Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Ibukota semakin ramai, bukan hanya karena berita tentang keluarga Perdana Menteri Dao. Tetapi juga ramai karena Kaisar menyewa beberapa rumah makan di ibukota, dan membiarkan rakyatnya untuk menikmati semua makanan yang disediakan di rumah makan itu.
Kaisar sengaja melakukannya menjelang pernikahan Jian Ying dan Zhao Yan. Dan Kaisar melakukan itu semata-mata untuk berbagi kebahagiaan bersama rakyatnya.
Para Raja dari berbagai kerajaan yang masih berada di kerajaan Chen merasa takjub pada Kaisar Chen, yang membuat rakyatnya begitu damai.
Bahkan dapat dilihat, jika mereka tidak berebut dalam mengambil makanan dari rumah makan yang ada di ibukota.
"Kaisar Chen memang bijaksana, dia menerapkan peraturan yang sangat tegas sehingga membuat rakyatnya menjadi patuh dan hidup dalam kedamaian!" ucap salah satu Raja.
"Benar, karena itu kita semua bersedia dan harus terus menjadi teman baik kerajaan Chen ini,"
"Iya, itu benar!"
Raja Kin yang mendengar pujian demi pujian untuk kerajaan Chen dan Kaisar, merasa sedikit kesal. Sebab dia tidak bisa menjalin hubungan yang lebih erat dengan kerajaan Chen itu. Dan dia tentu menyalahkan semuanya pada Zhao Yan, yang tidak mau membantunya dan kerajaan Kin.
"Aku mendengar jika calon suami sebelumnya adalah anak dari salah satu Perdana Menteri, tetapi Putri membatalkan pernikahan itu," ucap salah satu Raja seraya berdiri.
"Benar, tetapi jika kita melihat calon suami Putri sekarang, itu jauh lebih baik. Hanya anak dari Perdana Menteri ingin bersaing dengan anak dari keluarga besar yang ada di kerajaan Chen, terlebih keluarga itu adalah keluarga dari salah satu selir Kaisar Chen,"
" Ya, jika dibandingkan memang sangat jauh. Tetapi jika diingat lagi, bukankah calon suami Putri Chen mirip seperti Pangeran keempat dari kerajaan Kin?"
Beberapa Raja yang tengah berbicara menatap Raja Kin yang juga berada di sana dengan mereka.
"Raja Kin, bukankah yang menjadi calon suami dari Putri Chen adalah Pangeran keempat anda?" ucap salah satu Raja.
Raja Kin terdiam sejenak, "Bukan, dia bukan salah satu putraku!"
Para Raja itu saling melihat lalu mengangguk.
"Tentu saja dia bukan putra dari Raja Kin, bagaimana bisa dia dibandingkan dengan para Pangeran di kerajaan Kin?"
Semua melihat ke arah sumber suara yang tiba-tiba terdengar.
"Yang Mulia Kaisar!" ucap para Raja secara bersamaan seraya berdiri.
"Silakan duduklah kembali!"
"Terima kasih, Yang Mulia,"
Raja Kin menatap Kaisar Chen yang baru saja datang. Entah apa yang direncakan oleh Kaisar Chen kali ini untuknya.
"Yang Mulia, anda benar-benar sangat bijaksana dalam menangani rakyat anda. Mereka terlihat sangat tenang dan hidup dengan damai di kerajaan ini," ucap seorang Raja.
"Terima kasih, semua ini karena rakyatku yang juga ingin hidup dengan tenang. Jadi meski dalam keadaan apapun, mereka akan saling menghargai,"
"Benar, bahkan rakyat di kerajaan saya tidak seperti di sini!"
"Kalian terlalu memuji, semua juga berkat rakyat yang selalu mengutamakan kedamaian. Jadi bisa membuat kerajaan Chen seperti ini,"
Para Raja mengangguk.
Kaisar menatap Raja Kin yang terlihat tidak nyaman dengan pembicaraan mereka, namun itu semua bukan Kaisar yang lebih dulu berbicara. Melainkan para Raja yang ada di sana, jadi Kaisar Chen tidak bisa berbuat apa-apa.
"Raja Kin, kenapa anda tidak membawa serta Ratu ke sini?" ucap Kaisar Chen.
"Ratu saat ini sedang memulai mengurus istana, karena beberapa hari yang lalu dia mengosongkan salah satu istana di kerajaan,"
"Mengosongkan salah satu istana? Saya dengar Raja Kin melepaskan salah satu gelar Pangeran pada putra anda, apakah itu adalah istana milik putra anda tersebut?" ucap salah satu Raja.
"Benar, karena dia sudah tidak lagi berada di kerjaan Kin, maka istananya pun harus dikosongkan!"
Kaisar menatap Raja Kin yang memiliki Ratu cukup kejam, dan bertindak semena-mena terhadap Hong Zhao Yan dan Ibunya.
Tap tap tap
"Yang Mulia, tuan muda Xiao ingin bertemu. Saat ini dia sudah berada di depan aula istana Yang Mulia," ucap seorang pelayan.
Kaisar menatap para Raja, "Baiklah, aku harus menemui calon suami putriku. Aku harap kalian dapat menikmati apa yang ada di kerajaan ini,"
"Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia!" ucap para Raja secara bersamaan.
Kaisar Chen berbalik lalu berjalan menuju aula istanya, di mana Hong Zhao Yan telah menunggunya di sana.
Raja Kin yang mendengar sebutan tuan muda Xiao dari mulut pelayan istana tadi, merasa geram dan diam-diam mengepalkan kedua tangannya.
Di depan aula Kaisar, Hong Zhao Yan tengah berdiri menunggu kedatangan Kaisar.
"Apa yang membuatmu datang kemari?" ucap Kaisar yang sudah berada tidak jauh dari Zhao Yan.
"Salam kepada Yang Mulia!"
"Berdirilah, dan masuk ke dalam bersamaku!"
"Baik, Yang Mulia,"
Kaisar masuk ke dalam aula yang kemudian disusul oleh Hong Zhao Yan di belakangnya.
Setelah berada di dalam aula, kedua laki-laki itu duduk.
"Katakan, ada apa kau datang menemuiku?" ucap Kaisar.
"Yang Mulia, anda tentu tahu jika saya lahir dan tumbuh di kerajaan Kin. Begitu juga Ibu saya yang meninggal di sana,"
"Iya, aku mengetahui itu. Dan aku sangat menyayangkan kematian Ibumu yang sangat baik itu,"
"Terima kasih, Yang Mulia. Sebenarnya kedatangan saya kemari, saya ingin memohon kepada Yang Mulia untuk membantu saya mengambil abu dan papan nama Ibu saya, yang berada di kerajaan Kin,"
Kaisar menatap Hong Zhao Yan dengan bingung, "Mengambil abu dan papan nama Selir Hong tidaklah mudah. Terlebih dia merupakan salah satu selir di istana,"
"Yang Mulia, saya akan melakukan apapun untuk dapat mengambil abu dan papan nama Ibu saya,"
Kaisar tampak diam, bukan hal mudah mengambil abu dan papan nama anggota kerajaan yang telah meninggal. Dan jika pun bisa, pasti harga yang harus dibayar sangat besar.
"Ayah Kaisar, saya juga memohon kepada Ayah untuk membantu tuan muda Xiao!" ucap Jian Ying yang berdiri di depan pintu aula Kaisar.
"Putri Chen,"
Jian Ying masuk ke dalam aula, lalu membungkukan badannya, "Ayah, Jian Ying memohon kepada Ayah. Tolong bantu kami untuk mengambil abu dan papan nama Ibu Hong,"
Kaisar dan Zhao Yan sangat terkejut ketika Jian Ying menyebut nama Selir Hong dengan sebutan Ibu.
"Jian Ying, ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih kita tahu bagaimana Raja Kin," ucap Kaisar.
"Ayah Kaisar, selama ini Raja Kin selalu ingin bekerjasama dengan kita dalam pengiriman makanan laut. Bagaimana jika kita menyetujui itu? Kita memiliki sumber laut yang banyak, Raja Kin yang sudah lama menginginkannya, pasti akan setuju,"
"Dari sifat Raja Kin, dia mungkin memang akan setuju, namun dalam waktu lama dia pasti akan menguasai hasil laut kita,"
"Ayah Kaisar, untuk masalah itu Ayah bisa menyerahnya pada saya dan tuan muda Xiao," Jian Ying menatap Zhao Yan yang duduk di samping kirinya.
Kaisar menatap putrinya dan Zhao Yan secara bergantian. Dia tidak mengerti rencana apa yang akan putri dan calon suaminya ini lakukan ke depannya.