivanya,saat mendengar ucapan temannya.Dea tidak bergeming dan mengira jika temannya mengetahui hubungannya dengan Ben.
"Ben memang sangat tampan,dia mapan dan berasal dari keluarga paling terpandang.Semua wanita mengharapkan Ben agar dapat menjadi kekasihnya bahkan suaminya.Tapi sikapnya memang dingin dan sangat cool.Dia sering tidak memperdulikan semua wanita yang memperhatikan dan mendekatinya.Kurasa hanya wanita yang sangat spesial di hatinya,yang akan dia dipedulikan.Jadi jangan kau pikirkan,jika Ben tidak melihat ke arah mu,meskipun kau seorang model terkenal dan sangat cantik"jelas teman Dea.
Dea menarik nafas pelan,wajah tegangnya memudar perlahan,setelah dia mengetahui jika dugaannya salah,temannya tidak mengetahui hubungannya dengan Ben.
"Aku tidak memikirkan pria bernama Ben.Otakku penuh dengan pemikiran acara fashion show go internasional ku.Hal itu yang selalu kupikirkan,jadi aku tak sempat memikirkan hal lain yang tidak berguna.Aku ingin fokus mengejar karirku"elak Dea.
Teman-teman Dea tertawa mendengar ucapannya.
"Ku rasa hanya kau satu-satunya wanita di dunia ini yang tidak tertarik pada Ben Nathan Hartanto"ledek temannya.
Dea tersenyum tipis.
Kemudian teman-teman Dea langsung mengajak Dea masuk ke restaurant untuk makan bersama,sebelum Dea berangkat ke luar negeri untuk memulai debut model internasionalnya.
"Jika debut pertama ku sukses aku akan segera kembali kesini.Tapi jika debut ku gagal,aku takkan kembali"kata Dea.
Teman-teman Dea memandang ke arahnya dengan wajah heran.
"Apa maksudmu tidak kembali?"tanya seorang temannya.
"Aku akan menetap selamanya di luar negeri dan menghabiskan hidupku disana"jawab Dea lesu.
Lalu teman-teman Dea menyemangatinya.
"Debut mu akan sukses dan kau pasti akan segera kembali lagi ke sini!"ucap temannya.
Dea tersenyum tipis mendengar ucapan temannya.
"Aku harus sukses dengan debutku,lalu menemui Ben lagi untuk membatalkan keinginannya menikahi gadis lain.Hanya aku yang pantas menjadi istrinya,sebab Ben sangat mencintaiku"batin Dea.
***
Di bandara,seorang pria baru saja tiba di Indonesia.Bersamaan dengan itu,Dea hendak berangkat ke luar negeri untuk debut model internasional pertamanya.
Untuk beberapa saat Dea terpaku menggenggam ponselnya,sambil melihat pemberitaan tentang Ben yang sukses dengan bisnis terbarunya.
Perasaan Dea bercampur aduk,tiba-tiba dia teringat pertemuan terakhir kalinya dengan Ben di restaurant.
Ben mengabaikannya begitu saja,padahal Dea ingin berpamitan pada Ben dan menjelaskan semuanya.
Dea mendengus kasar,lalu mendadak berbalik.Seorang pria yang baru tiba di bandara mencoba mengingatkan Dea.
Tapi terlambat,Dea bertabrakan dengan seseorang dari arah berlawanan dengannya.
Braghhhh….
Ponsel Dea terjatuh dan pecah.Begitu juga dengan Dea yang jatuh terduduk.
Pria yang sebelumnya mencoba untuk memperingati Dea,mencoba untuk membantu.
"Apa kau baik-baik saja?"tanya pria itu sambil menjulurkan tangannya ke arah Dea.
"Ah..tidak apa-apa"jawab Dea meraih tangan pria itu sambil melihat ke arah ponselnya yang masih tergeletak di lantai.
Kemudian pria itu memungut ponsel Dea.
Untuk sesaat ponsel Dea masih menyala,dan pria itu tak sengaja melihat foto Dea bersama Ben sedang berduaan sebagai wallpaper di layar ponsel Dea.
Setelah itu,ponsel Dea mati.
"Itu handphone ku.Apa aku bisa memintanya kembali?"ucap Dea datar.
"Oh…tentu"jawab pria itu sambil memberikan ponsel ke Dea.
Dea mengambil ponselnya,kemudian pergi begitu saja meninggalkan pria yang sedang menolongnya,tanpa mengucapkan terima kasih.
Pria itu terdiam sejenak sambil memikirkan foto yang ia lihat di ponsel Dea.
"Bukankah pria yang bersamanya di dalam foto itu adalah Ben"ucapnya pelan dengan wajah bingung.
Tiba-tiba ponsel pria itu berdering,lalu dia mengangkatnya.
"Apa kau sudah tiba di bandara dan perlu dijemput?"tanya seseorang dari balik telepon.
"Aku baru saja tiba,tapi tidak usah menjemputku.Aku ingin berjalan-jalan melihat kota ini sebentar,karena sudah lama aku tidak pulang"jawab pria itu.
Kemudian sambungan telepon terputus.
Pria itu tersenyum meneruskan langkahnya yang terhenti sambil memandangi keadaan di sekitar bandara.
***
Di dalam mobil yang melaju,Ben mengenggam ponselnya,setelah selesai menghubungi seseorang.
"Apakah tidak apa-apa membiarkan Nona Kay pulang sendirian Tuan muda Ben?"tanya kepala pengawal yang duduk di samping sopir.
"Biarkan saja dia"jawab Ben datar.
Pengawal Ben diam dan tidak berani berkata-kata lagi.
Kemudian Ben dengan santai memejamkan kedua matanya,sambil mendengarkan musik melalui earbuds.
***
Kay berjalan lesu dengan suasana hati yang tidak menentu.
"Sepertinya aku salah mengambil keputusan dengan setuju untuk menikah dengan pria menyebalkan itu!"keluhnya.
Kay mendengus dengan kasar,tanpa dia sadari seseorang yang sedang berpapasan dengannya memperhatikannya.
Kay tidak peduli dengan sekitarnya.
"Hati- Hati!"pekik seseorang mencoba memperingati Kay.
"Arghhh…!"teriak Kay keras.
Sebuah mobil menyerempetnya,beruntung seseorang yang mencoba memperingatinya segera menarik tangannya dan membuat Kay bersama orang itu terjatuh.
Orang tersebut beranjak bangun dengan segera,lalu mengulurkan tangannya membantu Kay.
Kay melihat sekilas ke orang asing yang membantunya itu,lalu memegangi sikunya yang terluka.
"Apa kau bersedia ku bantu untuk berdiri?"tanya orang itu dengan pelan dan lembut sambil mengulurkan tangannya.
Kay mengangguk sambil menyambut uluran tangan orang tersebut,"Terima kasih banyak sudah membantu ku pak.Jika tidak aku pasti sudah tertabrak oleh mobil itu".
Kay melihat ke arah mobil yang menyerempetnya dan sudah berlalu pergi.
Orang tersebut tersenyum tipis sambil membantu Kay berdiri,"Sama-sama…tapi apakah aku terlalu tua untuk di panggil pak?"tanyanya.
"Oh maaf,jadi aku harus memanggil anda apa?"tanya Kay.
"Panggil saja mas.Saya rasa itu terdengar lebih baik dan nyaman untuk di dengar."
"Baiklah kalau begitu.Terima kasih banyak sudah membantu saya mas.Kalau begitu saya permisi dulu"ucap Kay ingin melanjutkan langkahnya.
Tapi pria itu menghentikan langkah Kay.
"Tunggu dulu,tanganmu sepertinya terluka.Apakah kamu baik-baik saja?."
"Ini hanya luka kecil,tidak apa-apa Mas.Saya baik-baik saja." Kay melihat ke arah pria itu dan tersenyum kecil.
Lalu pandangan Kay beralih pada tangan pria itu yang terluka.
Kay terkejut,"Ya ampun tangan Mas terluka karena menolong ku."
"Ini hanya luka kecil,tidak apa-apa.Saya baik-baik saja"pria itu mengulang ucapan Kay.
Keduanya lalu tersenyum bersamaan.
Lalu Kay buru-buru mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas selempang kecil miliknya.
"Apakah boleh saya membersihkan luka di tangan Mas?"tanya Kay pelan.
Pria itu menolak dengan sopan.
"Tidak apa-apa,saya akan membersihkannya sesampainya di rumah".
"Tolong izinkan saya melakukannya.Mas anggap saja ini ucapan terima kasih kecil dari saya,melalui hal sederhana ini.Saya harap Mas berkenan"pinta Kay.
Pria itu tersenyum melihat ke wajah Kay,lalu mengangguk mengiyakan.
Kemudian Kay membalut sapu tangan miliknya di telapak tangan pria itu.
"Oh ya jika boleh tahu siapa namamu?"tanya pria itu.
"Nama saya Kay.Kalau Mas siapa namanya?"Kay balik bertanya.
"Nama saya Zidan."
"Oh..Mas Zidan.Senang bertemu Mas Zidan.Kalau begitu saya permisi dulu"ucap Kay sambil menundukkan sedikit kepalanya.
Pria bernama Zidan tersenyum,"Senang juga bertemu dengan mu Kay.Semoga Tuhan mempertemukan kita kembali di lain kesempatan dan hati-hati di jalan."
Kay mengangguk pelan lalu berjalan pergi meninggalkan Zidan.
Sebaliknya Zidan masih diam memandangi Kay,hingga Kay menghilang pergi dari pandangannya.