Mahesa Cakra Nugraha, seorang CEO muda yang sukses. banyak wanita yang menginginkan jadi pacar Mahesa. tapi Mahesa belum ingin melepas masa jomblonya. rupanya Mahesa belum menemukan wanita yang cocok dengannya.
Sampai di suatu hari, saat Mahesa sedang pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis , Mahesa melihat seorang wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Yuk kita lanjut baca cerita cintanya Mahesa, semoga suka ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cukup Kaget
"Kamu ...."
Mahesa terlihat kaget saat melihat wanita yang mengantarkan kopi untuknya. Begitu juga dengan si wanita yang ikut kaget.
"Kamu kerja di sini!?"
"I ... Iya Pak," sambil menunduk dan gugup si wanita menjawab.
"Dari kapan kamu kerja di sini?"
"Sudah 10 hari Pak."
"Oh. Siapa nama kamu?"
"Nama saya Elis Safitri pak. Bapak bisa panggil saya Elis," sambil mengangkat wajahnya.
"Elis. Ya baiklah. terimakasih kopinya, silakan keluar."
"Baik pak."
Elis keluar dari ruangan Mahesa. Dina melihat Elis seperti orang bingung lalu bertanya.
"Elis. Kamu kenapa?"
"Ngga Mba. Ngga papa?"
"Kamu kena marah?"
"Ngga Mba. Saya pergi dulu ya Mba."
"Iya."
Dina melihat Elis yang pergi dengan wajah penasaran. Karena wajah Elis terlihat aneh.
Mahesa lanjut bekerja. Karena pekerjaannya cukup banyak. Bunda sudah menelfon menanyakan sudah pulang apa belum dari Jogja. Mahesa lalu bilang sudah pulang dan sekarang sedang di kantor.
"Kamu pasti capek sayang. Pulang jangan malam malam, kamu harus istirahat."
"Iya Bun. ini tinggal dikit lagi."
Padahal Dina sudah pulang. Karena sekarang sudah jam 6 sore.
Jam tujuh malam, Mahesa merapikan mejanya dan akan pulang. Mahesa memang sudah sangat lelah.
Di kantor sudah sangat sepi. Mahesa langsung menuju parkiran mobil dan membawa mobilnya meninggalkan parkiran kantor.
Sampai di rumah, Mahesa langsung pergi ke ruang makan. Karena Bunda dan Papah sedang makan malam.
"Malam Bun, Pah."
"Malam sayang. Ayo makan malam. Bunda ambilkan ya."
Mahesa lalu duduk, sedang Bunda mengambilkan makanan buat Mahesa. sambil makan mereka mengobrol.
Rupanya Bunda dan Papah besok mau pergi ke Surabaya karena ada acara. Di Surabaya ada usaha Bunda yang di pegang temanya.
"Mau berapa hari di Surabaya nya Bun?"
"Mungkin 10 harian."
"Oh. sekalian aja Bunda dan Papah bulan madu lagi di sana. Biar Mahesa punya adek lagi."
"Kalau Bunda kamu mau, sudah dari dulu kamu tuh punya adek," jawab Papah.
"Bunda sudah tua, malu sama umur kalau punya anak lagi. Sekarang tinggal ngurusin cucu saja. Makanya kamu tuh cepat nikah, biar nanti anak kamu Bunda yang jagain."
"Tunggu Bun. Nikah tuh jangan buru buru dan jangan asal nikahi wanita. Mahesa sebenarnya juga sudah ingin menikah. tapi apa daya, belum ada wanita yang cocok di mata Mahesa."
"Kamu sepertinya banyak memilih. Mana ada di dunia ini wanita yang sempurna, pasti ada saja kekurangannya. makanya kamu jangan banyak pilih, Kalian menanti kan bisa sama sama menerima kekurangan masing masing saat sudah berumah tangga."
Sampai akhirnya makan sudah selesai. Mahesa pergi ke kamarnya. Begitu juga dengan orang tua Mahesa. Mereka akan bersiap untuk besok pergi ke Surabaya.
Mahesa sampai kamarnya dan langsung bersih bersih. Setelah itu Mahesa tidur karena memang sudah sangat lelah.
Pagi hari, Bunda dan Papah sudah mau berangkat ke bandara. Pak supir yang mengantarnya.
Setelah berpamitan pada Mahesa, papah dan Bunda pun berangkat ke Bandara.
Mahesa masuk ke rumah untuk sarapan. Mahesa sarapan sendirian. Selesai sarapan, Mahesa berangkat ke kantor. Mahesa ke kantor sangat pagi, Karena masih banyak kerjaan dan di rumah juga ngapain karena sendiri.
Sampai di kantor, Mahesa naik ke atas menuju ruangannya. Sampai di ruangannya, Mahesa melihat Elis yang sedang membersihkan ruangan kerja nya.
Elis tidak tau Mahesa masuk. Elis masih mengelap meja kerja Mahesa.
Mahesa membiarkan Elis bersih bersih tanpa dia tau kalau Mahesa sedang melihatnya.
Elis mengambil bingkai foto di meja kerja Mahesa. Lalu di lapnya bingkai foto itu.
"Sepertinya gantengnya pak Mahesa turunan dari papahnya deh. Papahnya aja yang sudah tua masih kelihatan ganteng aja."
Mahesa masih terus melihat ke Elis sambil tersenyum. Saat Elis berbalik, ternyata ada Mahesa.
"Ya Tuhan! Bapak bikin saya kaget aja."
"Saya sudah berdiri di sini cukup lama. Kamu aja yang ngga sadar kalau saya sudah datang."
Mahesa lalu duduk di bangkunya. Mahesa masih menatap Elis. membuat Elis salah tingkah.
"Ya Tuhan. Apa tadi pak Mahesa melihat ku berbicara ya. Semoga tidak dengar ya Tuhan."
"Tolong buatkan saya kopi dulu."
"Baik pak," jawab Elis.
Saat Elis mau keluar untuk buat kopi, Mahesa berbicara lagi.
"Tolong sekalian pesankan makanan dan juga minumnya sekalian."
"Baik pak."
Elis lalu akan pergi, tapi Elang memanggilnya.
"Elis, jangan pedas-pedas ya ."
"Iya pak. Saya tidak akan memesankan yang pedas."
"Terimakasih."
Mahesa terus melihat ke Elis sampai keluar dari ruangannya. membuat Elis salah tingkah dan buru buru pergi.
jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..
salut
👍🏻🤦🏼♂️👍💙💙💛💙💙🫰🏻🫰🏻😘😘😘
Selalu bersemangat ya author..
💪💪💪💪💪
🤲🤲🤲🤲🤲
💖💖💖💖💖