NovelToon NovelToon
Mom, Where Is Our Daddy?

Mom, Where Is Our Daddy?

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / suami ideal
Popularitas:14.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

Dario Maverick dan Alice sudah menikah selama lima tahun lamanya. Namun, keduanya tak kunjung memiliki keturunan. Sampai dimana ibu mertua Alice meminta Dario untuk menikah lagi. Di saat itu, Alice memilih pergi agar suaminya bisa menikah lagi.

Namun, siapa sangka. Jika dirinya pergi ternyata sedang dalam keadaan sedang mengandung. Alice tidak membatalkan kepergian nya, justru dia melanjutkan kepergian dan meninggalkan cintanya.

Apakah nantinya Dario dan Alice akan bertemu? Bagaimana status pernikahan mereka setelah Alice memutuskan untuk pergi? Apakah Dario memilih menikah lagi ketika istri nya pergi, ataukah justru mencarinya?

BACA SEGERA!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangican palcu penalik kacihan

"Cup, diam sudah. Jangan menangis lagi, Oma akan memberimu uang. Kamu suka uang kan?" Seru Helma menenangkan cucunya yang masih menangis akibat terjatuh tadi.

Alexa mengangguk kan kepalanya, dia mengusap air matanya dengan tangan gempalnya. Eliza menatap kembarannya itu dengan tatapan datar, dia sudah tahu jika tangisan Alexa itu hanyalah tangisan palsu.

"Kelual juga julusna, tangican palcu penalik kacihan." Batin Eliza.

"Lekca cuka uang, tapi yang melah. Mda cuka yang tokat." Celetuk Alexa saat melihat Helma mengeluarkan dompetnya.

"Oma punya banyak uang merah, kamu mau berapa?" Seru Helma menunjukkan uang merahnya di dala. dompet.

Mata Alexa berbinar terang, dia mengintip isi dalam dompet sang Oma yang penuh dengan warna merah. Perlahan, tangan gempalnya meraih uang merah itu dan menyerahkannya pada Eliza. Dengan tatapan bingung, ELiza mengeritkan keningnya seakan bertanya.

"Buatmu catu," ujar Alexa.

"Ingat juga lupana kamu cumiati." Celetuk Eliza dengan senyum mengembang.

Alexa tersenyum, dia kembali mengambil uang dari dompet sang oma. Namun, kali ini berbeda. Alexa mengambil tiga lembar uang berwarna merah yang mana membuat Helma melongo. Dia menatap tak percaya pada cucunya itu.

"Buat apa banyak-banyak?!" Pekik Helma dengan terkejut.

"Oma cayang nda cama Lekca?" Tanya Alexa dengan tatapannya yang berbinar terang.

Helma meneguk kasar lud4hnya, tatapan cucinya benar-benar menggemaskan. Rasanya, dia ingin mencubit gemas pipi bulat cucu nya itu. Tak sadar, Helma mengangguk sebagai jawaban. Senyuman Alexa kembali merekah, dia kembali menatap uang yang ada di tangannya itu dengan perasaan yang membuncah.

"Oma bilang cayang cama Lekca, Lekca bilang uang dulu." Seru Alexa dengan melebarkan senyumannya hingga menampilkan gigi rapihnya.

Helma menghela nafas pelan, dia menatap isi dompetnya yang sudah berkurang isinya. Tak masalah baginya, dia juga bisa mengambil uang kembali karena hartanya sangat banyak. Namun, dia juga tak menyangka jika cucunya akan sepintar itu untuk memanfaatkan keadaan.

"Yaudah, Oma tinggal dulu sebentar." Pamit Helma sembari mengelus kepala kedua cucunya.

Helma berjalan menuju pintu, langkahnya terhenti ketika mendapati menantunya berdiri di ambang pintu dan menghalangi jalannya. Alice, dia tersenyum haru pada mertuanya itu. Dia tak masalah jika Helma membencinya. Namun, dia sedih saat Helma menolak kedua putrinya.

"Ma, terima kasih." Lirih Alice.

"Terima kasih untuk apa? Mama melakukannya hanya untuk cucu mama. Beri Mama jalan, Mama ingin kembali menyiram tanaman." Ketus Helma dengan salah tingkah.

Alice tersenyum, dia tertawa dalam hatinya saat Helma terlihat salah tingkah seperti itu. Dia pun menyingkir, memberi jalan untuk ibu mertuanya. Setelah kepergian Helma, Alice menghampiri kedua putrinya yang asik berdebat soal uang yang mereka terima.

"Kau kan cudah ku kacii!! Agak laen ku liat kau iniii!!" Teriak Alexa saat Eliza ingin merebut uangnya.

"Bagi catu lagi cumiaaatiii!! Tadi kau ambil tiga, maca aku catuu!! Empat jadina uangmuuu!! Olang pelit kubulanna ngambaaangg!!!" Teriak Eliza berusaha merebut uang dari tangan Alexa.

Alice menghela nafas pelan, dengan mudahnya dia mengambil uang milik Alexa dan juga Eliza. Kedua putrinya menatapnya dengan tatapan terkejut. Tanpa peduli tatapan mereka, Alice langsung mengantongkan uang milik kedua putrinya.

"Uangnya mommy simpen, kemarin kan daddy belikan kalian jajan. Jadi, kalian gak perlu uang." Seru Alice dengan tatapan puas.

"Kau ci cumiati, nda mau belbagi." Cicit ELiza.

Alexa menatap sinis saudara kembarnya itu, "Mulutmu cepelti petacan kolek, telcikcana diliku kalnamu." Kesal Alexa.

.

.

.

Dario menghampiri istrinya yang sedang mencuci piring. Pria itu terlihat kebingungan karena melihat istrinya yang membereskan dapur. Padahal, banyak maid yang bisa istrinya itu suruh untuk membersihkannya. Namun, mengapa wanita itu justru malah sibuk seperti ini?

"Sayang, kamu ngapain?" Tanya Dario dengan tatapan datarnya.

"Sebentar Mas, aku selesaikan dulu cucian ini." Terang Alice tanpa menatap ke arah Dario

Karena kesal di hiraukan, Dario pun meraih tangan Alice dan menariknya menjauh dari wastafel. Tentu saja, Alice terkejut dengan perbuatan spontan suaminya. Lalu, Dario berteriak memanggil para maid. Tangannya menggenggam kuat tangan Alice yang berada di hadapannya.

"Mas! Tinggal sedikit lagi selesai kok!" Seru Alice dengan kesal.

"Kamu itu istri aku, bukan pembantu. Gunanya aku gaji mereka apa kalau kamu masih kerja begini hah?!" Kesal Dario.

Tak lama, seorang maid datang dengan terburu-buru. Raut wajahnya terlihat ketakutan saat melihat ekspresi dingin dari majikannya itu. Wanita itu merasa, jika Dario pasti akan memarahinya. Melihat raut wajah ketakutan wanita yang lebih tua darinya, membuat Alice merasa tidak tega.

"Kemana saja kamu? Kenapa kamu membiarkan istri saya melakukan pekerjaanmu hah?" Sentak Dario.

"Mas! Aku yang mau sendiri, kenapa menyalahkan Bibi?! Jangan di perbesar, aku gak suka!" Kesal Alice.

Alice menepis tangan Dario yang menahan tangannya, lalu dia mendekati maid yang berdiri sembari menunduk takut. Dengan lembut, Alice mengusap bahu wanita itu hingga membuatnya menatap ke arahnya.

"Nona maaf, Bibi akan segera mengerjakannya." CIcit wanita itu.

"Baik Bi, maafkan Mas Dario. Dia lagi sensitif." Bisik Alice.

wanita itu mengangguk, bergegas dia mendekati wastafel dan menyelesaikan cucian piring tadi. Sementara Alice, dia menatap kesal ke arah suaminya yang menatap datar ke arahnya. Tanpa memperdulikan Dario, Alice pun melengos dan pergi begitu saja dari hadapan pria itu.

"Alice!! Mau kemana kamu?!" Pekik Dario.

dario pun buru-buru mengejar Alice, dia menghiraukan tatapan maid yang sedang menyelesaikan cucian piring itu.

"Memang, jodoh itu seperti Gent0ng sama tutupnya. Yang satu galak yang satu lembut. Tapi aku senang, akhirnya Tuan Dario gak galau-galau lagi." Gumam Maid itu dengan senyuman tulus di bibirnya.

Dario masih mengejar Alice, istrinya itu memasuki kamar mereka dan menghiraukan panggilannya. Sesampainya di kamar, Dario berhasil menggapai tangan Alice hingga membuat istrinya itu berbalik menatap ke arahnya.

"Aku gak suka kamu lakuin pekerjaan Maid!" Omel Dario.

"Aku juga gak suka kalau Mas bicara gak sopan seperti tadi sama Bibi! Bukan berarti bibi Maid disini, Mas bisa seenaknya. AKu gak suka! AKu juga cuman nyuci piring bekas piring cake si kembar, bukan cuci piring hajatan. Kenapa lebai banget sih!" Alice tidak suka Dario menekan pekerja di rumahnya. Wanita itu tak sampai hati melihat para pekerja terkena omelan suaminya.

"Oke, aku minta maaf." Pasrah Dario.

Alice hanya diam, dia membuang wajahnya saat Dario mencoba untuk memegang pipinya. Sejenak, pria itu menghela nafas pelan, dia tak tahu harus apa jika istrinya merajuk seperti ini.

"Alice, aku juga ingin minta maaf. Sepertinya, kita tidak jadi pindah malam ini. Aku harus mengurus sesuatu malam nanti, tidak papa kan?" Ucap Dario yang mana membuat Alice menatap ke arahnya.

"Kamu yakin mau keluar dari rumah ini? Ninggalin mama dan adik kamu Mas?" Tanya Alice dengan tatapan lekat.

Tenggorakan Dario terasa tercekat, dia tak tahu harus jawab apa. Jujur saja, dia berat meninggalkan sang mama dan adiknya. Jika dulu, Dario memilih tinggal terpisah dengan sang mama karena khawatir dengan keadaan mental istrinya yang terus di hantui oleh pertanyaan kehamilan. Tapi sekarang, Dario melihat sang mama mulai dekat dengan kedua cucunya. Apakah dia harus membawa istri beserta kedua putrinya itu pindah?

"Mas, kamu satu-satunya putra yang mama miliki. Kakak satu-satunya yang Freya punya. Aku Tidak masalah jika memang harus tinggal disini, mama ... dia tidak seburuk itu. Dia tetap, seorang ibu yang ingin melihat putranya bahagia." Ujar Alice yang mana membuat Dario menatap mata sang istri dengan tatapan berkaca-kaca.

\_

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terima kasih atas dukungan kalian, semoga sehat selalu🥰🥰

1
Astri
wooooooiwwww
Astri
ahahaha alexa kau masih sma mau kecil atau besar dasar mata duitan🤣
Astri
ibu kandung hiro kah
Astri
bukanx emas it ad d kediaman ayahnya
Astri
apakah hiro tahu jika alexa yg mndpt emas dr ayahx
Astri
😆😆😆😆😆
Astri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Astri
hahahha ya ampun anakx pada lucu semua
Astri
bohong kamu ahh dr kecil kamu mata duitan
Astri
sapij😀😀
Astri
hahahhahahha
Astri
hahahhahahah
siauwdidola
menarik
Astri
pasti hiro bisa jadi dia taulah segala yg d lakukan alexa
Astri
wahahahhahaha
Astri
astgaaaa smpe besar pun alexa suka memberikan nama2 aneh🤣🤣
Astri
🤣
Astri
hahahahhahahahhahahah
Astri
hahaha gemess
Astri
bukanx eliza ini adik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!