NovelToon NovelToon
Adinda

Adinda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: devi oktavia_10

Adinda Khairunnisa gadis cantik yang ceria, yang tinggal hanya berdua dengan sang ayah, saat melahirkan Adinda sang bunda pendarahan hebat, dan tidak mampu bertahan, dia kembali kepada sang khaliq, tanpa bisa melihat putri cantiknya.


Semenjak Bundanya tiada, Adinda di besarkan seorang diri oleh sang ayah, ayahnya tidak ingin lagi menikah, katanya hanya ingin berkumpul di alam sana bersama bundanya nanti.


Saat ulang tahun Adinda yang ke 17th dan bertepatan dengan kelulusan Adinda, ayahnya ikut menyusul sang bunda, membuat dunia Adinda hancur saat itu juga.


Yang makin membuat Adinda hancur, sahabat yang sangat dia sayangi dari kecil tega menikung Adinda dari belakang, dia berselingkuh dengan kekasih Adinda.


Sejak saat itu Adinda menjadi gadis yang pendiam dan tidak terlalu percaya sama orang.



Bagaimana kisahnya, yukkk.. baca kisah selanjutnya, jangan lupa kasih like komen dan vote ya, klau kasih bintang jangan satu dua ya, kasih bintang lima, biar ratingnya bagus😁🙏🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Hari berlalu dengan cepat, masa perkuliahan sudah mulai dari dua minggu lalu, dan kini Adinda sedang melihat pembangunan cafenya, dia tidak tega juga melihat teman temanmu yang selalu berharap punya cafe.

Rio yang tau niat adinda itu, dengan senang hati membantu Adinda mulai dari mencari lokasi, pembangunan dan mengadaan bahan bahan bangunan semua di kerjakan sama Rio, Om Andi sudah datang dua kali memantau pembangunan cafe tersebut.

Cafe itu di bangun tidak terlalu jauh dari kampus dan tempat tinggal Adinda, Om Rio kebetulan mengenal lansung yang punya tanah, bersyukur pucuk di cinta ulam pun tiba, saat om Rio mencari yang punya tanah, orangnya dia kenal, kebetulan sedang butuh uang cepat, tanpa basa basi om Rio menawar tanah tersebut dengan harga standar, tanpa banyak drama, akhirnya kini pembangunan cafe Adinda sedang berjalan.

Konsep yang mereka usung adalah, konsep alam terbuka, suasana pedesaan, yang sudah jarang di dapat di kota, dan juga di buat ruang vip juga agar ada ruang meeting, agar semua kalangan bisa datang ke cafe Adinda itu.

"Giman Din, konsep om yang ini, tapi om tetap masukin ide ide kalian." ujar Om rio memberikan rancangan cafe ke tangan Adinda.

"Bagus om, Dinda suka, apa lagi di buat kali kecil seperti ini, Dinda ngak ke pikiran." kekeh Adinda melihat rancangan cafe dua lantai itu.

"Syukurlah klau Dinda suka." ujar Rio mendesah lega.

"Jangan lupa cari chefnya juga ya om, walau Dinda bisa masak, tapi Dinda kan ngak bisa tiap saat di sini, mana di kedokterankan jamnya padat om, Dinda juga ingin ngebut keluar kuliah." ujar Adinda.

"Tenang aja, sudah om pikirkan semuanya, kamu tinggal terima bersih, om cuma sesekali minta pendapat kamu, takut ngaj sesuai dengan keinginan kamu." ujar Pak Rio.

"Makasih banget ya om, udah bantu Adinda." ujar Adinda terharu.

"Sudah sepatutnya om bantu kamu sayang, kamu itu anak om." sahut Rio mengelus sayang rambut Adinda.

"Gimana Din, cafenya sudah tahap apa?" tanya Rini yang tidak sabaran.

"Baru juga mulai, baru gali buat bikin pondasi." kekeh Adinda, dia selalu tertawa melihat antusias Rini.

"Akk.... Sudah ngak sabar ingin melihat cafe kita berdiri, dan aku melayani para pembeli." pekik Rini berbinar.

"Din, kamu sudah cari chefnya, apa kamu sendiri yang akan turun tangan?" tanya Lusi, dia tidak yakin sahabatnya itu bisa selalu ada di cafe, apa lagi mahasiswi kedokteran sangat lah padat.

"Semua sudah di atur sama om Rio, aku cuma ngasih masukan menu menu apa aja yang akan kita jual, nanti sebulan sebelum cafe buka, aku akan adakan pertemuan sama chefnya, karyawan untuk sementara paling aku ambil beberapa orang aja, soalnya kita belum tau bakal seperti apa dan kita akan turun tangan lansung melayani pelanggan." ujar Adinda dan di anggukin oleh yang lainnya.

Pagi ini kebetulan empat sekawan itu masuk pagi semua, jadi mereka berangkat menggunakan dua motor untuk ke kampus, Adinda males untuk membawa mobil, karena takut terlalu mencolok, apa lagi mobil yang dia gunakan, mobil sang ayah.

Banyak pasang mata melihat ke arah mereka, tepatnya ke Adinda, Adinda memang nampak lebih mencolok dari yang lain, bukan bearti teman temannya tidak cantik, cuma aura Adinda memang lebih kuat, Adinda berdandan hanya sekedarnya saja, pakaian yang di pakai Adinda juga hanya memakai pakaian biasa, namun apa yang di pakai Adinda semua selalu enak di pandang mata.

"Njiirr.... Itu adik tingkat ngak ada matinya ya, ngak pernah loh gue lihat dia jelek, apa yang dia pakai biasa saja, tapi enak aja gitu di lihat."

"Lihat deh, pada ngeliat dia semua."

"Tapi gue heran, segitu dia di perhatiin orang, dia mah cuek aja, ngak pernah mau tebar pesona, mencari perhatian siapa pun, santai aja."

"Tuh lihat, geng kak Aldo aja menatap kagum sama mereka, tapi dia berlalu ngak ngelihat cowok cowok tampan itu, pesona genk kak Aldo luntur sama mereka."

Aldo lelaki tampan namun dingin, banyak di sukai oleh mahasiswi, namun satupun tidak ada yang membuat Aldo tertarik, Aldo anak pengusaha ternama, sekaligus donatur di kampus itu, walau masih kuliah, namun Aldo sudah mulai ikut bekerja membantu di perusahaan orang tuanya.

"Coba kita yang di lihat seperti itu, pasti sudah tebar pesona dan malu malu meong, noh anak baru malah ngak ngelihat sama sekali."

"Hooh ya, baru kali ini, genk kak Aldo di cuekin cewek." Begitulah suara suara banyak mahasiswa bergosip melihat empat sekawan itu berjalan santai, tanpa melihat orang sekitar.

"****... Apa kadar megantengan kita sudah luntur ya." kesal Saga.

"Keknya iya." gumam Bara.

"Susuk kita sudah luntur, makanya di cuekin sama adik tingkat kita." Nando

Aldo hanya diam, tapi matanya tak pernah lepas memandang penuh arti, setiap langkah Adinda dan kawan kawan.

"Loe diam bae Do." senggol Saga.

"Loe ngak tertarik sama tuh cewek, klau lu ngak suka, biar kita yang dekatin." kekeh Nando, Aldo hanya menatap dingin ke arah Nando dan berjalan meninggalkan teman temannya.

"Ck, klau jalan ngak usah bawa bawa kulkas empat pintu, dingin woi...." pekik Nando, dia kesal sama temannya, karena di cuekin sama laki laki sedingin es itu.

"Din, kamu ngak merasa apa ya, kita dari tadi di lihatin orang mulu." gumam Sita.

"Bukan hari ini aja say, dari dulu klau jalan sama Adinda, pasti jadi pusat perhatian." kekeh Rini, dan memang itu kenyataannya.

"Udah sih, mereka punya mata, suka suka mereka lah mau lihat, selagi ngak mengganggu biarin aja." acuh Adinda.

"Aku mau ke kelas dulu, nanti kita ketemuan di kantin aja ya." ujar Adinda.

"Ok." sahut ke tiga temannya, mereka berpisah menuju kelas masing masing.

Bersambung....

1
#ayu.kurniaa_
.
Vebe Kabenaran
Luar biasa
Ni Wayan Sukerti
pinter bener sih otor bikin reader nya nangiss/Sob//Sob/
Rose Anjani
banyak typo di nm ya smp bingung yg baca ... n coba pelan² ya othor di perbaiki lg msh ada banyak kata² yg membagongkan ... pergunakan bhs yg baku aja.. biar kita baca nya enak... semangat othor... 😚
Rose Anjani
kayak nya itu anak tiri dech ...
gaby
Ati2, ntar kjadian lg ky wkt sm Rizka. Kalo terlalu royal k temen, biasanya pasti bny yg mau bertemen sm kita. Coba skali2 pura2 susah, mreka smua mau nolongin ga??
flower
lah percakapanya adinda sama satria.. typo ya kak
flower
lah kok zahra
Juprianto
Luar biasa
flower
maaf ya kak ini farid ngomong sama farid sendiri atau gimana kak
difaq aisyah
Lumayan
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
difaq aisyah
Lumayan
flower
Lisa atau Lusi
Wisteria
nah Lo udah kontan malah g mau, dihina pula, kamu cewek g berprinsip si kasian
flower
bos ayah mu, bos papamu.. lah bingung yg baca
Verlo Finno Sinaga
p
Difak Ajjah
Luar biasa
mama_im
baru gabung, dan udah dibikin mewek 😭😭😭😭 tega kamu thor..
Fhatiimah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!