Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Mbk suci pun membantu mbok Sumi untuk mengumpulkan barang yang berjatuhan di bawah sana karena mbk suci kasihan melihat mbok Sumi yang kesusahan dalam mengambil barang tersebut.
"Sini mbok biar suci bantu," sahut mbk suci mengambil barang barang Felysia yang terjatuh.
"Makasih ya nduk," ucap mbok Sumi berterima kasih.
"Iya," jawab singkat mbk suci.
Saat mbk suci mengambil barang terakhir yaitu kertas dari rumah sakit membuat mbk suci penasaran karena setahunya Felysia tidak pernah mengeluhkan sakit apapun kecuali mual kemarin dan juga lemas di badannya.
Mbk suci pun segera membuka amplop yang membungkus kertas tersebut dan betapa terkejutnya dengan surat yang ia baca karena di sana menunjukkan sesuatu yang seharusnya bukan untuk Felysia namun sayangnya saat mbk suci melihat nama yang tertera ada nama Felysia.
Yap mbk suci menemukan tes kehamilan Felysia dan juga foto USG nya tadi saat di rumah sakit dan bodoh nya Felysia lupa untuk menyimpan tas nya sehingga sekarang bisa di lihat oleh mbk suci.
Tak lama Felysia pun selesai dengan acara mandinya dan masuk ke dalam kamarnya dan melihat mbk suci pun berencana untuk menyapa mbk suci.
"Mbk suci," sapa Felysia masih biasa saja namun saat mbk suci menoleh dia tiba-tiba terdiam tak bergerak saat ia melihat mbk suci sedang membaca kertas yang seharusnya ia sembunyikan untuk sekarang ini.
"Udah selesai mandinya nduk?" tanya mbok Sumi yang belum mengetahui bagaimana situasinya sekarang ini.
Tak ada jawaban sama sekali membuat mbok Sumi melihat ke arah Felysia dan juga mbk suci yang terus Ama memandang satu sama lainnya tanpa tahu apa pun.
"Mbk, fely bisa jelasin!" sahut Felysia bergerak ke arah mbk suci sudah melihat Felysia Dnegan raut wajah marahnya namun mbk suci langsung pergi dari kamar Felysia dan segera menuju ke ruang tamu dengan mbok suci juga yang mbk suci ajak ke sana.
"Mbok, ayo kita ke ruang tamu dan kamu fely setelah selesai bersiap kamu segera ke ruang tamu juga!" sahut mbak suci meninggalkan kamar Felysia.
Felysia pun terdiam namun langsung bersiap dan mengganti pakaiannya karena tadi dia hanya menggunakan handuk saja, setelah itu dia pun segera menuju ke ruang tamu diana mbk suci dan mbok Sumi yang sudah menunggunya.
Saat Felysia datang raut wajah mbk suci sudah berubah tak seperti saat berbicara dengan mbok Sumi yang sangat sumringah tadi namun saat dengan Felysia mbk suci malah menunjukkan tampang garangnya.
Felysia pun duduk di depan mbk suci dan juga mbok Sumi, dia seperti sedang di sidang oleh Merkea berdua namun mbok Sumi masih belum sadar ada masalah apa sehingga mbok Sumi hanya diam saja.
"Apa ini?!" tanya mbk suci dengan nada marahnya dan melempar kertas dan juga hasil USG fely ke meja depannya.
"Mbok Sumi, mbk suci, Felysia minta maaf!" ucap Felysia dengan banyak banyak penyesalan karena dia sudah tidak bisa membela dirinya lagi karena dia memang salah dan berhak untuk di marahi atau pun di hukum.
"Ada apa nduk?" tanya mbok Sumi bingung karena Felysia malah tiba-tiba meminta maaf tanpa tahu apa sala dari Felysia.
"Fely, lihat mbk!" bentak mbk suci tidak bisa mengontrol emosinya minat Felysia yang malah hanya menundukkan kepalanya saja.
"Suc, jangan keras keras kalau ngomong. Kamu ini kenapa sih kok fely langsung kamu bentak kayak gitu," sahut mbok Sumi tak terima jika sang anak di bentak seperti itu.
"mbok tanya saja sama Felysia hal apa yang sudah ia lakukan!" sahut mbk suci Dnegan emosi namun sudah Riska terlalu kencang karena takut jika para tetangga dengar suaranya yang besar itu.
"Ada apa nduk?" tanya mbok Sumi main Felysia tidak menjawab dan hanya menangis saja.
"Jawab kalau mbok Sumi tanya!" sahut mbk suci.
"Mbok, mbk maafin Fely! sebenarnya..... sebenarnya fely sekarang ini sedang hamil." ucap Felysia membuat mbok Sumi diam seketika dan merasa kaku sekali pada tubuhnya mendengar hal yang sungguh tidak pernah mbok Sumi harapkan sekarang ini.
"Astaga nduk kenapa bisa?!" tanya mbok Sumi dengan air mata yang sudah mengalir deras.
Mereka pun saling diam satu sama lain dan hanya mbok Sumi saja yang terus menangis dan merasa tak percaya dengan Felysia yang sedang hamil padahal dia belum punya suami.
"Siapa ayahnya?" tanya mbk suci yang sudah lebih baik lagi menahan emosinya karena menurutnya tidak baik jika menggunakan emosi karena pasti ini juga berat untuk Felysia.
"Fely, mbk suci tanya siapa ayahnya?!" tanya mbk suci namun Felysia hanya diam saja dan menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin memberitahukan kepada mbk suci dan juga mbok Sumi tentang identitas ayah bayinya yaitu bos nya sendiri.
"Kenapa kamu tidak ngomong nduk?" sahut mbok Sumi.
"Fely gak mau bahas itu mbk, mbok!" sahur Felysia.
Mereka pun paham pasti berat untuk Felysia hingga dia tidak mau membahas soal ayah sang jabang bayi meski pun nantinya mbk suci juga akan tahu siapa karena Felysia akan mengatakan yang sebenarnya.
"Berapa minggu?" tanya mbk suci mengalihkan pembicaraan dari ayah sang bayi karena seperti nya bukan waktu nya untuk bertanya hal itu.
"Lima minggu," jawab Felysia.
"Apa! Lima minggu." ucap mbk suci kaget dengan perkataan Fely.
"Sudah nduk, ini semuanya sudah terjadi jadi lebih baik sekarang kita rawat saja ya kandungan kamu hingga bayi ini lahir." ucap mbok Sumi yang sudah menerima keadaan karena bagaimana pun ini semuanya sudah terjadi.
"Mbok, suci mau ngomong sama fely berduaan boleh?" izin mbk suci yang sangat ingin berbicara dengan rekan kerja, tetangga dan juga orang yang sudah ia anggap sebagai adiknya ini.
"Iya, nduk." jawab mbok Sumi.
Mbk suci pun membawa Felysia ke kamar fely untuk berbicara empat mata dengannya dan berbicara dari hati ke hati mengutarakan semua isi hati yang belum bisa Felysia ungkapkan tadi karena ada mbok Sumi.
Setelah mengunci pintu mbk suci pun segera membawa Felysia untuk duduk di tepi ranjang dan memegang tangan Felysia dan saling memandang satu dengan yang lainnya.
"Fely, mbk tahu kamu menyembunyikan sesuatu kepada mbk suci!" sahut mbk suci.
"Bukan begitu mbk, tapi Felysia belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya." ucap Felysia dengan air mata yang sudah mengalir lagi deras seperti air terjun saja.
"Siapa ayahnya?!" tanya mbk suci lagi.
Felysia mau tidak mau pun memberitahukan kepada mbk suci tentang siapa asal usul ayah dari jabang bayi yang sedang ia kandung sekarang ini.
"Pak Zico." jawab Felysia singkat padat jelas, namun mbk suci yang mendengarkan hal itu pun terkejut bukan main bahkan dia sudah menganga mendengar siapa ayah dari bayi yang berada di perut Felysia.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil