Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Kirana masuk rumah sakit
Tuan besar menunggu selama beberapa saat lamanya sampai akhirnya pintu kamar diketuk oleh seseorang.
Tok tok tok...
Pintu kamar langsung terbuka memperlihatkan sang asisten telah datang bersama seorang dokter.
"Cepat periksa dia," ucap Tuan besar segera menyingkir dan membiarkan sang dokter melakukan pekerjaannya.
Tuan besar menunggu selama beberapa saat sampai akhirnya dokter yang memeriksa kirana berkata, "saya harus menginfusnya, bahkan jika bisa dia harusnya masuk rumah sakit."
"Apa?" Tuan besar terkejut, "Memangnya apa yang terjadi padanya?" Tanya Tuan besar merasa cemas kalau cucu menantunya mungkin terkena penyakit yang mengerikan.
Sang dokter memasang infus sambil berkata, "Sepertinya Dia tidak makan selama beberapa hari, dia kekurangan gizi dan--"
"Tidak makan katamu?" Tuan besar memijat keningnya, dia tak menyangka kalau cucu menantunya akan semenderita itu.
Pria tua itu berjalan ke arah seberang ranjang dan memegang tangan Kirana dengan hangat, "tolong lakukan yang terbaik untuknya. Jika dia memang harus masuk rumah sakit, Aku tidak keberatan Kalau dia dipindahkan ke rumah sakit," ucapkan besar.
"Kalau begitu dia harusnya dipindahkan ke rumah sakit, dia harus menjalani pemeriksaan kesehatan yang lebih akurat," kata Sang dokter langsung dijawab anggukan tuan besar.
Maka setelah selesai memasang infus dan memesan sebuah ambulans, Kirana pun langsung dipindahkan dari kamar itu menuju ambulans.
Pada saat tuan besar hendak menaiki ambulans untuk menemani Kirana, saat itu juga sebuah mobil yang merupakan milik Christian baru saja tiba di halaman rumah.
Viola juga berlari keluar dari rumah untuk menyambut kedatangan putranya.
"Tutup pintunya!" Perintah Tuan besar membuat asisten tuan besar cepat-cepat menutup pintu ambulans lalu ambulans itu melaju meninggalkan rumah.
Viola berlari menghampiri putranya yang baru saja turun dari mobil, "cepat kejar ambulansnya!" Perintah Viola.
"Siapa yang sakit Bu?" Tanya Christian yang terkejut melihat ambulans baru saja meninggalkan kediaman mereka.
"Ceritanya nanti saja!" Perintah Viola sambil menaiki mobil dan mobil yang mereka tumpangi pun berjalan mengikuti ambulans.
"Apa yang terjadi Bu?" Tanya Christian.
"Semua ini gara-gara perempuan itu! Ibu menghukum perempuan bodoh itu karena terlalu membantah ibu tapi tidak menyangka kalau kakekmu tiba-tiba pulang hari ini dan perempuan itu pingsan di depan kakekmu! Sekarang kakekmu pasti sangat marah, dia pasti menyalahkan Ibu atas apa yang terjadi!" Gerutu Viola yang merasa frustasi.
"Memangnya Bagaimana Ibu menghukumnya sampai dia bisa pingsan?" Tanya Christian yang tidak tahu apa-apa karena setiap hari dia hanya datang ke rumah untuk beristirahat lalu kembali meninggalkan rumah di pagi hari untuk bekerja.
"Ibu mengurungnya di kamar dan tidak memberinya makanan selama 3 hari. Kakekmu juga sudah tahu kalau kau dan perempuan bodoh itu tidak tidur di kamar yang sama," kata Viola.
"Apa?!" Christian terkejut, jika hal itu terjadi maka amarah kakeknya pasti akan sulit diredam.
"Makanya sekarang Ibu sangat pusing! Tapi kakekmu itu ya, sudah tahu kalau perempuan itu hampir membunuh Luna, Kenapa masih terus membelanya?" Gerutu Viola merasa kesal.
Christian tidak berkata apapun, pria itu menatap keluar jendela dengan alis berkerut hampir membentuk satu garis lurus.
'Apa kakek tiba-tiba pulang tanpa memberitahu siapapun setelah mengetahui aku tidak pergi menjemput Kirana ke kantor polisi? Kalau semua masalah ini disatukan, Aku tidak tahu lagi Bagaimana caranya membujuk kakek yang keras kepala,' gerutu Christian dalam hati sambil menunggu mobil mereka tiba di rumah sakit.
Viola memperhatikan putranya, dan dia tahu kalau pria di sampingnya sedang pusing hingga perempuan itu tidak berkata apapun hingga mereka tiba di rumah sakit lalu dia dengan cepat turun dari mobil menyusul ambulans yang membawa Kirana ke UGD.
Pada saat itu, terlihat kondisi Kirana sangat kritis dengan berbagai selang langsung dipasang oleh para dokter ke tubuh Kirana.
Tak hanya itu saja, beberapa saat kemudian ranjang tempat Kirana berbaring didorong menuju icu.
"Apa yang terjadi?" Ucap Viola berada dalam kepanikan yang luar biasa.
Kalau perempuan itu masuk icu, Bukankah berarti kondisinya sangat buruk?
Sementara Tuan besar, dia terus mengikuti para dokter yang membawa Kirana menuju ruangan ICU hingga akhirnya ia berhenti di depan ruang ICU dan berbalik menatap Christian dan ibunya.
Tatapan tajam tuan besar membuat Viola langsung mengalihkan tatapannya dari ayah mertuanya.
"Sebaiknya kalian punya penjelasan yang masuk akal atas apa yang terjadi pada cucu menantuku!" Tegas tuan besar sebelum dia memasuki icu.
Begitu pintu tertutup dan mereka berdua dilarang masuk, Viola langsung runtuh di salah satu kursi tunggu di depan ruang ICU.
"Bagaimana ini? Kakekmu marah besar!" Kata Viola sambil memijat keningnya.
Christian tetap berdiri, dia memandangi pintu ruang ICU selama beberapa saat sebelum berbalik menatap asisten tuan besar yang sementara duduk di kursi tunggu sambil memainkan laptop.
"Apa saja yang sudah kau laporkan pada kakek?" Tanya Christian.
Sang asisten mengangkat kepalanya menatap Christian, "apapun yang terjadi akan selalu sampai ke telinga tuan besar. Termasuk insiden di pelabuhan," ucap Sang asisten.
"Apa katamu?" Viola berdiri mendekati asisten tuan besar, "Bagaimana reaksi Ayah mertuaku setelah mengetahui kalau mencucu menantunya yang tersayang itu hampir saja membunuh seorang perempuan?" Tanya Viola yang entah kenapa merasa senang mendengar ucapan asisten Tuan besar.
"Tentu saja tidak percaya," jawab sang asisten dengan singkat membuat Viola sangat kecewa.
"Apa?! Tidak percaya? Bagaimana bisa? Jelas-jelas perempuan itu hampir membunuh Luna Dan dia bahkan hampir mempermalukan nama keluarga dengan mendekam di penjara seandainya saja Luna dan keluarganya tidak menarik tuntutannya!" Kata Viola yang tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari asisten Ayah mertuanya.
"Silakan menanyakan itu pada Tuan besar, Saya hanya melakukan tugas saya sebagai asisten," kata Sang asisten sebelum akhirnya kembali tertunduk Menatap layar komputernya di mana Dia sedang menyiapkan sebuah berkas yang akan diperiksa tuan besar.
"Kakekmu benar-benar keterlaluan! Bagaimana bisa dia terus membela menantu bodoh itu saat hampir membunuh seseorang?!" Kata Viola sambil menatap putranya dengan bingung.
Tetapi perempuan itu terkejut ketika Christian malah berkata, "bukan itu masalahnya Bu, yang bermasalah ialah Bagaimana Ibu bertanggung jawab atas apa yang sudah ibu lakukan! Kakek pasti marah besar karena perbuatan ibu!"
Viola melototkan matanya, "Apa?! Kenapa jadi menyalahkanku sekarang?! Aku hanya memberi pelajaran pada perempuan itu dan melindungimu agar tidak satu kamar dengan--"
Clek!
Ucapan Viola langsung berhenti ketika melihat pintu ruangan ICU sudah terbuka memperlihatkan salah seorang dokter keluar dari sana dan langsung menatap mereka.
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini