berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah tanpa restu
Waktu terus berjalan, hari demi hari terus berganti, tanpa persiapan yang layak, akhirnya Jaka dan Aya pun berniat untuk melakukan pernikahan.
Sehari sebelum pernikahan.
"Aya, apa kamu sudah meminta izin cuti menikah?."
Tanya Jaka yang baru saja datang dari Jawa Tengah.
"Boro-boro Jak, yang ada aku justru dimarahin, Setidaknya butuh waktu seminggu sebelum mengajukan cuti."
Jawab Aya yang menceritakan apa yang terjadi di pabrik nya.
"Ya sudah, lagian kita bisa pulang kembali sebelum hari senin, jadi kamu masih bisa tetap bekerja."
Jawab Jaka yang sedang menghitung hari.
"Iya, Libur Sabtu dan Minggu, kita resepsi langsung pulang lagi?."
Tanya Aya pada Jaka yang duduk di samping Aya.
"Mau bagaimana lagi, sekarang kita pulang dulu ke bandung, setelah itu baru kita ke Jawa."
Jawab Jaka yang langsung bersiap-siap untuk pergi ke rumah nya.
Perjalanan ke Bandung pun dimulai, dengan mengendarai bus, Aya dan Jaka pun berangkat, tanpa istirahat, Aya langsung pergi, apa lagi Aya pun belum sempat untuk mengganti baju seragam pabrik nya.
Sesampainya di rumah Jaka.
"Jaka, kamu mau menikah?, kenapa tidak bawa apa-apa?."
Tanya ayah Jaka pada Jaka dan Aya.
"Iya, memang tidak ada yang perlu di bawa, surat dan uang dapur keluarga Aya, sudah aku antar kan."
Jawab Jaka pada ayahnya.
"Setidaknya ada seserahan, atau makanan yang bisa dibawa, kalau cuma tangan kosong, apa kata keluarga aya nanti."
Ujar ayah Jaka yang bertanya tentang apa yang aku di bawa ke rumah Aya.
"Tidak ada yah, Jaka sudah berbicara dengan keluarga Aya, dan keluarga Aya pun menyetujui nya."
Jawab Jaka yang sudah berbicara dengan keluarga Aya.
"Lalu, berapa mobil nya yang akan kamu sewa untuk pergi ke Jawa?."
Tanya ayah Jaka Kembali.
"Aduh, tidak ada uang untuk menyewa mobil yah, paling juga kita akan pergi dengan bus."
Ujar Jaka yang langsung melihat wajah Aya.
Ayah Jaka langsung marah besar pada Jaka, bagaimana bisa menikah tanpa membawa apapun.
Hingga akhirnya terjadi perdebatan yang sengit, hingga akhirnya Jaka pun memutuskan untuk pergi sendiri bersama dengan Aya.
"Salah ayah sendiri, kenapa main ambil keputusan sendiri."
Ujar Jaka yang menyalahkan ayah nya.
"Kalau tidak begitu, kamu tidak akan mau menikah Jaka, sedang kan kamu, sudah tiga kalinya dilangkahi oleh adik-adik kamu."
Jawab ayah Jaka yang memang khawatir pada Jaka.
"Tapi bukan begini juga ayah, memang nya mudah mencari uang dalam waktu sebulan, sedang kan ayah tau, aku sendiri belum bekerja."
Jawab Jaka yang terlihat kesal pada ayah nya.
"Anak seperti kamu memang susah di atur nya, sekarang terserah kamu, mau menikah atau tidak, ayah tidak akan ikut campur."
Ujar ayah Jaka yang langsung pergi meninggalkan Jaka dan Aya.
"Ya sudah, Kalian semua, jangan ada yang ikut dalam pernikahan Jaka!!!."
Teriak ayah Jaka yang melarang saudara Jaka ikut pergi ke pernikahan mereka.
Jaka yang mendengar ucapan dari ayahnya pun, langsung marah dan menarik tangan Aya yang sedang duduk di samping nya.
"Tanpa mereka, kita masih bisa menikah,
setidaknya aku sudah mau bertanggung jawab."
Ujar Jaka yang langsung pergi meninggalkan keluarga besar nya yang sudah berkumpul di rumah nya.
"Jaka, jangan diambil hati, ayah memang seperti itu, kamu jangan sampai ikut emosi juga."
Ujar salah satu dari saudara Jaka yang mencoba mengejar Jaka.
"Sudah lah, tanpa restu pun aku akan tetap menikah, jangan salah kan aku, salahkan saja ayah."
Ujar Jaka yang langsung pergi meninggalkan saudara nya.
Aneh memang, ayah nya sendiri yang melarang anak-anak nya untuk menikah dengan orang Jawa, sekarang ayahnya sendiri yang justru menyuruh Jaka menikah dengan Aya, yang memang sejatinya adalah orang Jawa.
Membingungkan memang, maju salah mundur pun salah,
"Jaka, sebaiknya kita gagal kan saja rencana kita untuk menikah."
Ujar Aya yang berbicara pada Jaka.
"Tidak, kita menikah saja dulu, masalah lanjut atau tidak nya, itu urusan belakangan."
Jawab Jaka yang menjawab pertanyaan dari Aya.
"Percuma Jaka, buat apa kita teruskan, lagi pula, hanya aku dan keluarga ku yang akan menanggung malu."
Ujar Aya kembali yang masih terus berpikir ulang.
"Justru itu, aku tidak mau membuat kamu malu, apa lagi keluarga besar kamu, kasihan mereka."
Ujar Jaka yang ingin tetap melanjutkan pernikahan mereka.
Waktu pun terus berjalan, dengan mengendarai bus, Aya dan Jaka telah sampai kembali di Jawa.
"Ye,,,, calon pengantin datang."
Teriak warga yang melihat kedatangan Aya dan Jaka.
"Ya elah wak, jangan begitu juga, kita jadi malu kalau begini."
Jawab Aya yang melihat wajah saudara nya yang datang menjemput nya.
Sesampainya di rumah Aya.
Setelah menunggu beberapa lama, baru lah keluarga Aya bertanya pada Aya dan Jaka.
"Lah,,ini kok cuma berdua, kemana keluarga kamu Jaka?."
Tanya salah satu saudara Aya.
Aya dan Jaka pun saling bertatapan mata, mereka bingung harus bagaimana menjawab pertanyaan dari keluarga Aya.
"Maaf, sebelum nya kita tidak memberi tahu pada keluarga Aya, maaf sekali, ayah saya sedang sakit keras sehingga tidak bisa datang untuk acara nanti."
Jawab Jaka yang entah dapat ide dari mana.
"Owalah,,, mudah-mudahan cepat sembuh dan bisa datang ke sini."
Ujar salah satu dari keluarga Aya.
Sabtu malam Minggu,
"Sebaiknya kalian berdua istirahat, besi acara nya akan di lakukan."
Ujar ayah Aya yang menyuruh Aya dan Jaka untuk beristirahat.
"Iya pak, saya istirahat dimana?."
Tanya Jaka yang melihat ke sekeliling rumah Aya.
"Kamu tidur dirumah saya Jaka, untuk menghindari fitnah."
Ujar mas Hadi yang mengajak Jaka untuk pergi ke rumah nya.
Jaka pun langsung bergegas menuju rumah Hadi yang ada disebelah kanan rumah Aya, sementara itu, Aya sedang di tanya-tanya oleh kedua orang tua nya.
"Aya,,, bagaimana ini, masa kamu menikah tanpa ada besan."
Ujar ibu Aya yang melihat wajah Aya.
"Iya bu,Aya bingung harus bagaimana, banyak hal yang tidak bisa Aya ceritakan pada ibu dan ayah."
Jawab Aya yang langsung memeluk tubuh ibunya.
"Sepertinya, kamu sedang ada masalah Aya?,. kenapa tidak kamu ceritakan?."
Tanya ibu Aya yang melihat wajah Aya.
"Entah lah,aku belum bisa jelaskan saat ini, lagi pula, kenapa wak harus menelpon ayah Jaka, kan jadi ribet urusan nya."
Ujar Aya yang juga menyalah kan saudara nya yang menelpon ayah Jaka.
Hari pernikahan Aya dan Jaka pun tiba,
Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi, Aya yang kelelahan pun baru saja terbangun dari tidurnya.
"Aya, cepetan,,, penghulu sudah datang."
Ujar ibu Aya yang memberi tau pada Aya.
"Jam segini bu,,, bukan nya nanti sore."
Jawab Aya yang langsung terbangun dari tempat tidurnya.
"Sudah, cepat ganti baju dan langsung kerumah wak Hadi."
Ujar ibu Aya yang menyuruh Aya untuk bersiap-siap.
Aya pun langsung bergegas menuju kamar mandi, dan langsung memakai baju pengantin yang sengaja saudara Jaka pinjam kan,
Tanpa makeup, dan tanpa dandanan, Aya pun langsung datang ke rumah wa Hadi.
"Lah,,Aya,, kenapa belum bersiap-siap?."
Tanya beberapa saudara Aya yang melihat wajah Aya yang belum di makeup.
"Siap-siap gimana?, segini juga udah cukup kan?."
Jawab Aya yang melihat wajah beberapa saudara nya yang datang.
"Astaghfirullah,,, kenapa kamu ngga bilang kalau mau menikah, lagian segala nikah dadakan."
Ujar saudara Aya yang akhirnya mengantarkan Aya ketempat ijab kabul yang akan dilakukan.
Perdebatan pun akhirnya sampai juga, banyak saudara Aya yang menanyakan dimana keluarga mempelai pria, membuat suasana semakin panas dan tidak bisa lagi di kendalikan.
Bagaimana proses pernikahan Aya dan Jaka?, bagaimana Jaka dan Aya bisa Melawati semua masalah nya?.
Kita akan lanjutkan di bab berikutnya.