NovelToon NovelToon
Cintaku Dari Zaman Kuno

Cintaku Dari Zaman Kuno

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Azis

Zanaya sangat tergila-gila pada Revan sejak dari mereka duduk di bangku sekolah, bahkan dia menyuruh orang tuanya menjodohkan keduanya, siapa sangka itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri.

Dengan kedua bola matanya sendiri, dia melihat sang suami menodongkan pistol ke arahnya yang dalam keadaan hamil besar, disampingnya seorang gadis bergelayut manja tersenyum menyeringai ke arahnya.

"Ada pesan terakhir zanaya?" Tanyanya dingin.

Zanaya mendongak menatap suaminya dengan penuh dendam dan benci.

"Jika ada kehidupan kedua, aku tak akan mencintai bajingan sepertimu. Dendamku ini yang akan bertindak!" Ucapan zanaya penuh penekanan.

Dor! Dor! Dor!

Tiga tembakan melesat ke arah wanita cantik itu tepat di kepalanya, membuatnya terjatuh ke dasar Danau.

Saat membuka mata, dirinya kembali ke masa lalu, masa dimana dia begitu bodoh karena tergila-gila pada Revan

Tapi setelah mengalami reinkarnasinya, ada takdir lain yang akan menantinya. Apakah itu, silahkan baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengecek Elemen

Zanaya menatap sang kakek terdiam menatap lama laboratorium tersebut tapi belum masuk kedalamnya, "Ada apa kek?" Zanaya menyentuh pundak sang kakek, membuat sang kakek sadar dari lamunannya.

"Ini laboratorium milik nenek mu," lirih kakek yang masih bisa didengar Zanaya

"Ya, udah yuk. Kita masuk kek!" Menggandeng lengan sang kakek 'kakek pasti kangen nenek!' kata Zanaya dalam hati.

"Wah ..., lab nenek sangat keren! Eh apa itu?" Zanaya melepaskan lengan sang kakek menuju ke arah sebuah tabung yang sangat besar, dalam tabung kaca itu terlihat seseorang menutup matanya, "Kek apa ini? Apa nenek meneliti manusia juga?" cecar Zanaya menuntut jawaban sang kakek, walaupun dia ingin balas dendam bukan berati dia ingin membunuh orang yang tidak bersalah.

Sang kakek menghela nafas "Bukan! Itu bukan manusia!" Zanaya menaikkan salah satu alisnya, "Lalu?" Zanaya masih menunggu sang kakek.

"Kamu ingat, waktu kecil kamu sering di ajak nonton film action sama nenek, film action pertama kamu tonton apa?" Zanaya mengerutkan keningnya mencoba berpikir, mengingat-ingat. Ketika ingat Zanaya mengangguk, "Film Terminator." jawabnya mantap.

Kakek Gerald mengangguk "Yah, orang yang kamu lihat di tabung kaca ini sama seperti itu, nenek kamu terinspirasi dari film itu dan dia bekerja keras membuatnya, itulah kenapa banyak orang yang sangat mengincar lab ini, sebab saat itu asisten nenek mu berkhianat membocorkan penelitian nenekmu kepada semua orang," jelas sang kakek menghembuskan nafasnya berat dengan mata menerawang.

"Apa yang terjadi saat itu kek?" tanya Zanaya hati-hati, sepertinya kejadian itu sedikit sensitif.

"Saat itu asisten yang berkhianat juga membocorkan letak laboratorium nenek, untungnya nenek sudah antisipasi, dia menyuruh kakek memasukkan laboratorium pada ruang dimensi ini, para musuh yang sudah sampai disana hanya menemukan sebuah rumah kosong membuat asisten nenek mu menjadi bulan-bulanan para musuh ... " jedah sang kakek menarik nafasnya kemudian menghembuskan secara perlahan

"Kakek pikir asisten itu sudah menerima karma akibat berkhianat, jadi kakek tidak terlalu waspada padanya, tapi ternyata kakek salah! Dia berhasil kabur dari musuh dan datang mencelakai nenekmu dengan menabraknya hingga tewas." Nada suara pada kalimat terakhir kakek Gerald sangat pelan sambil menutup matanya meneteskan sebutir air mata.

Nafas Zanaya ikut tercekat dengan mata berkaca-kaca, waktu itu dia masih kecil dan tidak terlalu tahu apa yang menimpa sang nenek, hanya saja dia tahu nenek sudah tidak bisa bangun dan mengajaknya bermain.

Azay sudah menangis bombay, "Huhuhu ..., ceritanya sangat sedih, sroott ... " ucapnya sambil mengeluarkan ingusnya membuat Zanaya yang tadinya akan menangis malah jadi kesal pada sang penjaga dimensi ini.

"Lalu dimana asisten pengkhianat itu kek?" tanya Zanaya dengan sorot mata dingin, kalau dia mendengar kata pengkhianat dia akan mengingat orang-orang itu.

"Kakek langsung membunuhnya saat itu juga," jawab kakek dengan mata berkilat dingin.

"Tapi kakek masih bisa melihat nenekmu dari dirimu Zay," Kakek tersenyum sambil mengelus kepala sang cucu.

"Aku?" tunjuk Zanaya pada dirinya sendiri, membuat kakek menganggukkan kepalanya.

"Iya kamu, mulai dari wajahnya bahkan kepintaran nenek kamu menurun pada mu juga," kata kakek Gerald membuat Zanaya terdiam.

"Ka-kek tahu?" tanya Zanaya ragu

"Tentu kakek tahu, selama ini kamu berpura-pura bodoh hanya untuk bajingan kecil itu, agar tidak merasa tersaingi," sungut sang kakek tidak sudi menyebut nama Revan yang di anggapnya bajingan kecil.

"Kalau kakek tahu, kenapa kakek tidak menegur Zay?" tanya Zanaya cemberut.

Kakek Gerald mengelus kepala cucunya dengan sayang, "Kalau kakek tegur kamu, apa kamu akan mendengar ucapan kakek?" tanya kakek membuat Zanaya bungkam 'Benar kata kakek' ucap Zanaya dalam hati.

"Ada yang bilang kalau orang jatuh cinta bahkan kotoran kucing pun di anggap coklat" sindir halus kakek Gerald telak pada sang cucu.

"Tapi Zay sekarang kan udah berubah," kata Zanaya menundukkan kepalanya, dia merasa sangat bodoh mencintai laki-laki seperti Revan.

"Apa jika kamu tidak mengalami reinkarnasi, kamu akan berubah nak?" Zanaya lagi-lagi bungkam dengan pertanyaan sang kakek.

Kakek Gerald menatap sang cucu lembut "Terkadang manusia harus disadarkan dengan perbuatan, bukan cuman kata-kata yang terlontar. Itulah kenapa kakek tidak terlalu ikut campur urusanmu dulu saat mengejar-ngejar bajingan tengik itu, biar kamu tahu sendiri. Penjaga ruangan ini pun setuju dengan tindakan yang kakek lakukan," jelas Sang kakek, lagi-lagi membuat Zanaya terdiam.

'Kenapa aku dulu begitu bodoh! Sampai-sampai mengabaikan keluargaku yang sangat sayang padaku!' kata Zanaya dalam hati sedih.

Melihat wajah sedih sang cucu segera mengalihkan perhatian "Sudah lebih baik kita cek elemen apa yang kamu miliki, dan kakek akan melatih kamu untuk mengendalikannya," ajak sang kakek keluar dari laboratorium.

Azay yang dari tadi memperhatikan kakek dan cucu itu langsung ber celetuk, "Tuan, jika ingin cek elemen anda! Kita bisa ke belakang air terjun itu, disana ada bola kristal pengecek elemen," Dengan semangat dia menarik tangan Zanaya yang pasrah saat ditarik membuat sang kakek terkekeh lalu mengikuti langkah kedua orang tersebut.

Mereka telah sampai di belakang air terjun yang ternyata memiliki gua, di balik air terjun cantik itu.

"Ayo tuan cepat cek elemen anda!" Seru Azay yang lebih bersemangat dari Zanaya, membuat Zanaya berwajah masam 'Sepertinya hari-hari ku akan direcoki oleh manusia satu ini' ucapnya dalam hati.

Di depan Zanaya sudah ada bola kristal yang terletak di atas batu setinggi pinggang Zanaya.

"Bagaimana caranya?" tanya Zanaya pada kedua orang itu.

"Letakkan saja tangan tuan pada bola kristal itu!" ucap Azay menyahut mendahului sang kakek.

Zanaya langsung meletakkan tangannya pada bola kristal itu, tapi tidak terjadi apa-apa.

"Kok nggk terjadi apa-apa kek, apa bolanya rusak yah atau Zanaya emang nggk punya elemen?" tanya Zanaya dengan wajah bingungnya.

"Tidak mungkin!" Kompak kakek dan Azay membuat Zanaya tersentak kaget.

Kakek menarik nafasnya sepertinya dia akan menghadapi dua orang yang cerewet, "Coba kamu letakkan kembali tangan mu, kemudian rasakan energi yang ada tubuhmu lalu alirkan ke dalam bola itu," Instruksi sang kakek yang langsung Zanaya lakukan.

Perlahan-lahan bola kristal tersebut bercahaya, kemudian didalam bola kristal itu terdapat sebuah cahaya kecil berwarna-warni yang melayang membuat kedua orang tersebut mematung dengan mata membulat.

Zanaya bingung melihat ekspresi kedua orang tersebut 'apakah ada yang salah?' pikir Zanaya.

"Kek kenapa?" tanya Zanaya penasaran.

"I-ni ..., bagaimana mungkin?" Kakek Gerald tergagap, tidak menjawab pertanyaan Zanaya

"Kalian kenapa sih?" tanya Zanaya kesal yang diabaikan kedua orang itu.

"Nona memiliki semua elemen," celetuk Azay membuat mata Zanaya membulat.

"Oh, benarkah bukankah itu hebat," Mata Zanaya berbinar terang.

1
Dian Susantie
modus tuh Zion 🤪🤪
Tri Ana
menarik dan seru ceritanya❤❤❤
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️🤗
total 1 replies
pecahan_misteri
cih terjebak oleh cinta untuk kedua kalinya
rama
jadi mirip avatar thor
Pasria Novrita
Luar biasa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️
total 1 replies
Dian Susantie
duh.. dendam yg salah..!! kalian yg salah.. kalian yg ingin balas dendam.. dan semua berbalik pd diri sendiri.. 😏😏😏
Dafit Pratama
lanjut cerita anak dari mereka dong thor
rama
Luar biasa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️
total 1 replies
Kim Cindy
rasakan
Kim Cindy
sumpah nih keluarga udh ilang urat malunya ihh
Kim Cindy
gak tau mau banget sumpahh
Kim Cindy
mantap dah
Kim Cindy
serem yah vitaminnya
Kim Cindy
hmm beda nih ceritanya dr yg lain
Kim Cindy
ehh apa nih
Kim Cindy
udah ngapain ngejar² orang kek gitu
Multajimah zamzam
liat episode smp 150 lebih aku kira akan membosankan g tau nya tdk terasa, eh tamat hehehehe
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: Terimakasih kak sudah mampir di karya author 🤗
total 1 replies
Ryan Jacob
semangat Thor
Zieya🖤
🤣🤣🤣
y u l l i e
makasih authoooooooorrrr
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️ o
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!