Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Curhatan Valen pada ibunya Aldo}
Valen begitu menikmati kebersamaan dia dengan anak-anak panti, Valen pun diajak oleh mereka untuk bermain bersama ditaman. Sedangkan Aldo sedang mengobrol diteras depan rumah.
Sedari tadi Valen selalu ditarik oleh anak-anak untuk bermain bersama, dari kejauhan terlihat Aldo melihat Valen dengan senyuman.
"Sepertinya kamu begitu menyukai dia." ucap Ibu Nisya yang bisa menebak jika Aldo begitu menyukai Valen.
"Pasti bu, apalagi rencana kita akan menikah sudah semakin mendekat, dari pihak keluarga Valen menginginkan jika kami secepatnya menikah. Tapi aku malu bu, ibu tahu sendiri jika aku hanya anak yatim piatu." Keraguan Aldo tentang itu makin terasa apalagi dia sadar diri siapa dirinya.
"Ibu tahu nak, tapi bagaimana respon keluarga mereka?" tanya Ibu Nisya pada Aldo.
"Respon mereka baik bu, bahkan mereka tak mempermasalahkan akan kondisi Aldo sekarang ini. Mereka begitu baik, bahkan mereka begitu mendukung kami berdua." penjelasan Aldo pada ibu Nisya, ibu Nisya menepuk pundak Aldo.
"Berarti itu tandanya kalian berjodoh, ibu tahu masalah kamu dengan wanita yang pernah kamu dekati. Setidaknya kamu tahu semua tentang dirinya jika wanita itu tak baik untukmu tapi akhirnya kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik kan. Kamu harus jaga dia baik-baik dan sayangi dia." pesan ibu Nisya yang mendukung pilihan Aldo yang sudah seperti dianggap putranya sendiri.
"Aldo janji akan selalu ingat pesan ibu." jawab Aldo yang begitu bahagia ternyata segala permasalahan dalam hidupnya berakhir bahagia walaupun membutuhkan waktu cukup lama meraih kebahagiaan itu.
"Lalu setelah ini apa yang akan kamu lakukan untuk menyakinkan keluarga mereka?" tanya Ibu Nisya pada putranya.
"Mungkin Aldo akan mengajak ibu menemui keluarga mereka sebagai tanda keseriusan Aldo." permintaan Aldo pada ibu Nisya.
"Baiklah nak, ibu akan bantu kamu." jawab Ibu Nisya yang begitu terharu putranya sekarang sudah semakin dewasa.
Dari kejauhan ada Leo yang lari menghampiri kak Aldo.
"Kakak, Ayo kita main bersama." Leo menarik tangan Aldo, mau tidak mau Aldo harus mengikuti Leo yang tak sabar bermain dengannya.
Sedangkan Valen merasa kelelahan sedari tadi anak-anak mengajak bermain dengannya, hingga Valen memilih untuk istirahat diteras depan rumah. Tidak lupa juga Valen mengeluarkan roti yang kemarinnya dia beli dan mulai dia bagi satu-persatu untuk mereka.
Valen duduk santai sambil menikmati roti yang dia beli, tiba-tiba ibu Nisya datang membawa minuman untuk diriny.
"Ini minumannya." kata Ibu Nisya yang mempersiapkan minuman untuk dirinya.
"Terimakasih bu." jawab Valen pada ibu Nisya, mereka berdua duduk bersama diteras depan rumah.
"Ternyata Lelah juga mengurus anak-anak, mereka tidak mau berhenti.."kata Valen yang sudah lelah mengikuti permainan mereka.
" Ya begitulah, anak-anak semakin besar semakin aktif. " jawab ibu Nisya.Ibu Nisya langsung melirik kearah Valen.
" Apa boleh ibu tanya sesuatu sama kamu?" tanya Ibu Nisya pada Valen.
"Boleh bu." jawab Valen pada ibu Nisya yang begitu terlihat penasaran dengan dirinya.
"Kalian berdua saling berkenalan dimana?" tanya Ibu Nisya, Langsung saja Valen bercerita awal pertemuan mereka. Hingga dia dengan berani mengakui siapa sebenarnya dirinya.
Saat dia bercerita tentang kehidupannya, ibu Nisya sedikit sedih dengan apa yang dialami Valen.
"Jadi begitu bu, mungkin saya salah kenapa harus berbohong. Tapi saya benar-benar kecewa dengan kejadian itu dan lebih mengubah pola pikiran saya untuk menyembunyikan identitas saya yang sebenarnya. Apa yang saya lakukan ini hanya untuk mendapatkan seseorang yang sebenarnya tulus pada saya. Dari itulah saya mulai Berhati-hati ." kata Valen dengan posisi kepala menundukkan.
Ibu Nisya langsung merangkul Valen. "Ibu tahu bagaimana rasa kecewamu itu, tapi cobalah jadikan pelajaran hidup untuk kamu. Hidup tak selalu bahagia, pasti ada masa bahagia dan sedih. Yang pasti kamu harus yakin jika suatu hari nanti kamu mendapat kebahagiaan. Jangan jadikan beban tapi jadikan koreksi pada diri kita, dan ingat selalu banyak bersyukur dengan apa yang kita miliki. Seperti hari ini, kamu mengenal seorang pria yang betul-betul sayang padamu. " ibu Nisya melirik dari arah depan, siapa lagi jika bukan Aldo yang sedang bermain - main dengan anak panti.
Seketika Valen mengerti apa yang dimaksudkan oleh ibu Nisya, Reaksi Valen mulai berubah dengan ekpresi malu.
" Sudahlah, untuk apa kamu malu, Kamu seharusnya bersyukur bisa bersatu dengan pria yang benar-benar sayang padamu . Memang Aldo sifatnya seperti itu, pekerja keras dan juga sering membantu anak-anak panti disini. Sampai dia lupa waktu untuk dirinya sendiri. Apalagi ibu sudah menganggap Aldo seperti putra ibu sendiri." jawab ibu Nisya.
"Maaf kalau saya boleh tanya, kemana ya orang tuanya Aldo sekarang ini?" tanya Valen yang penasaran dengan Aldo yang sebenarnya.
"Ibu tidak tahu dimana orangtua Aldo sekarang ini nak, karena kami menemukan Aldo didepan pintu rumah kami dan posisi Aldo ada di dalam keranjang bayi dengan sepucuk surat yang tertulis jika bayi itu diberi nama Aldo dan ada kalung juga dengan uang tunai. Ibu dan suami ibu pun sepakat merawat aldo. Apalagi ibu belum Memiliki momongan, dan kehadiran Aldo membuat keluarga kami semakin bahagia. Sampai pada akhirnya suami ibu meninggal karena sakit dan mulailah ibu membuka panti asuhan ini dan mencoba untuk merawat anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu." ibu Nisya bercerita tentang kehidupan saat masih ada suaminya sampai keluarga Ibu Nisya menerima kehadiran Aldo ditengah-tengah keluarganya.
Mendengar cerita dari ibu Nisya, Valen merasa terharu betapa sayangnya mereka pada Aldo. walaupun dia bukan anak kandung mereka, tapi ibu Nisya begitu memberikan kasih sayang yang begitu besar.
"Maaf kalau membuat kamu bersedih." kata ibu Nisya pada Valen.
"Tidak bu, hanya sedikit kagum saja, betapa besar sayang ibu pada Aldo." jawab Valen yang merasa terharu.
"Karna sayangnya ibu pada Aldo, ibu selalu menganggap Aldo bagaikan anak kandung. Tapi jika suatu saat nanti Aldo bertemu dengan orangtuanya, ibu tak pernah larang. Itu hak Aldo untuk kembali pada orangtuanya." kata ibu Nisya yang sedikit merasa sedih jika harus jauh dari Aldo.
"Saya tahu pasti ibu sedih, tapi semuanya biarkan Aldo yang memilih bu." jawab Valen yang mencoba menyemangati ibu Nisya.
Ibu Nisya membalas dengan anggukkan, setelah setengah jam mengobrol akhirnya mereka semua bersiap untuk istirahat. Sedangkan Valen sibuk didapur membantu ibu Nisya memasak, anak-anak sedang berkumpul diruang tengah. Mereka asyik menggambar dan mewarnai.
Aldo duduk menemani anak-anak diruang tengah juga, setelah Valen selesai beres-beres akhirnya makan siang sudah siap juga. Valen membantu membagikan piring mereka masing-masing, Valen dan Aldo menikmati makan siang mereka.