Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Bu asri masuk dengan perasaan gugup dan was-was karena dia melihat sorot mata presdirnya yang melihat kedatangan Bu asri dengan tatapan tajamnya, entah apa kesalahan Bu asri tetapi bisa Bu asri pastikan bahwa bosnya itu sedang marah besar karena mimik wajahnya sangat menyeramkan saat melihat.
"Maaf, pak. Apa kah pak Zico memanggil saya?" tanya Bu asri.
"Apa kah ini yang biasanya membersihkan ruangan ini?" tanya Zico balik dan langsung mendapatkan anggukan dari Bu asri.
"Iya, pak." sahut Bu asri.
"Kalau begitu apa kah ibu yang kemarin membersihkan semua berkas berkas saya di meja ini," ucap Zico sudah dengan nada marah karena dengan seenaknya membersihkan berkas berkas yang penting dengan nilai miliaran rupiah.
"Berkas, membersihkan?" ucap Bu asri sedikit bingung namun ia langsung teringat akan Felysia yang menggantikan nya untuk membersihkan ruang kerja presdirnya itu.
"Seharusnya saya pak, tetapi karena saya kemarin ada urusan mendadak jadi saya menyuruh OG lainnya untuk menggantikan saya membersihkan ruangan ini, dia juga sudah biasa membersihkan ruangan ini jadi saya tidak khawatir tapi mungkin dia tidak tahu kalau berkas berkas tersebut penting pak!" ucap Bu asri mencoba membela Felysia.
"Adi, panggil sekarang OG itu!" tegas Zico kepada sang sekertaris karena dari tadi Adi juga masih berada di sana.
"Baik, tuan." balas Adi kemudian pergi dari ruangan tersebut dan memanggil Felysia melalui Bu Luna.
Felysia yang di suruh ke ruangan presdir oleh Bu Luna pun sedikit takut, gugup, dan was was pasalnya Bu asri juga ada di sana tadi tepi kenapa dia juga ikut-ikutan di panggil, apa kah dia membuat masalah besar hingga untuk pertama kalinya presdir memanggilnya bahkan presdir baru yang memanggilnya.
Felysia harus tetap tenang dan tidak boleh gegabah dalam bertindak karena bisa mempertaruhkan pekerjaannya di sini, mungkin saja dia di panggil karena ada sesuatu pekerjaan maka Felysia akan senang karena bisa mendapatkan uang lebih banyak lagi bukan.
Sampai di depan ruangan CEO nya Felysia melihat ada mbk Nina yang sekertaris juga di sana dan menyuruh Felysia untuk masuk saja karena sudah di tunggu, segera Felysia mengetuk pintu tersebut dengan perasaan gugup.
TOK TOK TOK
"Masuk!" perintah orang di dalam dengan suara dingin dan tajamnya membuat buku kuduk Felysia berdiri seketika.
Tak lama pintu pun terbuka dan menampakkan Bu asri yang sudah duduk menciut di sana dengan wajah ketakutan, namun Felysia masih tidak tahu permasalahan yang terjadi dan hubungannya dengan dia apa.
Baru saja Felysia masuk membuat Zico melihat ke arahnya, namun penampilan Felysia menarik perhatian Zico karena dengan wajah cantik natural tanpa tambahan make up apa pun badan ideal dan proporsional sangat cantik menurut Zico hingga ia terdiam seketika.
"Maaf, apakah bapak memanggil saya?" tanya Felysia dengan nada sesopan sopannya membuat Zico tersadar dan melamun nya tadi dan kembali ke sifat aslinya, namun Zico tak menyangka bahwa di perusahaan nya ada OG yang terbilang cantik dan manis seperti itu.
"Apa kah kamu yang membersihkan ruangan saya kemarin?!" tanya Zico dengan nada dinginnya dan menahan amarahnya.
"Iii,,, iya pak." ucap Felysia dengan terbata-bata.
Zico pun melihat ke arah Adi dan juga Bu asri kemudian menyuruh Merkea berdua untuk pergi dari sini sehingga menyisakan Zico dan Felysia saja di sana berdua.
"Sekarang sayang tanya di mana berkas berkas di meja saya kemarin?" tanya Zico lebih dingin lagi.
Felysia yang mendengar kan hal itu pun mengingat lagi apakah dia membersihkan berkas berkas di meja tersebut, setelah mengingatnya Felysia pun memberitahukan bahkan memang benar dia yang membersihkan nya.
"Iya, tuan. Kemarin saya membersihkan meja kerja tuan karena sangat berantakan," sahut fely.
"Sekarang di mana berkas berkas saya?" tanya Zico.
Setelah mengucapkan hal itu Felysia pun bergerak menuju ke laci yang biasa di taruh berkas berkas penting sewaktu pak teguh menjabat sebagai CEO di sana, tak lama Felysia membawa berkas berkas tersebut ke meja kerja Zico dan Zico juga melihat berkas berkas nya ternyata masih utuh dan tidak ada yang hilang.
"Maaf sebelumnya pak, mungkin saya kebiasaan menaruh berkas penting di sana karena pak teguh sering sekali menaruhnya di sana," ucap Felysia dengan menundukkan kepalanya tak berani untuk melihat ke arah sang bos.
Sedangkan Zico malah berharap agar OG nya itu menghadap ke arahnya karena entah mengapa Zico sangat suka melihat wajah cantik natural dari OG nya itu.
"Nama kamu siapa?" tanya Zico entah mengapa tak tahu malu, Felysia yang di tanya pun terkejut namun segera menetralkan keterkejutan nya dan berfikir bahwa itu adalah hal yang wajar bukan karena sebagai seorang bos pasti harus tahu nama karyawan nya tetapi Felysia hanya lah seorang OG rendahan yang bahkan pendidikan nya hanya sampai SMA saja.
"Saya?!" tanya Felysia sedikit terkejut.
"Iya, siapa lagi kan di sini cuma ada kamu dan juga saya!" sahut Zico dengan dinginnya.
"Sa... Saya fely pak Felysia," ucap Felysia dengan gugup karena dia sedang berbicara dengan bosnya.
"Oh, ya sudah kalau begitu kamu boleh pergi dan ingat sekarang bos kamu itu saya bukan pak teguh jadi sekarang kamu ikuti aturan saya, saya tidak mau berkas berkas saya hilang lagi seperti tadi!" ucap Zico dengan penekanan.
"Baik, pak. Sekali lagi saya minta maaf," ucap Felysia.
"Iya." jawab Zico singkat padat dan jelas.
"Kalau begitu saya permisi pak!" pamit Felysia kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan hati sedikit lega karena bos nya itu tak marah kepadanya meski pun bosnya itu sangat mengintimidasi nya tadi namun Felysia bisa bertahan.
Saat keluar ruangan bos nya Bu asri sudah menunggu Felysia di depan ingin menanyakan nasib Felysia setelah dari dalam sana.
"Fel, gimana?" Naya Bu asri berjalan pergi meninggalkan lantai tiga puluh.
"Aku gak papa kok Bu," sahut fely menenangkan Bu asri.
"Maafin ibu ya gak ngasih tahu kamu sebelumnya gimana tempat tempat pak Zico, jadi kamu masih ngikuti tempat tempat pak teguh," ucap Bu asri merasa bersalah karena ini semua juga salahnya.
"Iya, Bu asri tenang aja toh pak Zico juga gak mecat fely kan!" sahut Felysia.
"Iya juga, ya udah kita kerja lagi aja ya!" sahut Bu asri.
Mereka pun kembali ke perkejaan nya, mbk suci dan wulia saat jam makan siang mendekati Felysia dan menanyakan tentang kejadian tadi pagi di mana Felysia di panggil ke lantai tiga puluh membuat mereka merasa sangat kepo sekali.
"Fel, beneran tadi kamu di panggil ke lantai tiga puluh?" tanya mbk suci.
"Mbk suci tahu dari mana?" tanya Felysia.
"Jadi bener?!" sahut mbk suci kaget dan di angguki oleh Felysia.
"Emangnya mbk suci denger dari mana?" tanya Felysia lagi.
"Tadi dari anak anak OB katanya kamu di panggil sama Bu asri," sahut mbk suci.
"Iya." jawab Felysia lemas.
"Kenapa fel?" tanya wulia.
"Kemarin waktu aku bersih bersih ruangan gak sengaja aku simpan berkas berkas tersebut ke laci yang biasanya pak teguh pakai, lah pak Zico itu gak tahu jadi dia panggil aku sama Bu asri deh." ucap Felysia dan mendapat anggukan dari mbk suci dan juga wulia.
"Oh gitu toh!" jawab keduanya dan mendapat anggukan dari Felysia.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil