Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin KW
Di Mobil.
Zea tak ingin menoleh ke sampingnya, dimana Al Jovano tengah duduk di sisinya, Al Jovano bukannya pulang namun justru masuk ke mobilnya dan bersandar sembari menatap dirinya terus menerus.
"Zee. I love you." Ucap Al Jovano sudah berapa kali bibir itu berucap selama di dalam mobil namun Zea tak menjawab sama sekali selain pipinya yang semakin memerah.
Zea malu karena ketahuan menangisi Al Jovano saat akan pergi keluar negeri, Zea semakin malu saat Jantung dan pipinya tak mau mengikuti perintah pikirannya untuk bersikap seperti biasanya.
Zea makin tak karuan saat Al Jovano meraih jarinya dan memasangkan sesuatu di jari kelingkingnya, "Ayo kita menikah???" Kata Al Jovano serius membuat Zea terkejut dan mengurangi kecepatannya.
"Aku tak sanggup jika kita jalani hubungan jarak jauh tanpa status dan ikatan yang jelas." Ucap Al Jovano lagi membuat Zea bingung.
"Aku di sana selama 4 tahun, lama sekali. Ayo menikah dan ikut denganku." Ucap Al Jovano yang justru membuat Zea tertawa di tempatnya.
"Konyol. Sukses dulu. Layakkan dulu dirimu. baru lamar dengan benar ke orang tuanya Al. itu sikap pria." Kata Zea.
"Kamu mau ajak aku. Emang mudah hidup di luar negeri tanpa uang??? Kamu masih di biayai orang tuamu loh." Kata Zea membuat Al Jovano tersenyum kecut, nyatanya memang dirinya belum memiliki pekerjaan tetap.
"Ya udah. Ini hanya Cincin couple murahan dari pasar malam, tapi bukan itu poinnya, Cincin ini ikatan sederhana dari kita. Aku mau kamu ingat ini, selama aku tinggalkan ku mohon hanya mengingat aku saja. Tunggu aku layak!" Kata Al Jovano serius.
"Ckkk Udah ah, serem. Kamu tau gak ikatan itu bukan mainan. Kamu 4 tahun di sana, usiaku udah tua, saat kau kembali usiaku udah 30 tahun, sementara kamu baru 23 tahun. Aku udah keriput kamu masih seger aja, malu aku bayanginya. " Tolak Zea panjang lebar.
Al Jovano menarik nafas kesal bercampur gemes pada wanita di sisinya itu, apa susahnya berkata iya dan mengakui perasaanya yang sebenarnya.
Al Jovano menyematkan cincin Couple itu di jarinya juga, Al Jovano yakin suatu saat batu di hati Zea akan mencari seiring berjalannya waktu.
Zea menatap Cincin berukir namanya itu, gini kali ya rasanya di kamar anak kecil, di saat orang-orang di kamar pakai cincin berlian dirinya justru memakai cincin berbahan besi.
"Kenapa??? Cincinnya jelek??? " Tanya Al Jovano saat melihat Zea menatap Cincin di jari manisnya itu.
"Hahaha Iya lebih keren dikit napa. " Canda Zea sambil menyetir menuju Kebun bunganya.
"Itu udah lain loh di banding yang lain, seusia kamu di lamar pakai cincin begitu. Coba yang lain, pasti cincin berlian." Ucap. Al Jovano yang di jawab tawa Zea, ada laki-laki yang begitu pede seperti Al Jovano pikirnya.
"Jadi kita jadian??? " Tanya Al Jovano kemudian.
"Yang bilang iya siapa?? " Jawab Zea kembali pada setelan semua.
"Astagaaa. Masih gengsi juga, nah itu kenapa cincinnya tetap di pakai??? " Al Jovano kesal dengan sikap Zea yang seperti ini.
"Cincinnya bagus. Antik. Aku suka. " Jawab Zea asal, membuat Al Jovano tersenyum mengejek.
"Punya calon istri wanita dewasa memang ujian. Gengsinya setinggi Gunung Semeru. Mau bilang Iya tapi malu." Kesal Al Jovano.
"Pengen gigit rasanya." Kata Al Jovano lalu menggigit jaketnya sendiri kesal.
Zea bukan tersinggung justru tertawa, "Kesal pengen marah tapi gak tega??? Jangan ya dek ya." Kata Zea mengikuti kata-kata yang lagi banyak di aplikasi tok tok.
Al Jovano memejamkan matanya, sumpah dunianya jungkir balik cuma gara-gara perawan tua disisinya ini. Sayangnya hatinya udah mentok sama prawan tua selalu gengsi menanggapi perasaanya itu.
***
Di kamar.
Seharian tadi Zea benar-benar menghabiskan waktu bersama Al Jovano, pemuda ceria yang konyol dan selalu tak lelah melamarnya itu kini sudah pulang di jemput orang tuanya.
Saat ini Zea berbaring sembari memeluk gulingnya, semua hal yang terlalui bersama Al Jovano seperti putaran film di memori dan matanya.
"Astaghfirullah. Aku pasti sudah gila sungguhan. Masa iya aku beneran suka sama Al. " Pikir Zea sembari menatap cincin kw pemberian Al Jovano siang tadi.
Zea merenung, wanita yang sudah sama-sama dewasa menikah dengan laki-laki yang dewasa, mapan dan lebih segalanya dari Al Jovano saja Zia banyak merasakan kepedihan, Kak Intan juga harus melewati banyak drama dalam rumah tangganya, apakah ini akan berhasil, mengingat Al Jovano bahkan masih terlalu muda untuk memahami pahitnya kehidupan.
Zea menyayangkan juga jika masa depan Al Jovano akan terenggut karena mencintainya dan menikah dengan dirinya. Saat nanti Al Jovano masih gagah dirinya pasti sudah tidak menarik dan kemungkinan besar dirinya akan di tinggalkan.
Namun Zea ingat bagaimana perhatian manis dan ungkapan perasaan Al Jovano padanya begitu nyata dan membuat hatinya berdebar-debar setiap saat dekat, Zea bingung langkah apa yang akan dia jalani setelah ini dan selanjutnya.
✉️"Assalamuallaikum. Udah tidur yang??? " Pesan dari Al Jovano.
✉️"Waalaikumsalam, belum baru bersiap."Balas Zea.
✉️ "Ok. Mimpi indah ya, love you. Jangan lupa besok aku berangkat jam 9!! " Pesan dari Al Jovano lagi.
✉️"Ehmmm. ya." Balas Zea pipinya memerah.
Zea jadi teringat Mama Al Jovano saat bertemu tadi, ketika Al di jemut di rumahnya, wanita itu begitu ramah dan lemah lembut, "Titip Hati Al ya... " Pesan Mama Hany tadi membuat Zea tersenyum dan bersemangat.
Zea memejamkan mata berharap akan cerita untuknya yang lebih baik dan bahagia, Zea memeluk guling dan berdoa esok hari dimana Al Jovano berangkat ke Korea, semoga esok dirinya bisa menemui tanpa beban sesak di dadanya.
***
...please ya jangan lupa jejaknya para pembaca... 🙏🙏🙏❤...