"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayar sewa kontrakan
Sepenjang perjalanan Riyan memikirkan ucapan ibunya,ya Riyan gak bisa membantah ucapan ibunya sangking sayangnya sama ibunya apa pun yang di ucapan ibunya akan selalu benar.
Lima menit baru lah sampai Riyan ke kontrakannya yang di jalan rajawali dua sedangkan ibu Ratmi tinggal di komplek sebelah rajawali satu.
Dengan hati masih sedikit dongkol niat hati mau langsung mandi dan istirahat pas sampai rumah,gak taunya ketika sampai pintu hendak masuk ternya pintu terkunci,karena tak bawa kunci cadangan terpaksa Riyan duduk menunggu Nita pulang,pikirannya Riyan Nita ngeluyur enah kemana padahal mengantar mengaji Anwar.
lima menit berlalu Riyan menunggu depn rumah namun Nita belum juga nongol hidungnya,sambil menghisap rokok sambil ngendumel gak jelas.
" Parah,jam segini belum juga balik gak sadar apa hari sudah mau senja gak pulang-pulang gak ingat suami apa tuh Nita,sudah tau hamil besar masih aja ngeluyur gak jelas." omel Riyan sambil menghisap rokok.
Namun dari kejauhan Nita sudah melihat kalo ada suaminya udah pulang entah dari mana sebagian baru kembali,padahal hari Sabtu dia libur bukannya di rumah malah ngumpul ngumpul teman.
" Assalamualaiku,kapan pulang mas?" ucap Nita lembut
" Dari tadi kamu kemana aja,ingat kamu itu hamil besar bukannya di rumh aja malah ngeluyur, sudah cepet buka pintunya aku mau mandi gerah."omel Riyan sambil mematikan Putung rokok yang masih menyala.
" Mama tadi habis antar Anwar ke TPA mas," jelas Nita sambil mengarah kan kunci ke pintu dan membukanya.
" Lambat banget sih," omel Riyan sambil berlalu masuk tanpa perdulikan Nita yang masih berdiri di depan pintu.
Seperti orang buru-buru Riyan langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
Sedangkan Nita yang memang sudah mandi langsung menuju dapur menyiapkan makan untuk suaminya.
Tak butuh waktu lama Nita selesai masak hanya butuh 10 menit aja karena hanya menggoreng ikan asin dan tahu saja karena masih ada sayur tdi siang jadi hanya di panasi aja.
Ketika Nita hendak keluar,Riyan pun sudah selesai dengan acara mandinya,ketika bertemu Nita langsung mengatai Nita jorok.
" Lah ma, kamu gak mandi jorok banget sih udah mau Maghrib gak baik wanita Habil mandi malam malam." omel Riyan sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil di hadapan Nita.
" Mama,udah mandi yah jam emat tadi sekalian sholat ashar,." jelas Nita ke suami sambil melihat suami yang diam mematung di tempatnya.
" Ternyata mandi sama gak sama aja kamu itu nit, kaya orang Belu mandi, kumuh bedul emang gak ada baju lagi kah pake daster kemarin." ucap Riyan menghina Nita, ya biasa Riyan kadang menghina penampilan Nita karena kaya orang gak punya baju,dasternya itu itu aja yang di lihat Riyan.
" Lah mas, emang mas ngasih uang aku berapa? baju daster begini kah yang paling nyaman ku pakai saat ini.sampean bilang mama gak ganti,dasterku cuma beberapa mas.klo mas mau lihat mama ganti ganti baju ya jangan ngasih uang sak uprit yang harga rokok mu aja kurang." omel Nita sangking dongkolnya di bilang begitu.
" Jawab aja bisanya kamu nih,heran aku kenapa dulu aku bisa nikahi kamu, jangan jangan kamu pake pelet kah sampai aku nikaahi kamu,udah kucel miskin nyusahin pula." omel Riyan sambil berlalu masuk kekamar dan menutup pintukamar sedikit kencang hingga menimbulkan sedikit Suara di ruangan itu.
" Astaghfirullah,mas,mas, gimana mau ganti ganti baju mas, uang dari mu ja tak cukup untuk beli beras satu kilo apalagi beli daster sekarang searga tiga puluh lebih satu pcsnya," ucap Nita dalam sambil mengelus dadanya Karen kaget dengan suara pintu yang sedikit keras, Nita pun berlalu pergi meninggalkan pintu kamar itu menuju ruang tamu niat hati mau nyantai sambil menunggu jam masuk sholat Maghrib.
" Nita,,," teriak Riyan dari dapur.nita pun langsung berdiri dan lari kecil menuju dapur melihat drama apa sama suaminya apa seperti biasa protes masalah masakan atau hal lain.
"Ya mas, kenapa mas teriak teriak gak enak mas di dengar tetangga." omel Nita setelah sampai di hadapan suaminya.
" Mata mu buta kah,ini apa,bisa masak gak sih." bentak Riyan sambil membanting tudung nasi ke lantai.
" Lah, mas itu uang dari mu cukup untuk beli ini emang mas mau makan apa?" tanya Nita yang udah gak bisa lagi nahan emosinya.
" Ya masak apa kek ayam kah atau apa Jagan hari hari tahu tempe kalo gak ikan asin begini,apa," bentak mas Riyan sambil membanting ikan asin ke dalam piring.
"Astaghfirullah mas, kamu kalo ngasih sesuai dong biar aku bisa masak yang kamu mau jangan menuntut ku kalo kamunya aja gak mampu, gajimu besar mas tapi apa aku hanya kmu kasih uang sak uprit untuk beli rokok mu ja kurang mas, masih mending aku masih masak untukmu." ucapku sedikit meninggikan suara karena aku sudah lelah seharian menahan emosi dari mba Yanti dan ibu mertua di tambah lagi perilaku suami yang gak menghargai usahaku..
"Ya,jawab aja kamu itu bisanya,udah aku malas makan kamu makan aja sendiri,hilang sudah lapar ku." omel mas Rian sambil berlalu pergi meninggalkan rumah kontrakan entah mau kemana Maghrib Maghrib keluar.
" Ya,Allah rasanya sakit banget gak di hargai selalu begini,andai kamu ngasih aku uang lebih mas pasti ku masakan rendan atau rica rica mas,uang darimu ja aku kadang mikir kadang harus ngambil uang tabunganku sendiri untuk mencukupi kebutuhan,udah hampir dua tahun berumah tangga denganmu hanya tiga bulan awal ja kamu mencukupi kebutuhan ku sisanya gak.
Aku pun merapikan lagi mejamakan yang di berantakin oleh mas Riyan,setelah selesai akupun langsung menuju kamar mandi mengambil air wudhu untuk menjalan kan sholat Maghrib,beberapa menit setelah sholat aku masih saja setia duduk di atas sejadah dan mengadungan semua sama sang pencipta tentang apa yang kurasa, setelah puas ku menangis ku beresin alat sholatku dan menuju keluar rumah tujuan utama ku menjemput Anwar pulang.
Saat ku langkah kan kaki ke masjid depan komplek tak sengaja ku bertemu ibu pemilik kontrakan yang kebetulan baru pulang dari masjid,tak lupa kusapa ramah walau kenyataannya jawabannya pasti ketus.
" Assalamualaikum Bu Ida,baru pulang dari masjid Bu?" sapaku ramah
" Ya,oh ya nit uang sewa rumah sudah ada kan, klo sudah ada ibu minta sekarang ya soalnya mau ibu pakai ada perlu." ucap ibu Ida sedikit ketus
" Lah kan masih emapat hari lagi Bu jatuh temponya." ucapku ramah.
" Sekarang aja klo ada,mau empat hari lagi atau sekarang sama aja nit, kalo ada sekarang ibu minta ya jangan menungak ntr kaya sebelum sebelumnya nanti nanti gak taunya molor bayarnya,bukannya suamimu udah gajian kan kemarin." ucap ibu Ida yang membuat ku terkejut karena setau ku jika jatuh tanggal gajian kena tanggal libur pasti di undur kalo gak Senin hari Selasa.
" Nanti saya kasih tau mas Riyan ya Bu kalo gitu." ucapku
" Ya sudah kalo ada uangnya langsung aja antr kerumah ya,ibu pulang dulu assalamu'alaikum." ucap ibu Ida dan berlalu pergi meninggalkan ku yang masih mematung.
jangan lupa saling dukunggg