Di dunia yang memadukan sihir kuno dengan teknologi modern, seorang prajurit muda bernama Shaka bermimpi besar untuk menjadi Raja Ksatria. Demi mencapai tujuannya, Shaka mendirikan guild bernama Red Wings, tempat berkumpulnya para petualang pemberani dan unik. Setiap anggota Red Wings memiliki keterampilan dan tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya berjuang demi mimpi Shaka yang ambisius: membangun era baru bagi para ksatria.
Impian Shaka untuk menjadi Raja Ksatria tak lepas dari pengaruh legenda Jovan Ardent, seorang ksatria pertama di dunia ini yang hidup seribu tahun lalu. Jovan tidak hanya menjadi tokoh legendaris; ia dianggap sebagai pendiri tatanan ksatria yang memengaruhi seluruh dunia hingga hari ini. Selama hidupnya, Jovan membawa kehormatan dan kekuatan yang mendefinisikan para ksatria sejati dan meninggalkan jejak sejarah yang memicu munculnya banyak pahlawan, termasuk Shaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bentrok part 2
Yaso saat ini tidak bisa bergerak karena tertindih oleh Valerie, nenek tua dengan tubuh gemuk yang menindihnya dengan kekuatan berat luar biasa. Yaso merasakan tulangnya remuk sedikit demi sedikit dan nafasnya semakin sesak. Valerie menatapnya dengan senyum puas. "Jangan bergerak, itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri!"
Yaso menoleh kepadanya dengan susah payah dan menjawab, "Aku tertindih olehmu saja sudah sakit, dasar nenek tua!"
Mendengar kata-kata itu, Valerie marah. Ia menaikkan berat badannya menjadi lebih berat lagi, membuat Yaso semakin kesakitan. Valerie sangat tidak suka dipanggil nenek tua. "Aku masih muda! Aku berumur 63 tahun!"
Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berlari terdengar oleh telinga Yaso. Ternyata, itu adalah Sun Ling. Sun Ling langsung memutar-mutar tongkatnya dan menghantam Valerie dengan kekuatan luar biasa, membuatnya terhempas dan menabrak tiga bangunan sekaligus.
"Yaso, kau tidak apa-apa?!" ucap Sun Ling dengan penuh kekhawatiran.
Yaso menjawab, "Terima kasih! Punggungku sangat sakit!"
Sun Ling menyentuh punggung Yaso dan menggunakan sihir teknik pembalik yang bisa mengembalikan luka-luka menjadi sembuh seperti semula. Setelah sembuh, Sun Ling menyuruh Yaso untuk segera pergi, sementara dia sendiri akan berhadapan dengan Valerie.
Namun, saat Yaso bangkit kembali, Valerie sudah berjalan menuju arah mereka. Sebelum Yaso pergi, ia melemparkan bubuk cabai yang banyak ke arah muka Valerie dengan cepat, membuatnya terkejut dan kesakitan. Yaso kemudian berkata, "Sisanya kuserahkan padamu!"
Sun Ling menyeringai dan menjawab, "Ya! Serahkan saja padaku!"
Valerie merasakan perih di matanya akibat bubuk cabai tersebut. Sun Ling langsung menghantamnya kembali dengan tongkatnya, kali ini membuat Valerie terhempas hingga menabrak lima bangunan sekaligus.
"Ya, kau harus ingat aku nenek tua! Aku adalah Sun Ling, anggota baru dari Guild Red Wings!" ucap Sun Ling dengan penuh percaya diri.
Valerie terbangun dengan wajah marah, mencoba bangkit lagi untuk melawan Sun Ling, tapi Sun Ling sudah siap dengan tongkatnya. Sementara itu, Yaso berlari menjauh, memastikan dirinya aman dari pertarungan tersebut. Di kejauhan, pertarungan antara anggota Guild Red Wings dan bawahan Baran terus berlangsung sengit, menunjukkan bahwa perjuangan mereka untuk mengalahkan Baran dan merebut kembali Negeri Silver tidak akan mudah, tetapi mereka tidak akan menyerah begitu saja.
Valerie bangkit kembali dan memantul-mantulkan dirinya ke tanah, melaju cepat ke arah Sun Ling dan menabraknya dengan keras. Serangan itu membuat Sun Ling terhempas dan menabrak lima bangunan, sama seperti Valerie sebelumnya. Sun Ling kembali berdiri dengan susah payah dan berteriak, "Nenek nenek sialan!" Namun, ia merasakan ada yang aneh pada tangan kanannya. Ketika melihat ke arah tangannya, Sun Ling terkejut mendapati tangannya sudah patah. Valerie tertawa terbahak-bahak. "Kau mungkin menghempasku sampai menembus lima bangunan, tapi kau tidak melukaiku sama sekali, tahu!"
Sun Ling sangat terkejut mendengar hal itu. Dengan cepat, ia menggunakan sihir teknik pembalik yang seketika menyembuhkan tangannya kembali normal. Valerie mengamati dengan penuh minat. "Oh? Teknik pembalik ya? Menarik sekali."
Sun Ling mengangkat tongkatnya dan tersenyum sinis. "Sepertinya aku harus mulai serius sekarang!" Keduanya itu saling menatap dengan senyum sinis, siap untuk pertarungan yang lebih sengit.
Sementara itu, Yaso yang tengah berlari, tiba-tiba bertemu dengan Maxwell. Tanpa peringatan, Maxwell langsung menyerang Yaso dengan awan-awan yang dimanipulasinya, membuat Yaso terhempas ke bangunan dan menempel di sana. "Apa-apaan ini?! Kenapa awan ini terasa sangat lengket?!"
Maxwell tersenyum licik. "Aku bisa memanipulasi awan menjadi tipe yang kuinginkan. Jika aku ingin awan keras, maka kuubah awan itu menjadi keras. Jika aku ingin awan itu lengket, aku juga bisa mengubahnya."
Yaso berusaha keras untuk membebaskan dirinya dari cengkraman awan lengket itu, namun sebelum ia berhasil, Maxwell menciptakan sebuah palu raksasa dari awan yang mengeras. Maxwell langsung menyerang Yaso dengan palu raksasa itu, membuat Yaso terhempas sekali lagi.
Maxwell memandang Yaso yang terkapar dan berkata dengan nada mengejek, "Aku heran kenapa ksatria lemah seperti kalian berani melawan kami?"
Di sisi lain, di dalam Velvet Room milik Rouge, Rouge telah sadar dan ia keluar melihat Nei, Ray, dan Panda sedang menunggunya. Saat mereka bertiga melihat Rouge, mereka langsung memeluknya dengan penuh kesenangan.
"Rouge! Kami sangat khawatir!" seru Ray dengan mata berbinar.
Nei lalu berkata, "Sebenarnya ini apa, Rouge?"
Rouge menjelaskan, "Ini adalah wilayah absolut kecil milikku, Velvet Room, di mana waktu tidak akan bekerja di sini." Rouge kemudian menghilangkan Velvet Roomnya dan kini mereka berada di atas lautan dengan hari yang sudah malam.
Ray terkejut dan berkata, "Apa?! Kenapa sudah malam?!"
Nei dan yang lainnya juga terkejut. Rouge menjawab dengan tenang, "Sudah kubilang, waktu tidak akan bekerja di wilayah absolut kecilku."
Tiba-tiba, ShellVP mereka berbunyi dan Nei mengangkatnya. Ternyata itu adalah wakil kapten dari Guild Heart Wings, Tabitha, yang berkata bahwa mereka telah menghubungi mereka berulang kali. Guild Red Wings kehilangan komunikasi selama 12 jam. Tabitha menyuruh Nei untuk segera pergi ke arah selatan karena di sanalah lokasi dari Pulau Kura-Kura.
Nei pun mengikuti instruksi mereka, mengarahkan pesawat ke selatan. Ray berkata dengan khawatir, "Apakah mereka berhasil?"
Nei mengemudi dengan cemas, memikirkan Shaka dan yang lainnya. "Entahlah," jawabnya dengan nada penuh ketidakpastian.
12 jam yang lalu di Negeri Silver, pertarungan masih berlangsung sengit. Ledakan terjadi di sana-sini. Sawyer dan Shaka masih berusaha keras bertarung dengan Baran. Baran tersenyum sinis dan berkata, "Sayangnya aku ingin menghabisi kalian berdua satu per satu." Baran tiba-tiba berada di belakang Shaka dan menendang kepalanya hingga Shaka terhempas ke lantai bawah.
Sawyer sekarang berhadapan seorang diri dengan Baran. Baran menoleh sedikit demi sedikit dengan senyuman sinis. "Ada yang harus kubicarakan denganmu, Sawyer," ucapnya dengan nada mengancam.
Shaka terhempas sampai ke lantai bawah, namun beruntung ia hanya merasakan sakit sedikit karena ia melapisi kepalanya dengan Ki. Di lantai bawah, ia bertemu dengan Max untuk kedua kalinya. Max menyeringai melihat Shaka yang terjatuh di hadapannya. "Lama tidak bertemu, God Hand," katanya dengan nada mengejek.
Shaka bangkit perlahan, menatap Max dengan tatapan tajam. "Max... Kau masih ada di sini?"
Max mengangkat bahu. "Baran punya rencana untukku. Tapi sepertinya kau yang harus kuselesaikan dulu."
Shaka mengepalkan tangannya, "maaf max, aku tidak bisa" jawab Shaka dengan penuh tekad.
Sementara itu, di atas, Sawyer dan Baran masih bertarung sengit. Sawyer mengeluarkan seluruh kekuatannya, namun Baran tetap terlihat tak terkalahkan. "Kau tahu, Sawyer, meskipun kau kuat, tapi kalian tak akan bisa mengalahkan kami," ujar Baran dengan nada mengejek.
Sawyer hanya tersenyum. "Kami tidak akan menyerah. Kami akan mengalahkanmu dan membawa kedamaian kembali."
-BERSAMBUNG-