Dinda pus pita sari adalah seorang wanita kupu kupu malam, yang terkenal dikalangan pria hidung belang.
tarif yang diberikan sangat fantastis, sekali kencan bisa buat beli mobil Fortuner. tapi sesuai hukum alam semua orang pasti memiliki pasangan.
sama hal nya Dinda, yang terserang virus cinta, kepada pemuda yang bernama Azzam , dia hanya seorang SANTRI pengabdi dalem sang guru .
"aku hanya seorang santri biasa Din. tidak akan mampu membiayai kamu, apa yang kau sukai dari ku"
bagaimana kah kelanjutan kisah cinta dinda?
apa kah orang tua Azzam akan setuju?
ayo ikuti terus cerita nya...
jika anda suka dengan cerita nya jangan lupa succerep, like, share dan komentar nya
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hima Al palembangi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
"saya yakin kang Azzam pasti mau memaaf kan kita mbk, diakan baik tutur ana sambil menguap air mata Dinda
Dinda hanya mengangguk kan kepala nya, seolah olah pasrah dengan keadaan yang kini tidak baik baik
Dinda sesunguh nya tahu jika Azzam adalah seorang yang baik dan tidak seperti yang lain, Azzam memiliki sikap yang dingin dan tidak banyak mengenal orang lain, walau pun banyak yang mengenal nya dan mengagumi karakter nya, Azzam tetap santai dan menghormati
Setelah selesai mengerjakan ulangan yang kedua Dinda langsung pulang. Dalam hati dan pikiran Dinda masih merasa bersalah dan penyesalan karna tidak menolong dan tidak bertanggung jawab
Penyesalan dalam hati Dinda dibawa sampai kerumah. motor nya diparkir depan rumah lalu tanpa mengucap salam Dinda langsung membuka pintu dan melepas sepatu kaos kaki nya lalu masuk
"Hay Din, kenapa kamu tegur ibu Hasanah yang lagi santay di sofa
"tidak apa apa jawab singkat tanpa memperdulikan ibu nya
"ini anak kenapa lagi kerutuk ibu Hasanah sambil menutup pintu
Dinda masuk kamar lalu melepas jilbab nya dan baju nya, tingal baju dalam saja, lalu menghempas kan badan nya diatas kasur dengan posisi tengkurap
Ibu Hasanah yang melihat Dinda berbaring hanya menggelengkan kepala nya sambil mengelus dada nya
Tidak biasa Dinda seperti itu, biasa nya jika pulang dari sekolah pasti salam dan ada busa basi serta dengan wajah yang ceria. Tapi kali ini jangan kan wajah ceria dan senyuman, salam pun tidak ada
Seakan akan dunia terasa gelap tanpa cahaya, ibu Hasanah mencoba mendekati anak nya, sambil duduk di sisi ranjang dekat Dinda
"ada apa kamu Din, tidak seperti biasa nya? mencoba bertanya ibu nya dengan hati hati
Dinda hanya diam tanpa kata, entah apa yang dirasakan, pasti nya penyesalan dan merasa salah kepada Azzam
" ada apa Din, apa kah kamu berkelahi dengan guru mu, atau kamu diolok olok teman teman lagi? Sambil mengelus punggung Dinda
" tidak buk, jawab singkat Dinda tanpa melihat ibu nya
"lantas apa yang membuat mu, seperti ini? rasa penasaran ibu nya
"Jika masalah berkelahi dan olok olok kan pasti Dinda tidak seperti ini buk jawab Dinda sambil bangkit dan duduk di sebelah ibu nya
"lantas apa Din, bicara lah jangan hanya diam, siapa tahu ibu bisa bantu tutur ibu Hasanah
"aku tadi menyerempet kang pondok buk, dan dia terluka
"lantas, apakah dia tidak apa apa, dengan nada cemas ibu nya
"dia terluka parah buk, jawab Dinda sambil menetes kan air mata nya
"ya ampun Dinda terus dia sekarang dimana, apa kah kamu bawa ke dokter tadi? Ibu Hasanah menghujani pertanyaan pada Dinda
Ibu Hasanah paham betul dengan keadaan anak anak yang mondok di pesantren itu, karna ibu Hasanah dulu nya paling rutin jika malam Jum'at dan Selasa sore mengikuti pengajian para ibu ibu, sebelum cafe nya besar seperti sekarang
Dan pada waktu itu Dinda masih kecil sering dibawa nya, jadi pengasuh pondok paham dengan Dinda,
"Dinda menceritakan semua nya pada ibu Hasanah, tentang kejadian nya tadi pagi, dan kejadian di kantin tadi, dengan nada yang tegas dan dengan linangan air mata
"ya sudah nanti ibu yang akan kesana menemui kang Azzam, dan memintak maaf serta akan ibu bawa kerumah sakit, tutur ibu Hasanah sambil memeluk anak putri nya
"aku boleh ikut kah buk? Tanya Dinda
"tidak usah, kamu dirumah saja, bantu mbk mu, jawab ibu nya
"tapi aku ingin ikut buk... pinta Dinda
"tidak usah, kamu dirumah saja, kamu mau ngapain kesana? Tanya ibu hasanah
Dinda hanya terdiam tanpa kata dan tidak menjawab pertanyaan ibu nya, karna Dinda tahu berdebat dengan ibu nya, sama hal nya berdebat dengan membangun kan harima tidur, jika ibu nya bicara tidak pasti tidak