SEKUEL : "MENIKAHI MAFIA"
Elard Frey Ardolph seorang mafia kejam terpaksa menikah dengan sahabat dari adiknya karena sebuah rencana gila dari mommynya.
Sedangkan seorang wanita cantik yaitu Aneisha Cheryl Adiguna harus menjadi seorang yatim piatu karena sebuah kecelakaan yang menimpa orang tuanya.
Tidak ada niatan untuk menikah dekat-dekat ini namun siapa sangka bahwa dia akan menikah dengan kakak dari sahabatnya sekaligus anak majikan dari orang tuanya.
Elard yang menganggap bahwa Neisha memanfaatkan keluarganya pun terus saja menggoreskan luka di hati Neisha padahal dia sudah menjadi istrinya.
"Ayah ibu, Neisha pingin ikut kalian!" batinnya karena tidak kuat dengan penyiksaan yang di alaminya.
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6_Yatim Piatu
"AYAH..... IBU... JANGAN TINGGALIN NEI, KALAU KALIAN PERGI NEI SAMA SIAPA??!!" teriak gadis tersebut.
🥕🥕🥕
Setelah itu Neisha merasa kepalanya sangat pusing sekali hingga tak lama dia merasa matanya buram dan seketika tak bisa melihat apa pun, dia jatuh pingsan di samping jenazah orang tuanya.
"Nei!"
"Neisha!" Teriak semua orang yang berada di sana, saat itu bertepatan dengan masuknya Elard ke ruang jenazah setelah dia selesai dari markas.
"El, kebetulan kamu di sini, segera kamu bawa Neisha ke ruang pemeriksaan dia pingsan!" tegas daddy Brian sedangkan Elard yang tidak tahu apapun pun hanya menuruti saja dan mengendong Neisha ala bridal style menuju ke ruang pemeriksaan.
Saat pertama kali melihat wajah Neisha entah mengapa ada desiran aneh di dalam hatinya, entah El juga tidak mengerti apa itu.
Namun dia mencoba untuk menepis desiran aneh itu karena baginya tidak ada masa untuk memikirkan hal hal aneh sekarang ini.
Sampai di sana Neisha langsung di tangani oleh dokter, semua orang menunggu di luar tak lama dokter pun keluar dari ruang pemeriksaan.
"Bagaimana kondisinya dok?" tanya mommy Sheila khawatir.
"Kondisi nya baik baik saja nyonya hanya saja seperti nya pasien terlalu banyak pikiran dan stress sehingga tubuhnya drop, kami sudah memberikan suntikan vitamin agar sehat kembali setelah infusnya habis pasien sudah boleh pulang," ucap dokter panjang lebar.
"Kalau tidak ada yang di bicarakan lagi saya pamit undur diri tuan, nyonya." pamit dokter tersebut.
"Terima kasih dok," ucap daddy Brian.
Setelah itu mikaila di tugaskan untuk menjaga Neisha Sedangkan daddy Brian dan Elard bertugas untuk mengurus jenazah untuk di bawa pulang, sedangkan mommy Sheila langsung menuju ke rumah duka untuk mengurus semuanya.
Kenapa mommy Sheila ke sana karena memang keluarga pak Ilham tidak ada kerabat dekat lagi sehingga tidak ada yang mengurus semuanya juga tidak ada kerabat dekat dan semua ini adalah karena keinginan mommy Sheila sehingga dia bertugas penuh untuk memberikan tempat peristirahatan terakhir yang layak untuk keluarga yang sudah mengabdi kepada keluarganya.
Di rumah sakit Neisha merasa pusing di kepalanya, dia membuka matanya dengan pelan hingga dia bisa melihat sahabatnya menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Neisha kamu udah bangun?" tanya mikaila.
"Ayah, ibu." gumamnya lirih kemudian beranjak dari ranjangnya, untung saja infus Neisha sudah habis sehingga dia bisa pergi.
Di sisi lain jenazah sudah siap untuk di bawa pulang, tak lama masuklah Neisha dengan langkah kecil dia mendekati peti jenazah ayah dan ibunya.
"Ayah, ibu. Kita pulang ya," lirih Neisha mencoba untuk ikhlas karena bagaimana pun ini sudah takdir tidak ada yang tahu.
Elard yang memang berada di sana bersama daddy Brian dan mikaila pun merasa sedih melihat gadis malang tersebut, di usianya yang sangat muda harus kehilangan orang tuanya dan menjadi yatim piatu tanpa ada saudara atau orang lainnya.
"Kita bawa mereka pulang ya nak," ucap daddy Brian dan di angguki oleh Neisha.
"Iya tuan besar." balas Neisha.
🥕🥕🥕
Sampai di rumah sederhana itu, di sana sudah banyak sekali warga yang berkabung di rumah duka dan juga merasa iba dan kasihan dengan Neisha, anak ramah, pintar bahkan rajin itu harus kehilangan orang tuanya.
Neisha masuk ke dalam rumah di sambut oleh ibu RT yang ikut prihatin dengan nasib anak muda di pelukannya ini.
"Kamu yang sabar ya sayang, ayah sama ibu kamu sudah di tempatkan di sisi Tuhan dengan layak." ucap ibu RT mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Iya Bu, makasih ya." balas Neisha dengan tegar tidak ingin menangis lagi.
Rencana jenazah akan langsung di kubur karena mengingat ini masih siang menjelang sore.
SKIP PEMAKAMAN
Setelah pemakaman selesai semua orang yang tadinya ramai sekarang mulai sepi dan hanya ada keluarga Ardolph saja dan beberapa anak buah.
"Nei, kamu nginep aja di rumah aku ya." ajak mikaila merasa tak tega jika Neisha tidur sendirian di rumah nya.
"Enggak usah mik, aku di rumah aja." ucapnya.
"Kamu beneran sayang gak mau pulang ke rumah bareng kita aja," tawar mommy Sheila tidak tega.
"Saya tidak apa-apa nyonya besar, buat Tuan besar, nyonya besar, tuan muda sama kamu mik bisa pulang kok aku gak apa-apa sendirian," ucap Neisha mencoba untuk tersenyum.
Mikaila tahu kalau senyum yang di buat oleh sahabatnya itu palsu padahal di hatinya dia merasa kehilangan dan sedih, ini lah yang mikaila salut dengan Neisha yang terus mencoba untuk membuat orang lain tenang dan tidak sedih lagi padahal dia sendiri sedang sedih.
Setelah itu tak lama keluarga Ardolph pun juga pamit untuk pulang sehingga di sini lah sekarang Neisha sendirian tanpa seseorang yang menguatkannya.
Dia berada di ruang tamu, semua pintu sudah dia kunci dia tiba-tiba saja duduk di lantai sambil memeluk erat kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya di sela-sela lututnya.
"Ayah, ibu. Neisha kangen," lirihnya dengan air mata yang tumpah ruah lagi.
"Bagaimana kedepannya nanti Neisha menjalani hidup jika penyemangat hidup Neisha sudah tidak ada,"ucapnya lirih.
Banyak keluh kesah yang dia sampaikan di dalam tangisannya hingga dia sendiri merasa lelah dan terlelap dengan meringkuk seperti anak bayi di lantai rumahnya hanya berlapis karpet saja.
🥕🥕🥕
Pagi harinya Neisha mencoba tegar dengan kepergian orang tuanya, sekarang dia harus bertahan untuk dirinya sendiri.
Hari ini Neisha harus membersihkan rumahnya karena sia-sia kemarin yang membuat rumahnya cukup berantakan dan juga dia harus ke pasar untuk belanja karena di rumah tidak ada stok makanan di sana.
Setelah bersih-bersih Neisha segera menuju ke pasar untuk membeli beberapa bahan namun sayangnya di sela-sela kegiatannya memilih bahan dan ada saja orang yang tidak suka dengan keluarganya dan mengatai hal hal yang tidak baik kepada dirinya, ayah dan ibu nya yang notabennya sudah tidak ada.
"Kasihan banget ya yang udah jadi yatim piatu gak ada orang tua nya deh, udah gak kerja di keluarga Ardolph lagi dong!" sindir salah satu tetangga Neisha yang kebetulan ke pasar juga.
Orang itu memang tidak suka dengan keluarga Neisha karena keluarga Neisha yang beruntung bisa kerja di rumah orang kayak sedangkan dirinya malah pengangguran, dan juga iri dengan Neisha yang bisa kuliah dan memiliki paras cantik sedangkan sang anak hanya lulusan SMA dan menjadi anak anak jalanan yang suka bergaul dengan hal-hal yang tidak tidak, bahkan di usianya yang sama dengan Neisha sekarang ini anaknya sudah punya anak tanpa bapak yang otomatis tetangganya itu sudah menjadi seorang nenek.
Neisha tidak menangapi nya dan langsung pergi saja setelah barang-barang yang dia perlukan sudah ada, dia kembali pulang dan sialnya lagi saat berada di pelataran rumahnya ibu-ibu rempong itu kembali bertemu dengan Neisha.
"Eh ada anak yatim piatu gimana gak punya bapak sama ibu enak kan, haha mangkanya jangan sok jadi orang sekarang gak ada yang bisa nolong kan, udah gak usah kuliah kuliah habis-habisin uang aja." ucap ibu tersebut kemudian pergi dari sana.
Neisha kemudian langsung masuk ke dalam rumah dan menangis di belakang pintu sambil memukul-mukul dadanya yang sesak karena cacian dari orang orang.
"Ayah, ibu. Apakah berdosa jika menjadi anak yatim piatu, Neisha juga tidak mau ini terjadi yah, Bu." lirihnya.
.
.
TBC