Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Pastinya indah bukan? Namun bagimana jika jatuh cintanya kepada istri orang? Sakit banget pastinya ya?
Mau pergi terlanjur cinta, tidak pergi tak bisa memiliki.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Lukas Abraham yang berprofesi sebagai seorang Jaksa Penuntut Umun. Saat dirinya terlanjur menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik dan pendiam bernama Nadhya Almira, yang merupakan kliennya sendiri.
Lukas baru menyadari jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan sebab Nadhya adalah istri orang.
"Aku akan melupakanmu, Nadh... " Ucap Lukas.
Namun tiba-tiba dia mendengar jeritan suara seorang wanita dari arah luar rumahnya.
"Lukas.... tolongin aku.. " - Nadhya Almira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AWAL PERTEMUAN (PENGENALAN TOKOH)
VISUAL KARAKTER DALAM NOVEL VERSI AI
LUKAS ABRAHAM, S.H, M.H (JAKSA)
NADHYA ALMIRA
DAVID FERDINAND (REDAKTUR MEDIA)
AMANDA
Video Klip Versi AI ada di instagram Author ya...
@lvedelweiss_
Selamat membaca🥰
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Sini kamu Nadhya! Dasar perempuan jalang!" Teriak seorang pria.
"Mas udah mas... " Ucap wanita bernama Nadhya itu sambil terus menghindari sang pria. Dia sangat ketakutan. Sebab pria itu pasti akan memukul dirinya tanpa ampun.
"Sini kamu... jangan menghindari aku, Nadhya! " Teriak pria itu lagi.
Dia terus berteriak seraya berlari mengejar dan kemudian menarik rambut wanita bernama Nadhya tersebut. Wajah dan tubuh perempuan malang itu penuh dengan luka lebam seperti luka habis di pukuli.
"Mas.... ampun mas.... Sakit mas... sakit... " Ucap Nadhya memohon belas kasihan si pria.
Dia terus menangis berharap suaminya akan iba. Namun sepertinya usahanya untuk membuat sang pria berhenti dari menyiksanya, hanya berakhir sia-sia. Pria bengis itu kembali melayangkan tangannya ke pipi Nadhya. Meninggalkan bekas kemerahan di wajah cantiknya.
"Itu hukuman untuk istri yang tidak patuh kepada suaminya. Masih untung kamu tidak ku bunuh!" Ucap sang pria yang ternyata adalah suami wanita bernama Nadhya tersebut.
Pria itu lalu menghempaskan Nadhya begitu saja ke sofa. Membuat tubuh Nadhya jatuh begitu saja. Dia hanya bisa menangis meraung-raung menahan dua rasa sakit sekaligus. Sakit di tubuhnya dan juga sakit di relung hatinya.
Bagaimana tidak, suami yang seharusnya bisa menjadi pelindung dan tempat untuk mengadu, justru menjadi hakim atas setiap kesalahan-kesalahan yang Nadhya perbuat. Padahal bukan kesalahan yang harus dibesar-besarkan juga. Hanya hal-hal sepele yang seharusnya bisa ditolerir.
Seperti waktu itu, Nadhya hanya salah menjatuhkan ponsel milik David, suaminya itu. Nadhya harus menerima dorongan dari David yang begitu kuatnya. Sehingga Nadhya terbentur dengan sudut meja dan kepalanya terluka.
Apakah David peduli setelah itu? Tentu saja tidak. Dia bahkan meninggalkan Nadhya begitu saja. Nadhya akhirnya bangun dan mengobati lukanya sendiri.
Pernah suatu hari Nadhya ingin pergi saja dan ingin bercerai dengan David. Namun David mengancamnya, jika Nadhya meninggalkannya maka dirinya akan bunuh diri. Bahkan David sudah beberapa kali mencoba untuk meminum racun di depan Nadhya. Membuat Nadhya trauma dan memilih untuk bertahan saja.
Nadhya masih berharap jika David bisa berubah. Sebab David yang ia kenal saat mereka berpacaran dulu bukanlah pria yang kasar dan pemarah seperti sekarang ini. Nadhya juga tidak tahu apa yang membuat suaminya berubah drastis seperti itu.
Apakah karena setelah lima tahun pernikahan mereka Tuhan tak juga memberikan momongan kepada mereka, sehingga David berubah? Namun bukan salah Nadhya juga, sebab Nadhya pernah pergi ke dokter tanpa sepengetahuan David. Dan dokter bilang jika tidak ada masalah dengan Nadhya.
Apakah itu artinya kesalahan ada pada suaminya?
Nadhya tidak pernah berani untuk mengajak David cek ke dokter. Karena sudah pasti pria bringas itu akan menolaknya. Sebab pria egois seperti David itu tidak akan pernah suka jika kelemahannya diketahui oleh orang lain. Apa lagi orang itu adalah istrinya sendiri.
"Aku cuma pergi ke warung depan aja mas. Karena aku laper... di rumah nggak ada apa-apa lagi." Ucap Nadhya dengan suara lemah.
"Alah, alasan aja. Kamu mau ngelirik cowok lain kan di sana? Mau nyari pejantan lain kamu? Iyaaa?!! Udah bosan sama aku?" Bentak David.
Nadhya hanya menggeleng kan kepalanya. Dia kembali menyandarkan kepalanya di sofa. Mengusap air matanya dan menutup matanya. Dia sudah kehabisan energi untuk sekedar membantah tuduhan-tuduhan David kepadanya.
Tak lama kemudian, Nadhya merasakan keberadaan suaminya di sampingnya. David duduk dan mulai mengusap kepala Nadhya. Nadhya masih menutup matanya.
"Aku minta maaf ya... " Ucap David yang mendadak menjadi baik.
Nadhya tidak menjawab apa-apa. Hatinya terlampau sakit untuk secepat itu memaafkan David. Nadhya tidak dendam, hanya ia butuh waktu untuk bisa memaafkan perilaku kasar David tadi.
Entah udah untuk yang keberapa kalinya kata maaf David yang Nadhya terima. Karena setiap habis menyiksa istrinya itu, David hanya melontarkan kata maaf tanpa ada perubahan sama sekali. Menyesal namun mengulanginya lagi.
"Kamu mau makan apa biar aku beli." Ucap David.
"Apa aja... " Ucap Nadhya dengan suara yang masih lemah.
"Ya udah, aku beli dulu ya?" David lalu beranjak dari duduknya dan meninggalkan Nadhya sendiri. Dan setelah David keluar dari rumah. Nadhya tiba-tiba saja berteriak kencang.
"Aaaaaa!!!!"
Nadhya seperti ingin meluapkan apa yang tertahan di dadanya. Kekesalan dan amarah yang sudah tak terbendung lagi. Namun tak bisa ia lepaskan di depan sang suami. Karena yang ada nanti masalah akan semakin panjang.
Tak lama Nadhya merenung setelah berteriak kencang, David pun kembali dari membelikan Nadhya makanan.
"Nadh... " Panggil pria bertubuh proporsional tersebut.
Nadhya membuka matanya. Dia lalu duduk dan David langsung menyuapinya. Nadhya hanya menuruti apa yang David perintahkan. Dirinya kadang merasa seperti boneka yang tidak bisa berbuat apa-apa selain tunduk dan patuh kepada perintah suami.
"Enak nggak? " Tanya David. Nadhya hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum pelan.
" Kamu mau jalan-jalan nggak? "Tanya David.
" Enggak mas... " Jawab Nadhya.
" Tapi aku mau.. Kamu beneran nggak mau nemenin aku?" Tanya David seraya menyoroti mata Nadhya dengan tatapan mata tajamnya.
"Ya udah deh... " Ucap Nadhya.
Nadhya pun bangkit dari duduknya dan langsung berjalan menuju kamar. Dia lalu mengganti bajunya dan memakai jilbabnya. Menutupi luka-luka lebam diwajahnya dengan foundation dan bedak. Memakai lipstik berwarna pink fuschia agar wajahnya terlihat fresh. Sebab Nadhya tidak ingin orang-orang tahu apa yang sedang ia alami.
Setelah selesai berkemas Nadhya langsung keluar dari dalam kamar. Namun ia melihat David sedang berdiri di depan pintu kamar.
"Aku nggak suka kamu terlalu cantik kalau keluar rumah." Ucap David.
"Aku biasa aja ini mas. Biar nggak pucat aja." Ucap Nadhya.
David diam dan hanya memperhatikan Nadhya tanpa sepatah kata pun lagi. Dia kemudian berlalu menuju pintu depan yang di ikuti oleh Nadhya dengan raut wajah kesal.
David langsung mengeluarkan mobilnya dari carport rumah. Sedang Nadhya mengunci pintu rumah dan langsung menyusul sang suami.
Namun saat Nadhya akan masuk ke dalam mobil, dia melihat ke seberang jalan kompleks. Seorang pria sedang melihat kepadanya. Pria itu pun melempar senyum kepada Nadhya seraya menganggukkan sedikit kepalanya. Nadhya membalas senyumnya.
Tiba-tiba saja David menekan klakson dengan sangat kencang dan panjang. Membuat Nadhya mengalihkan atensinya kepada sang suami. Dia pun segera masuk ke dalam mobil.
"Lama banget sih? Ngeliatin cowok itu?" Ucap David dengan nada emosi.
"Dia senyum mas, ya kan harus dibalas. Masa di jutekin." Jelas Nadhya.
"Jangan genit-genit, aku nggak suka." David mulai melakukan mobilnya meninggalkan rumah.
Nadhya hanya bisa menarik napas panjang melihat gelagat berlebihan sang suami. Dia kadang tidak habis pikir dengan sifat cemburuan David yang selalu overthinking dalam menanggapi sesuatu.
...🍁🍁🍁...
Setelah membawa Nadhya jalan-jalan, David dan Nadhya lalu kembali ke rumah. Nadhya langsung turun dan hendak masuk ke dalam rumah. Namun tiba-tiba dia dikejutkan oleh seorang pria yang sudah berdiri di belakangnya.
"Mba... permisi?" Ucap pria tersebut. Nadhya langsung menoleh ke belakang.
"Iya..." Ucap Nadhya.
"Maaf mba, ada tangga nggak ya...?" Tanyanya lagi.
David lalu mendekati mereka. Wajah tidak bersahabat pun langsung ditunjukkan oleh pria dengan tubuh besar tinggi tersebut.
"Ada perlu apa mas?" Tanya David pada pria itu
"Kenalin mas... Saya Lukas... " Pria itu mengulurkan tangannya kepada David. David pun menyambut uluran tangannya.
"David.."
"Mba....? " Ucap pria bernama Lukas itu kepada Nadhya seraya mengulurkan tangannya.
"Nadhya.... " Namun Nadhya tidak menyambut uluran tangan Lukas. Lukas pun menarik ulur tangannya.
"E... Saya baru pindah ke kompleks ini, mau ganti lampu kamar tapi saya nggak punya tangga. Saya boleh minjem tangga nggak ya?" Tanya Lukas lagi.
"Ambil saja di samping..." Ucap David.
"Baik. Makasih..." Lukas lalu berjalan ke samping rumah David dan langsung mengambil tangga yang dimaksud.
Tak lama Lukas sudah kembali lagi. Namun dia sudah tidak melihat Nadhya di sana. Barang kali Nadhya sudah masuk pikirnya.
"Pakai dulu ya mas... " Ucap Lukas sambil terus berlalu meninggalkan rumah David. David hanya menganggukkan kepalanya.
Memar apa itu tadi...? (monolog Lukas)
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai penduduk bumi yang budiman. Ini adalah karya baru Author. Jangan lupa like, komen dan share ya... Terima kasih 😊🙏
rindu...siapa...(bojone uwong)
kalau cinta milik orang lain, ya percuma saja...🤣🤣🤣
nyari penyakit emang...😅
salah banget kalau sampai Nadya bilang mencintai Lukas.... karena posisinya dia istri orang...🤭😋
cinta tak harus memiliki Luk...🤭