(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata juga mental yang kuat untuk marah-marah!)
Sheila, seorang gadis culun harus rela dinikahi secara diam-diam oleh seorang dokter yang merupakan tunangan mendiang kakaknya.
Penampilannya yang culun dan kampungan membuatnya mendapat pembullyan dari orang-orang di sekitarnya, sehingga menimbulkan kebencian di hatinya.
Hingga suatu hari, Sheila si gadis culun kembali untuk membalas orang-orang yang telah menyakitinya di masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu dan Audry Yang Jahat
Malam harinya, di meja makan, Sheila yang biasanya makan di dapur bersama para asisten rumah tangga, malam itu terpaksa makan bersama setelah Marchel memaksa.
Sheila beberapa kali menolak, namun Marchel tetap memaksa, sehingga gadis itu pasrah dan merasa tidak enak pada ibu mertua dan Audry yang sejak tadi menatap tajam padanya. Sheila yang mendapat perlakuan itu hanya dapat menundukkan kepalanya.
"Marchel, aku ambilkan lauknya, ya..." ucap Audry menawarkan.
"Tidak! Aku bisa sendiri. Kalau ada yang harus melakukannya, itu adalah Sheila. Dia istriku," ucap Marchel menekan.
Sejenak, Sheila melirik Marchel, lalu setelahnya melirik sang ibu mertua. Tatapan permusuhan yang dirasakannya sejak awal menginjakkan kaki di rumah itu membuatnya tidak berkutik.
Makan malam pun berlanjut dengan kebisuan. Hanya suara peralatan makan yang terdengar saling beradu. Sedangkan Sheila, hanya makan sekenanya karena tatapan mengintimidasi dua wanita jahat di depannya membuatnya gemetaran.
"Aku sudah selesai. Aku mau kembali ke kamar," ucap Sheila takut-takut.
Gadis kecil itu akan berdiri dari duduknya, namun Marchel segera menarik pergelangan tangannya. "Habiskan dulu makananmu. Kau baru makan sedikit."
"Aku sudah kenyang!" jawabnya.
Marchel tidak melepas genggaman tangannya. Dengan mata tertuju pada sosok istri kecilnya itu. Akhirnya, Sheila pasrah dan kembali duduk, melanjutkan makannya.
"Makanlah yang banyak. Lihat, sekarang kau jadi agak kurus." Marchel mengambilkan beberapa lauk dan meletakkan di piring Sheila. Dan, hal itu berhasil membangkitkan kecemburuan di hati Audry. Wanita itu terus menatap Sheila dengan tatapan tidak suka.
Dan, sepanjang makan malam, ibu terus memuji-muji Audry karena kecantikan dan prestasinya sebagai seorang calon dokter. Seolah ibu ingin menunjukkan bahwa Audry jauh lebih layak dibanding Sheila. Sedangkan Marchel tampak tidak peduli dengan apapun ucapan ibu. Hanya tatapannya yang sesekali mengarah pada Sheila.
"Aku sudah selesai, selamat malam semua," Marchel berdiri dari duduknya, mengulurkan tangan pada Sheila, "Ayo, Sheila... Kita ke atas."
Rasanya, Audry seperti terbakar melihat Marchel yang menunjukkan kepeduliannya pada Sheila. Ia bersumpah dalam hati akan merebut Marchel dari Sheila. Kepercayaan dirinya yang lebih cantik dan lebih baik dilihat dari sisi manapun membuatnya yakin bisa merebut Marchel dari Sheila.
***
Pagi menjelang. Sheila baru saja selesai sarapan pagi di dapur bersama beberapa pelayan di rumah itu. Gadis itu sudah rapih dengan seragam sekolahnya.
Dan, saat akan keluar dari dapur, bersamaan dengan Audry yang baru saja selesai sarapan. Audry melirik Sheila dengan tatapan menghina. Sangat jelas tergambar di wajahnya sedang merendahkan gadis yang baginya sangat kampungan itu.
"Aku tidak percaya kalau Marchel mau menikah denganmu," ucapnya sambil menatap sinis pada Sheila. "Coba lihat dirimu, dan bandingkan dengan Marchel. Dari segi manapun, kau sangat tidak layak untuknya."
Sheila tidak menjawab. Ia hanya menatap wajah wanita di depannya dengan kesal dan tangannya yang mengepal.
"Maaf, aku harus segera berangkat ke sekolah," ucap Sheila dengan nada ketus.
Audry menahannya dengan berpegangan pada pintu. "Aku belum selesai bicara!"
"Tapi aku tidak mau bicara dengan Kak Audry!" Entah keberanian yang asalnya dari mana, Sheila mendorong Audry sehingga mundur beberapa langkah, dan akhirnya terjatuh.
Tidak lama kemudian, ibu hadir di antara dua orang itu.
"Ada apa ini?" tanya ibu sambil melirik Sheila dan Audry bergantian. "Audry, apa yang terjadi?" Ibu berjongkok dan membantu Audry berdiri.
"Sheila mendorongku, Bu!"
"Dia yang mulai, Bu!" ucap Sheila membela diri.
"Tidak, Bu! Dia baru saja berkata yang bukan-bukan tentang ibu," tuduhnya.
Dengan cepat Sheila menggeleng. "Ti-tidak Bu....Bukan begitu. Dia bohong! Dia barusan menghinaku!"
"Kau jangan membela diri! Tadi kau bilang akan menguasai Marchel dan seluruh isi rumah ini kan?" bentak Audry.
Mendengar ucapan Audry membuat ibu naik pitam. Ia segera mendekati menantunya itu.
"Bu aku tidak..."
PLAK!
Satu tamparan keras mendarat di wajah Sheila. Sementara Audry terlihat tersenyum puas melihat Sheila ditampar oleh ibu mertuanya sendiri. Gadis polos itu hanya diam seraya memegangi wajahnya yang masih terasa perih. Dulu, jangankan menampar, siapapun yang berbicara dengan nada kasar pada Sheila akan berhadapan dengan sang kakak. Dan kini, ada gadis seusia Shanum yang akan menyiksa Sheila di rumah itu.
Tidak lama kemudian, terdengarlah suara Marchel memanggil.
"Sheila...!" panggil Marchel.
Ibu menoleh pada sumber suara. "Cepat kau temui Marchel!"
Sheila hanya menjawab dengan anggukan, lalu keluar dari dapur. Di luar sana, Marchel sudah menunggu Sheila untuk berangkat bersama.
"Apa yang kau lakukan di dapur? Kenapa lama?" tanya Marchel.
"Tidak ada Kak," jawabnya sambil menarik rambutnya ke depan untuk menutupi wajah merahnya yang baru saja mendapat hadiah tamparan.
"Baiklah, ayo kita berangkat!"
Marchel pun mengantar Sheila ke sekolah. Sepanjang jalan, keduanya diam membisu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Sheila masih memikirkan hadiah tamparan dari ibu mertuanya tadi.
***
Sebuah mobil mewah berhenti di depan gerbang sekolah elit itu. Tampak Sheila turun dari mobil.
Maya dan teman-temannya pun baru tiba. Maya menatap Sheila dengan perasaan tidak suka. Pasalnya, Rayhan begitu marah padanya saat mengetahui bahwa mereka mengurung Sheila di gudang sekolah. Bahkan kini, Rayhan enggan bicara dengannya.
"Kalian lihat si Culun itu. Dia turun dari sebuah mobil mewah. Kira-kira itu siapa yang mengantarnya?" tanya Maya pada teman-temannya.
"Paling itu om-om..." jawab salah satu temannya.
Tiba-tiba, terbesitlah ide jahat di otak Maya untuk mengerjai Sheila. Maya seperti tidak ada puasnya menjahati gadis polos itu.
"Aku punya ide untuk membalasnya. Karena dia Rayhan sekarang tidak mau bicara denganku," ucap Maya dengan senyum kebenciannya.
"Kau mau membalasnya bagaimana?"
"Kita ajak dia ke club malam. Beberapa hari lagi, kakakku berulang tahun. Dan dia akan merayakannya di sana. Aku akan mengajak Sheila ke sana."
"Tapi untuk apa mengajak Sheila?"
Maya pun berbisik pelan di telinga temannya itu, membuat gadis itu membulatkan matanya.
"Kau sudah gila, Maya."
"Aku akan membuatnya dikeluarkan dari sekolah ini, secara tidak terhormat," ucap Maya seraya menatap tajam Sheila.
***
Jam belajar di mulai....
Selama jam belajar, Sheila tidak bisa berkonsenterasi. Pikirannya terus tertuju pada ibu dan Audry. Rasanya Sheila sudah tidak kuat tinggal di rumah Marchel.
Aku akan pulang ke rumahku saja. Aku tidak mau pulang ke rumah Kak Marchel. Ibu dan Audry akan memperlakukanku dengan buruk. Mungkin pagi ini aku hanya ditampar. Tapi hari-hari berikutnya, mereka akan melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk padaku. Sheila membatin.
Hingga akhirnya jam pelajaran selesai. Siang itu, Sheila benar-benar kembali ke rumah lamanya. Rumah minimalis dimana dia menghabiskan masa kecilnya. Kerinduannya pada Shanum semakin besar, setelah melihat fotonya bersama Sang kakak yang menggantung di dinding.
"Kak, aku sangat merindukan kakak! Kenapa kakak secepat ini meninggalkanku? Sekarang aku tidak punya seseorang yang akan melindungiku."
Di rumah itulah, Sheila menangis sejadi-jadinya memikirkan nasibnya yang malang. Terlibat pernikahan diam-diam dengan seorang dokter yang merupakan tunangan kakaknya sendiri bukan sesuatu yang membahagiakan baginya.
****
Resiko emak berdaster gabut hobi rebahan sambil baca novel...
ulang" trus novel yg favorit tp gak prnah bosan😁😁
blm bisa move on kk 🤭🤣🤣🤣🤣
nihh kudu balik baca lg 😁😁
/Ok//Good/
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/