Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Merusak pakaian Irman
"Minumlah, kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi kok," ucap Chika.
Astin mengangkat sebelah alisnya, memang dia tidak tahan alkohol, namun kalau segelas sampanye saja, Dia pikir dia masih bisa bertahan, lagi pula di kehidupannya yang lalu dia benar-benar tahan terhadap berbotol-botol alkohol.
Tapi tempat dia berada sekarang berbeda, jadi Tentu saja dia perlu adaptasi.
"Apa yang harus kulakukan untuk menarik perhatiannya?" Naira berbisik pada Chika, tampak perempuan itu sangat gugup.
"Uh,,," Chika mengerutkan keningnya dengan bingung, "aku juga tidak tahu. Dia tidak pernah melirik ke arah lain selain pada lawan bicaranya saja," ucap Chika.
"Tapi Bukankah pria itu berkenalan dengan ayahmu, Bagaimana kalau kau menyapanya dan mengajak aku?" Ucap Naira dengan mata berbinar-binar menatap Chika.
"Oh,, tapi,," Chika merasa canggung, dia sebenarnya tidak menginginkan Naira dekat dengan Irman, sebab akan bagus kalau dialah yang dekat dengan pria itu.
Tetapi belum selesai Chika berbicara, Naira sudah menariknya hingga mereka mendekati dua pria itu.
"Ha,, halo paman," Chika berbicara dengan canggung, namun wajahnya masih memperlihatkan senyuman yang tulus.
"Chika, kau juga di sini?" Pria paruh baya di sana terkejut melihat kedatangan Chika.
Sementara Naira yang ada di sana , dia bersikap anggun menyematkan rambutnya ke belakang telinganya dan pipinya tampak merona karena dia begitu dekat dengan Irman.
Sementara Irman yang melihat kedatangan dua perempuan itu pun langsung tahu apa maksud mereka, ini sudah menjadi kebiasaan.
Dia merasa kesal dan bosan, dan mengalihkan tatapannya ke tempat lain.
Tatapannya langsung terhenti pada Astin yang tampak menatap ke arah mereka tetapi tatapan perempuan itu bukan terkunci ke arahnya melainkan pada perempuan yang ada bersama-sama dengannya.
Cantik.
Itu adalah satu kata pertama yang muncul di benak Irman.
Astin yang melihat Naira pun tersenyum mengejek, keacuhan menghiasi wajahnya membuat Irman merasakan jantungnya tiba-tiba berdegup.
Ini pertama kalinya ia melihat seorang perempuan yang tidak tertarik padanya, Bahkan mereka begitu dekat namun perempuan itu tidak berusaha untuk mendekatinya, sama sekali tidak ada niat untuk menarik perhatiannya.
Astin pun tidak menyadari tatapan Irman, dia hendak berbalik untuk pergi dari sana ketika tiba-tiba saja gaunnya tersangkut pada sebuah pajangan.
"Ahh," Astin melototkan matanya dengan begitu pasrah ketika dia berpikir akan terjatuh dengan keras dan membuat keributan.
Tetapi tiba-tiba saja sebuah lengan kekar meraih punggungnya dan lengan yang kekar yang lainnya meraih pinggangnya hingga membuatnya tertahan di udara.
Sampanye yang ada di tangannya pun tertumpah mengenai pakaian pria yang menyelamatkannya itu.
"Irman,,," Naira berbalik melihat kejadian tersebut, dia menjadi sangat marah gara-gara Astin yang berusaha merebut pria yang ia sukai.
Sementara Astin yang ditolong oleh Irman, dia mengerjapkan matanya dua kali, pria ini benar-benar tampan tapi lebih tampan suaminya.
"Anda baik-baik saja?" Tanya Irman membantu Astin berdiri dengan tegap.
Telinga pria itu sedikit memerah, tampaknya baru saja tersipu karena melihat kecantikan Astin.
"Ya, Terima kasih banyak," Astin membungkuk 90°, merasa begitu lega.
Namun ketika dia kembali berdiri tegap, dia melototkan matanya melihat kemeja pria dihadapannya telah basah karena sampanye yang ia tumpahkan dan orang-orang melihat ke arah mereka dengan tatapan prihatin.
Naira menggigit Bibir bawahnya, 'akulah yang seharusnya berada di sana!' ia hendak melangkahkan kaki untuk memarahi Astin ketika tiba-tiba saja lengannya ditahan oleh Chika.
"Jangan, kau bisa mendapat masalah," kata Chika yang yakin sekali bahwa Irman pasti akan murka gara-gara Apa yang dilakukan oleh Astin.
Perempuan itu telah menyiram baju mewah milik Irman, jadi pastinya Irman akan murka besar.
"Maaf," Astin dengan cepat membuka tasnya, ia mengeluarkan sapu tangan berwarna pink dengan corak bunga warna putih di sana.
"Silakan gunakan ini untuk mengelapnya, ah,, kebetulan di mobil Saya ada pakaian ganti untuk pria, sepertinya cocok dengan anda, saya akan mengambilnya terlebih dahulu. Silakan tunggu saya di toilet pria," ucap Astin dengan sedikit kepanikan.
Orang-orang yang ada di sana tampak mencibir aksi Astin, mereka semua satu dugaan tentang kelanjutan dari peristiwa tersebut, pastinya Irman akan memarahi perempuan itu, tetapi kemudian mereka terkejut ketika Irman dengan tenang mengambil sapu tangan itu.
Setelah sapu tangannya menghilang dari tangan Astin, Astin tidak menatap pria dihadapannya lagi, dia buru-buru pergi dari sana sambil mengangkat gaunnya untuk mendapatkan pakaian di mobilnya.
Chika tercengang, bagimana bisa...?
dasar ular kadot