Seorang wanita Jawa yang tangguh walaupun berasal dari keluarga biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diah wresti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan masa lalu
Waktu seminggu terasa lama untuk Vivi ....menunggu kabar dari Wawan....segala rasa ia tekan untuk menampilkan bersikap seperti biasa di hadapan anak dan suaminya...malam -malam terasa lambat untuk berjalan menuju pagi....pagi menuju malam juga lambat....ditambah lagi bujukan Erna sahabatku mama dari Anita mereka ingin mempercepat pernikahan dengan alasan usia Anita sudah cukup dewasa 26 tahun...aku hanya bisa berjanji untuk membicarakan hal ini dengan suamiku dan Kris aku hanya menunda karena aku sekarang masih fokus dengan foto dan informasi tentang perempuan yang ada di hp suamiku.Hari ini adalah janji Wawan untuk memberikan informasi....pagi-pagi dia sudah mengirim kabar kalau nanti jam 11 .00 dia akan datang ke rumah. Pagi ini aku sudah menyiapkan semua keperluan suami yang hari ini akan keluar kota selama 2 hari...aku menyiapkan sarapan...untuk baju- baju yang dia pakai sudah aku siapkan semalam,jadi paginya aku tidak terlalu repot paginya dan mas Yono bukan orang yang rewel untuk segala sesuatu nya....pagi ini kami sarapan nasi goreng Jawa...mas Yono Paing suka dengan makanan yang biasa - biasa saja malah cenderung pola makannya seperti orang jaman dahulu. Setelah mas Yono berangkat kekantor aku mempersiapkan diriku untuk menerima laporan dari Wawan...aku buka aplikasi hijau di hpku kubuka no Wawan dan kirim pesan singkat" sekarang"...artinya dia harus ke rumahku Sekarang dan dia sudah faham itu....hanya centang 2 biru tanpa balasan
Tak sampai 40 menit Wawan sudah duduk di ruang tamu sudah ditemani kopi dan camilan didepannya sudah ada amplop warna coklat yang aku duga salah satu bukti pengamatan yang aku minta.
Saat aku turun dari lantai 2 Wawan berdiri dan menggangguk santun...aku mempersilahkan dia duduk lagi
" Gimana Wan.?"
" ini Bu"
Dia membuka amplop dan memperlihatkan beberapa foto kepadaku aku ambil...dan mulai mengamati seraut wajah perempuan Jawa...manis...ada lesung pipi pada saat di tersenyum dengan ibu-ibu yang mungkin bekerja dengannya....aku lihat garis wajahnya bagus...alis mata tebal tapi rapi ...mata besar bulat dengan bulu mata lentik...bibir merah tanpa polesan lipstik....natural.. cantik kesanku melihat foto-foto itu...rumah desa yang sederhana tapi tertata rapi aku lihat ada 3 foto yang menampakkan ibu -ibu tertawa lepas... tiba-tiba ada rasa cemburu karena aku juga wanita andai wanita itu berdandan jelas aku kalah untuk nilai kecantikan nya...huuuh aku menghembuskan nafas sesak...kualihkan pandangan ke Wawan yang sabar menungguku...
." siapa dia?"
" namanya Ani Sumarni....dia hidup di desa kenongo ...80 menit kalau dari sini...tidak ada keterangan dia menikah...tapi dia punya anak perempuan yang sekarang bekerja dikota ini...dan maaf saya harus menyampaikan beberapa hari yang lalu bapak ke rumahnya....dia wanita masa lalu bapak" ucap Wawan hati-hati.
Kuraup oksigen sebanyak-banyaknya...." memang menurutmu bapak selingkuh dengan dia"
" kalau menurut saya tidak Bu...bapak hanya kesana sendiri sebanyak 2 kali selama ini....tidak pernah tampak bapak keluar dengan wanita ini ataupun menginap dirumah wanita ini....bapak jika kesana juga tidak terlalu lama hanya kisaran 1 jam saja.
Dan menurut sumber saya bapak menawarkan modal tetapi wanita ini tidak mau...dan yang paling penting bapak mengajak perempuan ini menikah.." kata Wawan sambil menatap ku sedikit ada rasa kwartir dimatanya....aku mendengar kan dengan debaran dada yang luar biasa sakit dan entah apa ini rasanya... hanya air mata yang tak dapat kutahan tiba-tiba meluncur deras dipipi tanpa Isak an....tapi pasti didada rasanya penuh amarah.
" apa perempuan itu mau diajak bapak nikah?" tanya Vivi
" maaf Bu...yang ini saya mendapatkan kabar kurang valid" jawab Wawan
"Baik....antar besok aku ke rumahnya " titahku
" Baik Bu akan saya jemput setelah ibu memberi kabar kapan saya bisa menjemput "
ujar Wawan...aku mengangsur kan amplop coklat sisa bayaran yang aku janjian padanya
" terima kasih Bu" kata Wawan...
Aku hanya menggangguk karena fikiranku bercabang - cabang.
Aku naik beranjak menuju kamarku tak lupa aku membawa foto yang diberikan Wawan padaku. Aku mulai menyusun rencana bagaimanapun aku harus ketemu dia.... perempuan yang menarik buat suamiku ...aku harus mempertahankan mas Yono...aku tak mau keluargaku berantakan karena perempuan itu. Disela Vivi berdialog dengan dirinya sendiri benda pipih memendarkan cahayanya karena tadi sempat di silent...tertera nama Erna...mama Anita...."duuuh ngapain lagi ini orang lagi banyak pikiran malah telpon.." batin Vivi
tapi di angkatnya juga hp itu dan dijawabnya" hallo...ya Er....ada apa?"
"hei Vi....maaf aku menggangu kapan kita bisa ketemuan membicarakan pernikahan anak-anak kita....terlalu lama tunangan juga nggak enak...ayo kita percepat aja laaah pernikahan mereka"
" mauku juga begitu Er....cm si Kris jika di tanya katanya sebentar... sebentar gitu aja..
Kan aku serba salah....karena yang mau nikah kan dia" jawabku
" ya ...gimana kamu membujuk anakmu la Vi..." kata Erna
" ya coba aku nanti bicarakan Masalah ini sama Kris dan papa nya anak-anak kamu minta dipercepat acara nikah mereka" akhirnya aku jawab begitu supaya tidak lama-lama dia bertelepon karena kepalaku sudah cukup pusing dengan berita yang di bawa Wawan.
" ok...Er...nanti aku kabari ya...nanti aku sambung lagi ...ada Erika dan temannya datang" kataku beralasan...
" ok....aku tunggu ya kabarnya" jawab Erna dan terputuslah komunikasi kami...aku bernafas lega
Si Kris sebenarnya tidak mau bertunangan dengan Anita...katanya nggak suka hanya saat kupaksa dan sedikit ancaman kalau dia menolak perjodohan ini tidak akan mendapatkan bagian warisan akhirnya dia mau dengan sedikit terpaksa....cuma akhir- akhir ini Kris kayaknya semakin menjauh dari Anita...katanya aku akan kecewa jika nanti Anita menjadi menantu ku....entahlah aku pusing
sedangkan Erika sudah disekolahkan di luar negri malah masih malas-malasan untuk mengelola toserba kami...aku masih mengelola toserba itu..
Aku ingin berhenti dari pengelolaan toserba...ingin menyalurkan hobby ku bercocok tanam saja....aaah pusing aku memikirkan semua ini. Sebaiknya aku menenangkan diri...aku ambil tas untuk keluar mungkin pergi ke salon dan melakukan treatment bisa menjadikanku rilex.