Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab12
Shanum bangun pagi-pagi sekali dia langsung pergi ke dapur ternyata di dapur sudah ada para asisten rumah tangga.
"Selamat pagi nyonya ada yang perlu kami bantu atau nyonya membutuhkan sesuatu"
"Pagi semua,saya hanya ingin masak buat pak Rendra"Jawab Shanum.
"Biar jadi tugas kami nyonya nanti pak Rendra marah lagi"Tawar salah satu art.
"Nggak akan marah,namaku Shanum Mbk".
"saya Sri dan ini Siti nyonya".
"Jangan panggil aku nyonya dong Mbk panggil aja namaku aku kan lebih muda dari kalian"Pinta Shanum.
"nggak sopan lah nyonya anda kan istri majikan kami".
"Kok kalian tahu?"
"Tuan pernah ngasih tau".
"Kami panggil nona ya kalau gitu"Usul Siti.
"Terserah kalian hari ini mau buat sarapan apa?"Tanya Shanum.
"Tuan biasanya hanya sarapan roti nona"Jawab Sri.
"Ya udah biar aku buat nasi goreng untuknya"Kata Shanum.
"Biar kami saja nona"
"Nggak apa-apa Mbk,Mbk berdua kerjakan yang lain saja"Pinta Shanum.
Shanum memulai masaknya sedangkan Siti dan Sri mengerjakan pekerjaan lainya.
Tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng buatan Shanum jadi dia membawanya ke meja makan sedangkan dia pergi ke kamar untuk mandi.
Rendra berjalan menuju meja makan dia heran karena sarapan paginya di ganti nasi goreng.
"Bik kenapa ada nasi goreng disini?"
"Maaf tuan nona Shanum yang membuatnya"Jawab Siti dengan was-was takut dimarahin.
"Sekarang dimana orangnya?".
"Pergi mandi tuan".
"Ya udah kalau gitu bik Siti boleh pergi"Perintah Rendra sambil duduk dia tidak langsung makan dia menunggu Shanum datang.
Beberapa menit kemudian terdengar langkah kaki yang berjalan menuju meja makan dia adalah Shanum.
"Kenapa nggak di makan apa masakanku nggak enak?"Tanya Shanum.
"Aku menunggumu".
"Sini piringnya aku ambil kan"Pinta Shanum.
Rendra memberikan piringnya ke Shanum di saat mereka makan Rendra mencoba membuka obrolan.
"Hari ini kamu masih cuti kan?"Tanya Rendra.
"Masih pak"
"Ini dirumah Sha jangan panggil aku pak"Protes Rendra.
"Maaf"
"Cobalah membuka hatimu Sha untuk aku walau bagaimanapun sekarang aku sudah menjadi suamimu".
"Aku tahu tapi ini terlalu mendadak dan kenapa dari awal anda tidak bilang kalau anda suamiku".
"Kalau aku bilang apa kamu akan langsung menerimaku dan kalau aku bilang pasti kamu akan menolak bekerja di perusahaanmu dan tidak akan mau jadi sekretarisku"Jelas Rendra panjang lebar.
"Jadi dari awal mas Rendra sudah tahu siapa aku".
"Ya tahu lah sha kamu kan istriku makanya aku nggak ngasih kerjaan yang berat-berat".
"Nggak ada gunanya dong aku kuliah tinggi-tinggi pada akhirnya".
"kata siapa nggak ada gunanya kalau kamu mau kamu bisa pegang salah satu perusahaan aku".
"Aku nggak sanggup kata ayah tugas paling utama sebagai perempuan melayani suami dan anak-anaknya".
"Jadi kalau gitu kamu sudah siap dong melayaniku dalam semua hal termasuk kebutuhan biologis ku"Goda Rendra.
Shanum tidak bisa menjawab karena dia salah berbicara dalam hati dia merutuki kenapa dia bisa begitu.
"Apa aku boleh meminta sesuatu?"Tanya Shanum.
"Apa permintaanmu?"Rendra balik bertanya.
"Bisakah pernikahan kita di rahasiakan dulu dan biarkan aku tinggal di tempat kost ku yang lama".
"Apa kamu malu menikah denganku?"Bukannya menjawab Rendra malah balik bertanya.
"Tidak!,tapi aku nggak mau semakin di benci orang disana".
"Baiklah aku akan merahasiakan pernikahan kita tapi soal tempat tinggal kamu,aku nggak bisa menurutinya kamu harus tinggal di sini karena aku sudah janji pada almarhum ayah untuk menjagamu"Jelas Rendra.
Shanum hanya mengangguk.