Kisah ini di mulai ketika Hana harus menelan pil pahit dalam hidupnya, Suami yang sangat ia sayangi dan cintai, kini telah pergi untuk selama-lamanya, dan meninggalkan seorang putra yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, Aldebaran begitu sangat terpukul kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya. Al pun sudah berjanji kepada mendiang ayahnya akan selalu melindungi dan menjaga ibunya.
Karena keserakahan Ibu mertua dan adik iparnya, Hana di usir dari rumah mendiang suaminya, kini Hana harus berjuang sendiri untuk membesarkan putranya.
Melangkahkan kaki di ibu kota untuk mencari rezeki, justru malah merubah semua kehidupannya, terutama ketika dirinya bertemu dengan gadis tunanetra yang memiliki nama Lily, Lily sangat menyukai sosok Hana, ia pun berencana untuk menjodohkan papahnya yang merupakan seorang CEO muda yang sukses, dengan sosok wanita cantik yakni Hana Aziza.
akankan misinya berhasil? Lily pun tidak bekerja seorang diri, ternyata Al juga ikut andil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi bahan gosip para tetangga julid
Ketika Hana membuka kedua matanya menjelang subuh, ia mendapatkan notif pesan masuk dari ponselnya, saat Hana membuka pesan tersebut, betapa kagetnya Hana karena yang mengirim pesan padanya adalah Samudera.
'Perasaan, aku gak pernah save nomernya tuan Samudera? Ini kok tertulis jelas nama lengkap SAMUDERA ARGA WINATA! apa jangan-jangan ponselku di lihat-lihat olehnya? Aaarrkkkhhh kau begitu ceroboh sekali Hana, pantas saja semalam tuan Samudera bilang agar aku menggunakan password di dalam ponselku agar tidak sembarangan orang bisa melihat-lihat isi ponselku ini! ' batinnya merasa sangat malu
Di dalam pesan tersebut, Samudera mengirim pesan singkat.
persiapkan dirimu pagi ini,kita akan meeting di luar kota! Nanti frans akan menjemputmu!
Samudera.
"Ya Allah, kenapa mendadak seperti ini sih? hemm..untung ada bu Suketi yang bisa aku andalkan untuk menjaga Al sementara waktu!" gumam Hana.
Hana pun bergegas membersihkan diri, tidak lupa ia menjalankan kewajibannya sebagai seorang umat muslim yang taat, yakni solat lima waktu, sesibuk apapun Hana, ia tidak pernah melalaikan sholatnya.
Setelah Hana rapih, begitu pun dengan Al, Hana bergegas menemui bu Suketi.
"Bun, emang kerjaannya bunda banyak banget ya? Al lihat akhir-akhir ini bunda selalu kerepotan dan selalu pulang malam!" protes Aldebaran kepada Hana.
Kemudian hatna memeluk putranya dan mencium puncak kepalanya.
"maafkan bunda ya sayang! Semenjak bunda menjadi sekertaris barunya tuan Samudera, pekerjaan bunda banyak sekali sayang, bahkan bunda sampai keteteran, bunda harap Al bisa mengerti ya, bunda kerja keras seperti ini demi bisa membahagiakan Al." sahut Hana mencoba menjelaskan yang sebenarnya kepada putranya.
"Bunda pasti capek, maafkan Al ya bun, Al belum bisa bantuin bunda!!" jawab Al.
"Bunda tidak pernah merasa capek nak, pinta bunda cuma satu sama Al !"
"apa itu bun?"
Hana langsung berjongkok agar bisa sejajar dengan putranya.
"Bunda cuma minta kamu belajar dan sekolah yang rajin, jadilah anak kebanggaan bunda dan juga ayah!" pinta Hana.
Al langsung memeluk erat tubuh Hana.
"Al janji bun, Al akan buat bunda bangga dengan Al!" jawab Al bersungguh-sungguh.
"Alhamdulilah, makasih ya nak, baiklah kalau begitu bunda temuin bu Suketi dulu ya Al!"
Akhirnya hana pergi menuju rumah ibu suketi, namun sialnya Hana bertemu dengan dua ibu-ibu yang selalu julid padanya, tidak lain orang itu adalah tetangga dekat hana yakni mpok Rumi dan mpok Juleha.
"Han, cakep juga gebetan elu semalem, tumben gak di ajakin nginep?" sindir mpok Rumi yang sedang asik memilih-milih sayuran di penjual sayur keliling.
Namun Hana tidak merespon sindiran pedas padanya, Hana hanya tersenyum getir kepada mpok Rumi dan ia bergegas pergi menuju rumah bu Suketi.
"Eh, beneran tuh si janda yang bernama Hana itu sering bawa laki-laki ke rumahnya?" tanya mpok Ipeh.
"beneran mpok, aye ini tiap hari ngelihat kesehariannya si janda gatel itu, Kok mau-maunya sih cowok-cowok cakep bin tajir mau sama die, Aye yakin kalau die itu punya pelet!" tuduh mpok Rumi.
"hush, mpok ini jangan suka bicara sembarangan, Kalau menuduh tanpa ada bukti, itu namanya fitnah, Aye perhatiin kayaknya mba Hana itu wanita baik-baik dan sopan, gak terlihat seperti wanita nakal pada umumnya!" protes mpok Halimah dan mencoba membela Hana.
"beuhhhh situ sih gak pernah lihat kesehariannya tuh si janda gatel, jangan sok tahu mangkanya!" jawab mpok Rumi
"Sudah-sudah akh, mpok-mpok ini pagi-pagi malah ghibah ngomongin orang, dosa tau!" sindir Herman yakni si penjual sayur keliling
"Diem lu akh Her, Jangan ikut campur urusan kite-kite!" timpal mpok Ipeh.
"yaelah, Aye cuma nasehatin saja kok, di denger sukur gak juga gak apa-apa!" jawab hertman dengan wajah kesalnya.
"Maaf ya bu Suketi saya jadi ngerepotin lagi ibu!"
"yaelah Han, Udah gak apa-apa, kamu Kayak ke siapa aje, entar juga si Al anteng di temenin sama si tegar! die kan sekarang kemane- kemane berduaan mulu, tapi gak jauh sih maennya, paling di taman suropati dekat sini Han!!" imbuh bu suketi.
"terima kasih sebelumnya bu, oh iya bu, Ini ada sedikit rezeki buat ibu!" ujar hatna sembari memberikan amplop berisi uang kepada bu Suketi.
"Apaan ini Han? Kan baru juga seminggu yang lalu kamu ngasih ibu amplop, sekarang kok ngasih lagi? Uang yang kemarin Hana kasih buat ibu saja masih ada." ucap bu Suketi merasa sungkan.
"Gak apa-apa kok bu, Hana ada sedikit rezeki dan ingin berbagi sama ibu,mohon di terima ya!" pintanya memohon
"Alhamdulilah, makasih banyak Hana, ibu doakan semoga rezeki kamu semakin banyak kayak aer mengalir Han!" sahut bu Suketi penuh haru.
"Aamiin, makasih untuk doanya bu." ucap Hana tersenyum tipis
Kamu berbeda sekali dengan temanmu itu Han, si Wina boro-boro kaya gini, malah bisanya nyalahin lakinya mulu!,' batin Suketi membandingkan Hana dan Wina.
Bu Suketi sendiri adalah seorang wanita berusia 55 tahun, dia adalah seorang janda yang di tinggal mati oleh suaminya akibat kecelakaan kerja di proyek bangunan gedung pencakar langit di jakarta, Bu suketi pun terpaksa menjadi tulang punggung menggantikan mendiang suaminya untuk mencukupi kebutuhan ketiga putranya, tepatnya semua anak bu suketi adalah laki-laki, ia tidak memiliki anak perempuan,mangkanya setelah bertemu dengan hana, bu suketi malah menganggap hana seperti putrinya sendiri.Ketiga putranya bu suketi semuanya sudah berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing,namun bu suketi enggan ikut dengan salah satu putranya,ia lebih memilih tinggal seorang diri di rumah peninggalan suaminya,semenjak ada AL yang sering main di rumah bu suketi, kini rumah bu suketi yang dulunya sepi, mendadak menjadi ramai.
Sekitar lima belas menit kemudian, pak Frans datang untuk menjemput Hana, namun kali ini Al tidak ikut bersama Hana, ia lebih memilih berangkat ke sekolah bersama tegar, kebetulan ayahnya tegar hari ini sedang libur bekerja, hingga ada waktu untuk mengantar jemput putranya, keluarga tegar juga begitu baik terhadap Al.
Ketika pintu mobil di buka, betapa kagetnya hana,ternyata tuan Samudera sudah menunggunya di dalam, Hana pun kembali teringat kejadian tadi malam, Hana begitu malu dan enggan melihat wajah bosnya itu, sedangkan Samudera sendiri terlihat begitu cuek, ia malah fokus dengan ponsel canggihnya.
Huuufffttt, Relaks hana, Jangan sampai kau gugup apalagi tegang, ingat dia itu hanyalah manusia biasa! Batin Hana meyakinkan dirinya.
Hana dan samudera kini duduk saling berhadapan.
hana dan samudera saling diam,namun sesekali samudera melirik ke arah hana yang terdiam dan terus tertunduk.
"Hari ini kita akan ke Bandung, Kau atur semua kegiatanku selama di sana, ingat Hana, jangan sampai ada yang terlewatkan, ngerti kamu!" perintah Samudera dengan sikap tegasnya.
"Bbbaiikk tuan!" jawab Hana terbata karena gugup.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸