satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
ini karya murni yah, tanpa ada unsur plagiat sama sekali, jadi dilarang keras untuk melakukan unsur plagiat 🥺
dan bila ada kesamaan nama tokoh utama ataupun nama tempat mohon di maklumi yah. namanya aja kehidupan Iyah kan 😁
jadi selamat menikmati karya ku🫰buat kalian.
🌺🌺🌺🌺
kedua gadis cantik seperti layaknya seorang pencuri.
"aduh sya sumpah, gue nggak sanggup." ujar Kania dengan tubuh yang ia sembunyikan dibawah kaca jendela.
"aduh Kania belum juga dicoba udah sumpah sumpah nggak bisa aja." rengek Tasya sembari memposisikan dirinya seperti Kania."ini ngapain juga, kok jadi kayak pencuri gini kita." sambung Tasya dan mulai menyadari dengan apa yang tengah ia lakukan bersama sahabatnya itu tak benar.
"di coba di coba enteng bener tuh mulut, nih yah jantung dalam diri aku serasa mau copot tau nggak." ungkap Kania sambil menaruh tangannya didada seperti ingin memberi ketenangan pada dirinya sendiri.
setelah kesepakatan antara Kania dan Tasya. tak ingin menunggu terlalu lama lagi Tasya pun menyuruh Kania untuk langsung melaksanakan perintah darinya. tentu imbalan yang hampir terlampau sepadan akan didapat oleh Kania, kalau ia berhasil melaksanakan syarat yang diberikan Tasya pada dirinya.
"lebay, mulai deh lebay nya. tapi berhubung aku temen yang baik biar aku kasih solusi. tapi sekarang kita berdiri dulu malu tau dilihat orang banyak, ayok cepet! " ajak Tasya, memberi uluran tangan pada Kania agar gadis itu juga berdiri seperti dirinya sekarang.
Kania yang seperti tengah mendapat keringanan dari Tasya. tanpa berfikir panjang, tangan uluran dari Tasya pun langsung ia Terima.
"gimana?" tanya antusias Kania."tapi jangan yang aneh-aneh lagi." lanjut Kania seakan memberi peringatan pada Tasya agar tak meminta untuk dirinya melakukan hal lebih bodoh lagi.
"negatif mulu perasaan, kali ini cuman sekedar nasehat ringan nggak lebih." jelas Tasya.
"nasehat! emang aku lagi ada dijalan sesat." protes Kania hampir tak mengerti lagi dengan jalan fikiran sahabat satu-satunya itu.
Tasya tersenyum mengejek kearah Kania. karna kebaikan hatinya ternyata tidak disambut baik oleh gadis yang masih saja gugup tak menentu.
"hehehe." tawa Tasya tapi terdengar seperti ejekan. "aduh Kania sayang! bisa nggak sih tuh pemikiran di bersihin biar yang masuk cuma hal baik aja, nggak buruuuk doank yang dimasukin. kan gini jadinya aku yang kenak, kebaikan dari wanita cantik ini kamu anggap keburukan." ucap Tasya.
Bukannya malah mendengarkan ucapan Tasya. ia lebih memilih menatap pria, yang tengah duduk di bangku pinggir jendela hingga sinar matahari mampu menjadi cahaya penerang untuk wajah tampan dan terlampau sempurna. lengan seragam sekolah dilipat selengan hingga memperlihatkan otot indahnya.
Akan tetapi Kania tak tergoda sedikitpun, karna ternyata pria yang menjadi objek penglihatan nya itu adalah pria yang diceritakan oleh Tasya selama ini dan tak lain bernama Garvin reviano ananta pria terpopuler di SMA internasional school.
"sekarang kamu lihat! anggep itu adalah kota London, keindahan dari Tower Bridge yang ada di London. kamu pengen ke London, karna pengen ke tempat tu kan." ucap Tasya sembari tangan ia tunjukkan pada pria objek utama yang akan menjadi sasaran untuk Kania menjalankan aksinya.
"Tower Bridge, tapi itu indah banget masa disamain ama tuh cowok." sahut Kania tak Terima tempat yang selama ini ia impikan harus disamakan dengan pria yang bahkan menurut nya tak setampan atau tak seindah dengan cerita Tasya selama ini.
"Kania! " sentak Tasya.
"apa?" dengan wajah polos Kania menimbali panggilan dari sahabatnya.
Tasya berdecak kesal, karna kini ia sudah hampir berdiri di depan kelas Garvin pria tampan yang ia kagumi. selama hampir setengah jam sudah dan Kania tak melakukan apapun. hanya berdebat seperti orang bodoh, bahkan kini dirinya mendapat tatapan tak mengenakkan dari sorot mata siswa siswi yang tengah berlalu lalang.
"ya ampun Kania, bener-bener katarak yah tuh mata. itu Garvin kania, dia pria paling tampan disekolah ini, kok bisa dengan gampangnya kamu ngomong kalok dia nggak sebanding dengan Tower Bridge. udah ayok sini habis juga kan akhirnya kesabaran aku." Tasya menarik tangan Kania untuk menuju ke pintu masuk kelas Garvin berada.
"eh sya jangan gila mau dibawa kemana nih aku?" tanya Kania yang masih belum faham dengan sikap Tasya.
Tasya menghentikan langkah kakinya tepat didepan pintu kelas Garvin dan kini ia sudah menatap kearah Kania.
"maafin aku yah kan, tapi aku janji bakal beriin apa yang udah kita sepakati dari awal. dan untuk itu sekarang kamu lakuin semuanya dengan bener yah." ucap Tasya dan tanpa aba-aba kini tangan nya langsung mendorong tubuh Kania kedalam kelas Garvin.
tanpa pertahanan yang kokoh, Kania pun dengan mudahnya masuk kedalam kelas Garvin akibat dorongan dari sahabatnya sendiri.
Semua siswa siswi menatap kearah Kania berada, untung saja saat itu sedang jam istirahat jadi tak begitu banyak siswa dikelas itu. akan tetapi meski tak banyak orang disana, dapat dengan mudah membuat debaran jantung Kania tak karuan.
Mata pria yang akan menjadi objek sasaran untuk ia melakukan aksinya itu sekarang tengah menatap teduh kearah Kania berada. Kania berkedib dengan cepat pertanda tengah gugup dan tak tahu harus melakukan apa?
"gila, kok kayak mau mati gini yah." batin Kania.
Bersambung.
Selamat membaca, jangan lupa untuk berikan dukungan penuh untuk karya ku yah 😊
biar aku semangat untuk menulis yuk beri like di setiap chapter nya yah 😇
Oh Iyah salam kenal untuk kalian para pembaca karya aku 🥰