IG@THALINDALENA
"Aku mohon padamu!! Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini!" pinta pengantin wanita kepada Lara yang dia tarik ke sebuah kamar hotel.
"Nona Sierra, bukankah Anda dan Tuan Lio sudah berpacaran cukup lama? Tapi kenapa sekarang Anda..." ucapan Lara terjeda ketika Sierra melepaskan cincin pertunangannya, lalu menyematkannya ke jari manis Lara dengan paksa.
Lara berusaha melepaskan cincin berlian itu, akan tetapi Sierra melarangnya.
"Cincinnya sangat pas dari jari manismu, tinggi, dan postur badan kita sama, bahkan kulit kita sama, jadi aku mohon gantikan aku sebagai pengantin wanita!" mohon Sierra seraya melepaskan gaun pengantinnya dengan cepat.
"Maaf, Nona, aku tidak bisa!" Lara mundur, dan ingin keluar dari kamar hotel itu, tapi langkahnya terhenti saat mendengar ancaman Sierra.
"Aku akan bunuh diri jika kau tidak mengikuti perintahku!!!!"
Lara terpaksa menjadi pengantin pengganti. Hidupnya hancur dan penuh derita setelah menikah dengan Achelio.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Dipersimpangan Jalan
"Kau masih di sini?" Saat memasuki rumah. Lio melihat temannya sedang duduk santai di ruang keluarga sembari memainkan gitar.
Leo mendongak, menatap Lio sambil memberikan senyuman tengilnya. "Aku memutuskan untuk tinggalsementara di sini." Menjawab dengan santai, dan sama sekali tidak takut pada singa jantan yang kapan saja siap memangsanya.
Ya, Leo menganggap Lio sebagai singa jantan. Sungguh teman lucknut!
"Rumah ini bukan tempat penginapan, jadi pergi sana!" usir Lio dengan nada tidak suka.
"Dan sayangnya aku tidak mau pergi!" balas Leo tersenyum tengil, memancing amarah Lio.
Lio berkacak pinggang, memainkan lidah di dinding pipi, hingga membuat pipinya terlihat menggembung, kedua matanya menatap marah pada Leo yang tidak tahu diri.
"Apa motivasimu menginap di sini?! Kau bukan tipe orang yang suka menginap apalagi menyusahkan orang lain!" ucap Lio penuh selidik.
Leo meletakkan gitarnya di sofa, tersenyum ganteng sambil menyibakkan rambutnya ke belakang dengan gaya cool. "Sudah aku katakan sebelumnya 'kan kalau aku akan mendekati Lara. Bukankah kau tidak menganggapnya sebagai istri? Jadi apa salahnya jika aku merebutnya darimu?" Leo berkata dengan ringan, namun kata-katanya itu seperti api yang menyambar-nyambar hati Lio.
Lio mengepalkan kedua tangannya dengan erat, rahangnya pun ikut mengeras, giginya bergemeletak, ada rasa tidak suka dengan ucapan dan niatan temannya itu.
"Pergi dari sini!" usir Lio sekali lagi, kali ini menaikkan nada suaranya dua oktaf.
"Wow ... wow ... calm, bro! Kenapa kau jadi sewot? Bukankah sebelumnya kau tidak peduli?!" ejek Leo, tersenyum miring. Sengaja mengibarkan bendara perang pada temannya yang otaknya sudah hilang separoh itu! "Aku sudah bertemu dengan Lara. Aku rasa aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Ck! Aku tidak mengira kalau Lara secantik itu bagaikan dewi yunani." Sengaja memuja dan memuji Lara di hadapan Lio langsung karena dia ingin melihat reaksi teman gilanya itu.
Lio semakin mengeraskan rahangnya, rasanya ingin menonjok wajah pria itu sampai babak belur. Tangannya sudah terangkat, tapi dia kembali menurunkannya, ketika mendengar ucapan Leo yang begitu menusuk hatinya.
"Apa kau tertarik pada Lara? Katakan sekarang juga, akui perasaanmu. Jika iya maka aku akan mundur, jika kau hanya menganggapnya sebagai seorang pelayan maka aku akan merebutnya darimu!" tegas Leo dengan nada menekan, menatap serius kepada Lio yang membalas tatapannya dengan tajam.
Satu detik hingga detik berikutnya Lio masih diam membisu, seolah enggan berbicara mengenai perasaannya. Lidahnya terasa kelu, hatinya terasa gamang, seolah berada di persimpangan jalan, dia bingung memilih arah tujuannya. Kurang lebih seperti itu gambaran perasaan Lio saat ini.
"Diammu aku anggap kau tidak menginginkannya! Jadi jangan salahkan jika aku akan merebutnya darimu! Kau sebentar lagi akan menjadi duda, camkan itu!" Leo sangat serius dengan ucapannya.
Lio mendekati Leo lalu melayangkan bogem mentah ke wajah pria itu.
BUGH!!!
"Aku memang tidak menginginkannya, tapi jangan harap kau bisa merebutnya dariku!!!" bentak Lio sangat emosi setelah membuat salah satu sisi wajah Leo lebam.
"Shitt! Kau membuat wajah berhargaku lembam!" maki Leo seraya meludah kesal, lalu membalas perbuatan Lio.
BUGH!!!
Satu pukulan keras mendarat di wajah Lio.
"Rasakan itu! Bastard!" maki Leo sambil menunjuk-nunjuk Lio penuh amarah. "Kau tidak bisa mempermainkan wanita yang tidak bisa berdosa itu, sialan!!!"