Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 34
"M-mbak Intan.." Gumam Doni terbata-bata saat melihat Intan menatap dirinya dengan tatapan sendu.
Intan mencoba bangun untuk membenarkan posisinya. Namun saking lemasnya, dia tidak bisa mengangkat tubuhnya sendiri.
"Sayang, kamu sudah sadar, hm?" Ucapnya bernada lembut dan langsung membantu Intan.
Tatapan Intan berubah datar saat Indra menyentuhnya, dirinya bahkan merasa enggan ketika Indra membantunya.
Doni langsung menarik kembali kakinya yang awalnya dia ingin melangkah untuk lebih dekat ke arah Intan. Saat ini, dia sadar dengan posisinya, dia tidak ingin Indra merasa curiga akan kedekatannya dengan Intan.
"Mbak Intan, akhirnya anda sudah sadar." Ucap Doni dengan senyum tipisnya.
Intan langsung mengerutkan keningnya. Awalnya Intan sedikit kesal, namun dia langsung paham kalau saat ini Doni tidak ingin Indra curiga.
"Ah, ya.." Ucapnya singkat tanpa menoleh ke arah Doni.
Indra melirik Doni yang sedang berdiri menatap Intan. Dirinya merasa kesal dengan tatapan Doni yang seperti punya maksud lain.
"Mas Doni, anda bisa langsung pulang. Terima kasih, sudah menemani saya membawa Intan ke rumah sakit." Ucapnya mengusir secara halus.
Tentu saja ucapan Indra membuat Doni terkejut. Kenapa Indra seperti sedang mengaku-ngaku, kalau dirinyalah yang membawa Intan ke rumah sakit? Doni sampai bertanya-tanya, Indra sangat tidak tahu diri. Namun, dirinya merasa lega, karena saat pertama kali Intan sadar, dialah yang di panggil, bukan Indra.
Terlintas dalam fikiran Doni, dia akan membuat Indra bungkam dengan kesombongannya saat ini.
"Hm, tentu. Gunanya tetangga adalah untuk saling membantu. Lagian.. Mbak Intan tidak berat, kok. Jangan lupa makan ya mbak Intan, anda terlihat kurus." Ucapnya menyindir Indra.
Ucapan Doni membuat Indra melotot tajam. Dia tidak menyangka, kalau Doni akan mengatakan itu. Meski benar, Indra tetap merasa kesal dengan pernyataan tersebut.
"Saya pulang dulu, semoga cepat sembuh ya." Ucapnya tersenyum menatap Intan.
"Ya, terima kasih, mas."
Setelah Doni pergi, Indra masih saja kesal. Dia mengepalkan tangannya saat teringat ucapan Doni.
"Bukankah kau sibuk? Harusnya kau pergi ke kantor, bukan disini." Ucap Intan tiba-tiba.
Indra langsung menoleh ketika Intan mengucapkan kata tersebut. Tidak biasanya Intan bersikap ketus seperti ini padanya, biasanya dia selalu bersikap manja dan enggan jauh darinya ketika sakit.
"Aku kan harus menemanimu dirumah sakit, untuk apa aku pergi ke kantor?" Tanyanya.
"Tidak papa, aku sedang ingin sendirian. Kamu tidak perlu menemaniku, mas." Jawabnya menolak.
Indra tak habis fikir, bisa-bisanya isterinya ini menolak untuk di temani. Dirinya bahkan merasa aneh, kenapa Intan dalam satu malam bisa berubah?
"Huft... Sayang, aku minta maaf atas nama ibuku. Maaf, karena kemarin ibu sudah menamparmu."
Tangan Intan mengepal erat, kenapa harus Indra yang meminta maaf atas sikap ibunya? Dari dulu, Indra tidak pernah berpihak padanya dan selalu meminta maaf saat kerap kali ibunya menyakiti Intan.
"Cukup! Aku enggan mendengar apapun. Sebaiknya mas Indra pergi saja, aku ingin istirahat!" Ucapnya tegas.
Deg
*****
Sedangkan itu...
Tap.. Tap.. Tap..
"Sial, sial, sial!!"
Doni terus mengumpat sambil berjalan kaki menuju ke parkiran. Dia merasa belum puas dengan ucapannya tadi pada Indra.
"Bisa-bisanya pria sialan itu tidak tahu diri, bukannya aku yang membawa Intan ke rumah sakit? Enak saja dia mengaku-ngaku." Ucapnya terus menggerutu sepanjang jalan.
Dan tiba-tiba...
"Pak Doni...?"
Doni berhenti dan mematung. "Astaga, musibah apalagi ini?" Gumamnya.