Chelsee, seorang gadis yang ceroboh bertemu dengan lelaki yang cuek dan dingin di sebuah perusahaan. sejak dia bekerja di perusahaan itu, ia begitu banyak mendapatkan masalah.
bagaimana kelanjutan cerita nya? yuk, mari dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms_fahrian22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
"Sejak kapan ibu layanin Chelsee? Dia bisa ambil sendiri, iya kan Chel?" Sahut Ratna tidak suka.
"Iya, bu, biar Chelsee ambil sendiri aja." Balas gadis itu dengan wajah layu.
"Eh, gak usah, biar ayah aja yang ambilin," ucap Burhan mengalah, dia sangat tahu bagaimana sikap istri nya.
"Kepala masih di perban, tapi muka kamu udah segar, ibu tahu ini pasti alasan kamu biar gak ngerjain pekerjaan rumah kan," tunding Ratna
"Bu, ini sakit beneran,"jawab Chsee lemas.
"Kok mama ngomong nya, gitu sih? udah tahu Chelsee habis kecelakaan. di rawat di rumah sakit, mama lihatin aja nggak. Bisa-bisa nya ngefitnah lagi," ucap Burhan kesal.
"Mama tahu, dia di rawat di rumah sakit, terus kalau mama datang kesana yang jagain rumah siapa?" Balas Ratna tak kalah sebal.
"Ah, udalah, mending ayah berangkat kerja. Chell, ayah berangkat kerja dulu, ya! kamu banyak istirahat," ujar Burhan mengingatkan.
"Iya, Yah. Ayah hati-hati,"
Keesokan hari nya, Chelsee sudah kembali bekerja karena merasa badan nya sudah enakan.
Gadis itu tampak membereskan ruangan Andreas dengan hati-hati, beberapa saat kemudian dia melihat foto lelaki itu dengan setelan baju kemeja terpajang di meja, Gemilang lantas mengambil lalu berbicara ke foto itu.
"Kalau dilihat-lihat, bapak ganteng juga, baik hati lagi, tapi sayang bapak galak, suka marah gak jelas," ucap Chelsee kepada foto itu.
Chelsee lalu mencoba duduk di kursi bos nya dan memperagakan bagaimana Andreas sehari-hari.
Gemilang seolah-oleh sedang menghubungi sekretaris.
"Chelsee, mana kopi saya," ucap gadis itu berbicara sendiri, lalu dia tertawa membayangkan wajah datar atasan nya itu.
"Pak Andreas tu kalau ngomong selalu serius, gak pernah ketawa, kekgini, 'sekali lagi kamu melakukan kesalahan, akan saya pecat kamu' haha," Chelsee masih berbicara sendiri dan terus mengejek Andreas, tanpa diketahui jika lelaki itu sudah berada di depan pintu dan mendengar semua apa yang diucapkan oleh Chelsee.
"Wajah nya kaya kakek-kakek," kekeh Chelsee, dia masih saja membayangkan wajah datar Andreas.
"Kamu ngapain disitu?" Tanya Andreas membuat Chelsee terkejut dan reflek berdiri dari duduk nya.
"Aa, maaf pak. Tadi saya beresin ruangan bapak karna ada debu nya," ucap Chelsee apa ada nya.
"Yang saya tanya, ngapain kamu duduk di kursi saya, dan apa tadi kamu bilang? Saya kakek-kakek," Andreas menatap tajam kearah nya.
"Oh ini, saya cuma mau nyobain pak, gimana rasa nya duduk di kursi empuk kaya gini, tapi ternyata sama aja, gak ada beda nya," kilah Chelsee, Andreas masih menatap tajam kearah gadis itu, sehingga Chelsee mati kutu.
"Saya permisi, pak." Chelsee cepat-cepat keluar dan menarik nafas nya lega setelah lolos dari tatapan Andreas.
Sementara itu, Bansal, Ayah Andreas masuk ke dalam ruangan anak nya.
"Ada apa pa? Biasa nya juga telpon aku buat keruangan." Tanya Andreas mengernyit.
"Kamu harus cepat-cepat menikah," ucap Bansal.
"HeuH, nikah? Menikah sama siapa, pa?"
"Papa udah atur semua nya," jawab Bansal membuat Andreas semakin bingung.
"Iya diatur, maksud nya aku nikah nya sama siapa, pa? Jangan asal nikahin juga dong," ucap Andrews.
"Sama Rania,"
"Rania?"
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Akhir nya Andreas tertawa mendengar ucapan ayah nya.
"Kok kamu malah ketawa sih?" Bansal tidak suka.
"Iya lucu aja, Rania juga pasti akan ketawa mendengar ini, udah ah pa, aku mau keluar sebentar," ujar Andreas lalu meninggalkan Bansal di ruangan nya, lelaki itu menganggap jika ayah nya hanya bercanda.
Sementara di rumah Mirna, wanita itu juga menemui Rania di kamar nya.
"Kamu harus menikah, Rania, umur mu udah cukup untuk memberi mommy cucu," ujar Mirna tanpa basa-basi.
"ha? Menikah, sama siapa ma?" Rania tampak tidak setuju dengan penuturan orang tua nya.
"Sama Andreas,"
Uhuk
Rania tersedak ludah nya sendiri, mendengar Andreas yang akan menjadi suami nya.
"Mana mungkin, mom. Aku emang dekat sama dia, tapi buat menikah aku belum kepikiran sejauh itu," kilah Rania, dia tersenyum simpul karena merasa bahagia.
"Udahlah, Ran, mommy tahu kamu suka kan sama dia,"tunding Mirna.
"Ah udahlah Mom, aku mau beres-beres buat berangkat kantor." Rania mengunci pintu kamar nya.
"Kamu, harus menikah dengan Andreas, Rania! Karna itu adalah satu-satu nya jalan agar impianku jadi kenyataan, impian yang bertahun-tahun aku pendam, sehingga mengharuskan aku sabar merawatmu sejak kecil."batin Mirna dengan wajah bengis.
Sementara di dalam kamar Rania senyum-senyum sendiri.
"Memang akulah yang paling pantas memiliki kamu seutuh nya, An. Tapi jangan sampai kamu tahu kalau aku udah lama nunggu kamu buat nyatain perasaan mu sama aku," gumam Rania sembari tersenyum.
***
Andreas sedang sibuk membaca proposal yang ada di meja nya, wajah nya tiba-tiba berubah kesal ketika tidak ada kopi diatas meja, dia lalu menghubungi sekretaris.
"Chell, kopi saya mana?"
"Aiihh, maaf pak, saya lupa mungkin karna kepala nya terbentur kali ya kemarin maka nya lupa, bapak tunggu sebentar ya biar saya buatin," ucap Chelsee panjang lebar, Andreas hanya bisa memejam menahan emosi.
Lima menit kemudian, Chelsee datang membawakan satu gelas kopi di tangan nya.
"Permisi pak, ini kopi nya." Ucap Chelsee pelan.
"Hmm," hanya itu jawaban yang keluar dari mulut bos nya.
"Masak cuma Hmm, bilang makasih, kek. Sok cool banget sih ni orang," batin Chelsee kesal. Dia lalu berjalan keluar tetapi dipanggil lagi oleh Andreas.
"Iya, pak." Sahut ,Chelsee.
"Kamu gimana kondisi nya? Udah sehat?" Tanya Andreas, tetapi tatapan nya tetap kearah proposal yang ada diatas meja.
"Udah, pak, maka nya saya udah kerja, makasih ya pak, bapak udah care sama saya, permisi." Sahut Chelsee.
"Sebentar," Andreas menahan. lelaki itu lalu membuka laci nya kemudian memberikan dompet yang sempat diberikan seseorang di tempat kecelakaan Chelsee waktu lalu.
"Ini dompet ibu kamu ketinggalan di tempat kecelakaan kemarin,"
"Itu pasti dompet ibu kemarin," batin Chelsee dia lalu menerima benda itu.
"Terimakasih banyak, ya pak."
"Hmmm" Andreas menjawab dengan cepat, karena tidak terlalu suka berbasa-basi.
Chelsee hanya menggedikkan bahu nya lalu keluar dari ruangan atasan nya.
"Hhmm hhmm doang, bisu kali ya tu orang," decak Chelsee setelah dia sudah sampai di kursi nya.
"Aku bisa nemuin ibu yang punya dompet ini dimana ya," gumam Chelsee tampak berpikir. Bersamaan dengan itu, Tina datang menghampiri.
"Kamu dipanggil sama bu, Mirna, Chell." Ujar Tina.
"Aku? Mau diapain aku?" Chelsee menjadi takut, karena yang memanggilnya adalah bos besar di perusahaan itu.
"Mboh, sana cepat, mana tahu mau di kasih reward karena kecelakaan kemarin," seloroh Tina.
"Ibu manggil saya?" Tanya Chelsee ketika dia sudah sampai di ruangan bos besar.
"Ya, saya ada tugas penting buat kamu, dan kalau tugas mu berhasil saya akan kasih bonus" ucap Mirna, dia sedang duduk berdua dengan Bansal kedua nya sedang membicarakan tentang Riana dan Andreas
"Apa itu, bu?"
"Buat Andreas dan Rania sedekat mungin, bila perlu kamu mulai malam ini juga,"