Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Pilihan
Kehancuran ... Atau mimpi buruk bisa saja terjadi jika kau salah melangkah dalam hidup. Karena itu kau harus memikirkan dengan baik-baik kemana kau akan pergi, kemana kau akan melangkah. Meskipun kau mendapatkan awal yang baik, tidak mungkin kau akan terus mendapatkan jalan yang bagus sampai akhir. Pasti di setiap jalan yang kau lewati akan melalui jalan-jalan yang sulit di lewati.
Begitupun dengan kehidupan manusia, semua jalur takdir tidak ada yang benar-benar sempurna untuk dilewati. Tapi kita masih bisa merubah jalur takdir yang terbaik untuk kita jalani. Ya, pasti ada jalur takdir yang terbaik untuk dilewati walaupun tidak sempurna, karena ke sempurnaan itu sama saja dengan kebohongan.
"Jadi maksud dari perkataanmu sebelumnya adalah, aku harus merubah sekolah ini menjadi sekolah yang seharusnya bukan sekolah yang berbeda seperti saat ini?" Ucapku kepada sambil merenung dan menatap ke bawah.
"Benar ... Karena kau tidak akan pernah tahu apa yang terjadi ke depannya. Jadi kau hanya perlu merubah takdir agar kau tidak di bunuh mati, setelahnya kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?" Ucap diriku di masa lalu kepadaku dengan wajah datar.
"Ya, hanya perlu berbicara dan menjelaskannya bukan. Tapi bukankah lebih baik jika sejak awal kami adalah teman yang baik dan akrab. Jadi aku akan tetap menjalani kehidupanku yang sekarang sialan!" Ucapku sambil tersenyum menyeringai kepadanya.
"Dalam hubungan pertemanan, bisa saja seseorang berkhianat bukan?" Ucapnya yang terus membuatku ragu dengan pilihanku.
Tapi ... Sekarang aku sudah tidak ragu lagi, karena aku sudah benar-benar memikirkannya. Memikirkan jalan ada harapan untuk terbaik untukku, sudah cukup untukku merasakan menjadi orang jahat. Walaupun aku memang tidak pantas menjadi orang baik setelah apa yang kulakukan di masa lalu. Setidaknya seseorang memiliki kesempatan untuk merubah dirinya kan.
"Kau memang benar ... Kau berkata seperti itu karena kau sudah pernah merasakannya bukan. Kalau begitu aku hanya perlu membuat cerita ini berbeda, dari awal hingga akhir. Aku akan terus merubah seluruh ceritanya dan membuat cerita yang lebih bagus dari sebelumnya" ucapku yang tak mau kalah dari kata-katanya.
Akhirnya diriku yang lain terdiam sejenak, "Aku mengerti, tapi kau harus ingat ini. Akan selalu ada pengorbanan di setiap jalan yang kau lewati. Bisa saja pengorbanan itu adalah pengorbanan yang sama sekali tidak kau harapkan" ucapnya yang kemudian dia pergi menghilang menjadi debu yang tertiup oleh angin secara perlahan.
Aku sudah tidak peduli lagi dengan kata-kata lnya, aku hanya perlu melakukan apa yang harus kulakukan saat ini untuk masa depan yang akan aku lewati nanti bersama dengan teman-temanku. Aku percaya, bahwa apa yang aku lakukan saat ini, akan menjadi timbal balik untuk diriku sendiri dan orang-orang di sekitarku.
Banyak orang yang bilang jika kau berbuat baik pada orang lain, maka orang itu akan mendapatkan kebaikannya juga. Begitupun sebaliknya, orang jahat akan mendapatkan nasib buruknya sendiri. Begitulah yang terjadi dengan diriku di masa lalu, dan saat ini aku yakin dengan apa yang akan kulakukan.
Karena hari sudah mulai gelap, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Aku tidak boleh membuat kakek khawatir, aku harus segera kembali. Saat aku mulai menuruni tangga, aku melihat sesuatu di anak tangga. Aku melihat ada alat tulis berupa pensil yang sepertinya seseorang telah menjatuhkannya.
Tunggu sebentar?! Apakah tadi ada seseorang yang mendengar pembicaraanku tadi? Sebelumnya tidak ada barang apapun di sini. Meskipun diriku yang lain bilang bahwa tidak ada seseorang yang mengetahui keberadaannya. Setidaknya orang itu mendengar apa yang ku ucapkan saat di atap sekolah tadi.
Sial! Ini gawat! Bagaimana bisa aku lengah di saat seperti ini. Aku seharusnya tidak larut dalam suasana sampai melupakan hal seperti ini. Jika ada seseorang yang mendengarkan apa yang ku katakan bahwa aku telah mengulang waktu. Kemudian orang yang mendengar itu menyebarkannya kepada orang lain.
Hal ini bisa menjadi hal yang buruk ... Atau mungkin bisa di sebut akan ada semacam anomali yang muncul di kemudian hari. Seketika aku langsung teringat kembali dengan kata-kata yang di ucapkan oleh diriku yang lain. Deg deg deg jantungku jadi berdebar kencang, dan sekarang aku jadi panik sendiri.
Aku harus mendinginkan pikiranku dan membuat diriku tenang. Setidaknya aku harus pulang terlebih dahulu, karena ada seseorang yang sedang menunggu kedatanganku saat ini. Aku tidak boleh membuatnya cemas, aku segera berlari dengan kencang untuk pulang.
Begitu aku pulang, aku melihat ada sepasang sepatu di rak sepatu yang ada di depan pintu rumahku. Sepatu siapa itu? Di kehidupanku sebelumnya tidak ada seorangpun yang mau datang ke rumah kakek karena cucunya yang terkenal suka melakukan kejahatan. Apakah ini pertanda buruk?!.
Brak! Aku mendobrak pintu dan segera masuk.
"Kakek! ..." Teriakku dengan sangat kencang.
Ternyata sepasang sepatu itu adalah milik Miller, aku terlalu terbawa suasana tadi. Sehingga aku tidak bisa berpikir panjang dan langsung berpikir yang aneh-aneh. Huft ... Setidaknya aku merasa lega, karena yang datang adalah orang yang ku kenal.
"Kau kenapa Demand?" Ucap Miller dengan wajah heran padaku.
"Ada apa nak? Kenapa kau berteriak?" Sambung kakek yang ikut heran.
"Tidak ada apa-apa kek, hehe" ucapku sambil malu-malu karena salah tingkah.
Kemudian aku ikut duduk di meja makan bersama dengan Miller dan kakek yang sedari tadi sedang menunggu kedatanganku untuk makan bersama. Kemudian setelahnya kami menghabiskan waktu bersama-sama dengan makan dan mengobrol bersama.
Demand meminta izin kepada kakek untuk menginap di rumahku sehari. Setelah waktu sudah semakin larut malam, kakek menyuruh kami untuk beristirahat dan jangan bermain lagi. Kemudian aku dan Miller pergi ke kamarku, aku menggelarkan tiker untuknya tidur di bawah. Kemudian setelah itu kami berbaring.
Lalu secara bersamaan kami mengatakan, "Hei, ada yang harus ku bicarakan denganmu" sontak kami terkejut.
"Eh?! Kau duluan yang bercerita" ujar Miller dengan cepat.
"Ah baiklah ... Miller, sebelum aku pulang ke rumah. Aku bertemu dengan diriku yang berasal dari masa lalu. Dia mengatakan banyak hal padaku" ucapku yang kemudian aku meneruskan ceritanya.
Aku menceritakan semua yang terjadi mulai dari aku bertemu dengan diriku yang lain kepada Miller. Tentang apa yang terjadi jika kami terus mengubah jalur takdir yang seharusnya sampai ada seseorang yang mendengar pembicaraanku saat itu.
"Apa?! Lalu kita harus bagaimana?" Ucap Miller yang ikut panik mendengarnya kalau ada seseorang yang menguping pembicaraanku.
"Aku tidak tahu, kita harus mencarinya. Semoga saja dia tidak mengatakannya kepada siapapun. Lalu Miller, bagaimana menurutmu dengan apa yang dikatakan oleh diriku yang berasal dari masa lalu?" Ucapku kepada Miller agar aku bisa lebih memutuskan mana yang seharusnya kami lakukan.
"Hal ini memang sedikit tidak masuk akal, tapi setelah kita merasakan mengulang waktu, hal seperti ini memang mungkin terjadi. Tapi Demand ... Kau tidak perlu khawatir, kau hanya perlu lakukan apa yang ingin kau lakukan, karena aku akan selalu berada di sisimu dan kau bisa mengandalkanku " ucap Miller yang membuatku merasa lebih tenang sekarang.
"Lalu ... Apa yang ingin kau katakan sebelumnya, Miller?" Ucapku.
"Aku ... Rasa sikap William menjadi sedikit berbeda akhir-akhir ini" ucap Miller.
William ... William ada anak dari paman dan bibi yang merawat Miller saat ini. Bisa juga disebut sebagai keponakan Miller, dia adalah orang yang memperlakukan Miller dengan baik di rumah yang sementara orang tuanya memperlakukan Miller dengan buruk.
Sejak saat Miller mengikuti jejakku di kehidupan sebelumnya, ia sudah tidak pernah pulang ke rumahnya lagi dan tinggal di mana pun ia berada. Kadang tinggal di sekolah, rumah kosong, dan tempat-tempat lainnya yang dirasanya cukup aman untuk tidur.
Jadi setelah itu Miller sudah tidak pernah bercerita tentang keponakannya, William. Aku juga jarang sekali bertemu dengannya, tapi sekilas dari yang ku lihat dia adalah orang yang sangat baik dan lembut. Bahkan hatiku yang keras sekalipun bisa merasakan kelembutan sikapnya kepada seseorang.
Tapi apa yang dimaksud Miller dengan sifatnya yang mulai berbeda akhir-akhir ini?!.