Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 28.
Edward datang untuk menjemput makan siang Lucas, tapi ternyata Julia dan Harry yang akan mengantarkan sendiri makan siang Lucas.
Edward dengan senang hati mengantarkan Nyonya dan tuan mudanya tersebut ke kantor Lucas.
Ini akan menjadi suatu kejutan untuk Lucas, istri dan putranya datang ke kantornya untuk makan siang bersama, karena sebelumnya Julia mengatakan pada Lucas hanya akan menitipkan makan siang Lucas pada asistennya tersebut.
Edward bisa membayangkan bagaimana senangnya nanti Bos nya itu, melihat istri dan putranya datang membawa makan siangnya.
"Silahkan Nyonya dan tuan muda!" sahut Edward membukakan pintu mobil untuk Julia dan Harry begitu mobil itu berhenti di depan lobby pintu utama gedung kantor Lucas.
"Silahkan langsung saja menuju lift khusus VIP Nyonya, dan kantor Tuan Lucas di lantai nomor tiga puluh!" ujar Edward memberi arahan pada Julia.
Julia hanya mengangguk saja.
Edward kembali menutup pintu mobil, setelah Julia dan Harry turun dari mobil.
Julia menengadahkan kepalanya memandang gedung yang ada di depannya tersebut, sungguh besar dan tinggi sekali.
Julia tidak menyangka, gedung pencakar langit itu adalah kantor Lucas, pria yang sekarang menjadi suaminya itu.
Dengan memegang satu tangannya menggenggam tangan Harry, dan satu lagi memegang bekal makan siang mereka, Julia melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut.
Pintu otomatis terbuka saat mereka akan melangkahkan kaki memasuki pintu lobby gedung.
Setelah berada di dalam lobby gedung, Julia melihat ke arah bagian lift, dan memperhatikan di mana posisi lift VIP.
"Ayo nak!" sahut Julia setelah melihat di posisi sebelah mana lift khusus VIP.
"Hei! siapa kamu! tunggu!" tiba-tiba seorang wanita berteriak pada Julia yang akan menekan lift VIP untuk naik ke lantai atas.
Julia mengurungkan niatnya untuk menekan lift tersebut.
"Kamu siapa? lancang sekali mau masuk ke lift khusus, ini hanya untuk Ceo dan staf VIP gedung ini!" sahut wanita itu marah kepada Julia.
Julia diam memandang wanita itu, sepertinya wanita itu bagian resepsionis kantor Lucas.
"Saya mau ke kantor Lucas!" jawab Julia dengan tenang.
"Apa kamu sudah buat janji bertemu dengan Tuan Lucas?" tanya wanita itu galak.
"Belum!" jawab Julia jujur.
"Lancang kamu! apa kamu tidak tahu Tuan Lucas adalah Ceo di perusahaan Group Silvester ini, kalau kamu mau bertemu dengan Tuan Lucas, harus buat janji dulu!" sahut wanita itu lagi dengan mata melotot marah pada Julia.
Julia terdiam memandang wanita itu. Seandainya dia mengatakan bahwa dirinya adalah istri Lucas, wanita itu nanti malah semakin tidak percaya padanya.
Karena pernikahan dirinya dengan Lucas belum di ketahui publik, bisa-bisa dia nanti di katakan wanita pembohong yang mengaku sebagai istri Lucas.
"Ada urusan apa kamu mau bertemu dengan Tuan Lucas?" tanya wanita itu sarkas, lalu menatap Julia dari atas sampai bawah kaki.
"Jangan-jangan kamu ada niat tersembunyi dengan Tuan Lucas ya! mau mengaku kalau kamu punya anak dari Tuan Lucas, pake bawa anak segala!" sahut wanita itu lagi dengan sarkas.
Julia tidak terpancing marah dengan ocehan wanita itu, dia merasa rugi kalau berdebat dengan orang yang tidak di kenalnya, membuat capek saja kalau meladeninya.
"Aku hanya mau mengantar makan siang untuk Ceo mu!" ujar Julia menunjukkan bekal makan siang yang dibawanya.
"Kamu tunggu di tempat tunggu tamu dulu, aku akan menelepon Tuan Lucas, apakah kamu di ijinkan naik ke atas!" sahut wanita itu mendelik tidak senang.
Julia tahu wanita hanya menjalankan tugasnya sebagai penerima tamu, dan selalu waspada pada seseorang yang mengaku sebagai kenalan Ceo mereka.
Julia mengikuti saja arahan wanita itu untuk menunggu di tempat tunggu tamu.
"Mama, kenapa kita duduk di sini, bukankah kita mau makan siang dengan Papa?" tanya Harry heran saat mereka duduk di tempat tunggu tamu.
"Kita belum di perbolehkan untuk naik nak, ada peraturan yang harus di turuti di kantor Papa mu!" ujar Julia membelai kepala putranya itu dengan tenang.
"Tapi, kita kan hanya mau makan siang saja, kenapa belum boleh?" tanya Harry dengan polosnya.
Julia tersenyum mendengar pertanyaan putranya tersebut, dia merasa Harry tadi tidak begitu menyimak apa yang dikatakan resepsionis tadi.
Bersambung....
cerita ini bagus bangt...