Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
**Masih REVISI**
"Sayang..., kita pulang kerumah bapak dan ibu, ya." bujuk Rafael.
"Ha... Maksud mas gimana ya, kita ke rumah ibu dan bapak yang di kota xx malam ini? yang benar aja." kaget Alisa sementara jarak kota besar dan kota tempat dia tinggal memakan waktu berjam jam, besok pagi dia akan mengadakan operasi sang oma.
"Ck, bukang Yang.... Rumah yang dulu bapak dan ibu tempati, mas selama ini pulangnya kesana, klau ngak nginap di kantor." terang Rafael, istrinya ternyata salah paham dengan maksudnya, dia memang ingin bertemu dengan mertuanya itu, namun nanti setelah omanya membaik dia akan menemui mertuanya itu, sekaligus mau meminta maaf atas pekesalahannya.
"I-itu bukan rumah bapak dan ibu mas, itu adalah milik mas, ibu dan bapak tidak punya hak atas rumah itu." kaget Alisa, dia sangat kaget suaminya tinggal di rumah bekas orang tuanya, dia pikir selama ini suaminya sudah tidak perduli dengan rumah itu, apa lagi rumah itu sangat sederhana untuk Rafael yang biasa hidup di rumah mewah.
"Siapa bilang, rumah itu sampai kapan pun adalah milik ibu dan bapak, bahkan surat suratnya masih atas nama bapak, mas menebus surat surat itu dari bank untuk mas kembalikan kepada ibu dan bapak." tegas Rafael, sungguh istrinya itu bukan lah keluarga gila harta, andai bukan Alisa istrinya sudah di pastikan orang lain tidak akan pernah menyerahkankan rumah dan toko yang yang sudah menjadi miliknya, di ambil kembali oleh sang menantu, bisa di pastikan mereka akan berperang di jalur hukum. Bangga sangat bangga Rafael memiliki istri dan mertua yang tidak gila harta, dan bahkan pemberian dia setiap bulan pun tersusun rapi di dalam lemari, tidak sepersen pun di gunakan oleh mertuanya itu.
"Tapi mas...." ucapan Alisa terpotong oleh rengekan Rafael.
"Ayo lah sayang, mas ingin tinggal bersama kalian, mas tidak ingin lagi berpisah dari kalian lagi, sudah cukup sekali saja kita berpisah, sayang. Tidak untuk ke dua dan seterusnya, andai kalian hilang lagi, mas bisa gila beneran, sayang. Tolong kembali bersama mas sayang, kita ini masih sah menjadi suami istri loh, mas ngak pernah menalak kamu dan itu tidak akan pernah terjadi sampai kapan pun, jadi... Kita akan tinggal bersama." ujar Rafael lembut namun tegas, dia benar benar berharap anak dan istrinya tinggal bersama dirinya, dan dia pun tau istrinya tidak akan mau tinggal dirumah besar sang oma, agar istrinya itu bisa di ajak tinggal bersama lebih baik dia mengajak tinggal di rumah mertuanya, sementara itu dia akan mencari rumah untuk dia beli sebagai tempat tinggal keluarga kecilnya itu, tanpa ada ganguan dari sang mama atau siapa pun, Rafael sudah bertekad untuk itu semua.
"Tapi...." ucapan Alisa lagi lagi terpotong, namun kali ini bukan dari sang suami, namun dari sang anak.
"Sudah lah bun, ikuti aja ucapan ayah, pasti dia sangat merindukan bunda dan kami, dan kami juga penasaran ingin melihat rumah lama bunda, rumah yang penuh kenangan masa kecil bunda yang selalu bunda ceritakan kepada kami." tutur Arsya bijak.
"Iya bun, Arsyi juga ingin merasakan tidur di peluk ayah, kita tinggal di rumah bunda aja ya, lagian Arsyi tidak suka tinggal di apartemen, sudah seperti burung dalam sangkar, tidak mempunyai teman, Arsyi ingin punya banyak teman bun, dan ingin hidup bersosial." tutur sang putri, ke dua anak kembar itu sangat tau ayahnya sangat merindukan mereka, apa lagi kepada sang bunda, karena ke dua anak kembar itu hampir setiap hari melihat ayahnya menangis diam diam di cctv yang mereka retas.
"Baiklah, klau itu kemauan kalian." pasrah Alisa.
"Terimakasih sayang." Rafael lansung meloncat dan memeluk sang istri dengan erat, sepertinya dia akan memberi hadiah untuk anak kembarnya itu, yang telah berhasil meluluhkan hati istrinya.
Cup....
Cup....
Cup....
"Agggkkk.... Mas ih, lepas, malu tau." omel Alisa dengan wajah memerah karena malu, suaminya ini benar benar seperti soang yang suka main sosor dimana pun berada, jelas jelas di sana masih ramai orang, malah main kecap kecup saja.
"Hehehe... Maaf sayang, mas kelepasan." cengir Rafael.
"Cup.... Biar dia ngak cemburu, sayang." kekeh Rafael setelah mendaratkan satu kecupan di bibir manis sang istri yang selalu saja menggoda dirinya dari kemaren.
"Astaga mas, dasar kang sosor, tidak tau tempat." kesal Alisa memukul bahu sang suami.
Rafael hanya terkekeh tanpa rasa bersalah, dia malah suka melihat wajah kesal sang istri, wajah kesal sang istri yang sudah sangat lama dia rindukan.
"Dasar bucin." cibir Amora.
"Lagi benar itu otaknya, nanti ketemu lagi sama ulat bulu otaknya kembali lemot." cibir Raffi.
"Tambah di hasut sama si Sarah, manut mulu, lama lama om jodohin Alisa sama laki laki lain, biar si kembar dapat bapak yang benar." sela dokter Daniel.
"Jangan mau tinggal bareng, kakak ipar, mending kalian tinggal terpisah aja, benar kata om, lebih baik si kembar kasih bapak baru aja, yang bakal oleng sama masa lalu, lebih tajir dan lebih tampan dari ayahnya." hasut Amora lagi.
"Benar itu, Sa. Masih ingat teman abang waktu itu ngak, dia masih nunggu janda kamu katanya, abang setuju kamu sama dia." Raffi ikut mengompori sang adik.
"Wahhh... Bagus itu, si kembar dapat papa baru, tajir melintir, melebihi ayah kandungnya, gas keun lah, Sa. Aku juga setuju." sahut Amora.
Alisa hanya geleng geleng kepala dengan keusilan para iparnya itu, dan terkekeh melihat wajah kesal sang suami.
"Boleh di coba lah, kali aja mereka mau jadi ayah si kembar." Alisa ikut menggoda sang suami.
"Akkk... Kalian kenapa sih, menyudutkan aku mulu, aku udah minta maaf berkali kali loh, dan aku sudah dapat hukum yang sangat berat, tetap saja kalian menyudutkan aku, kamu juga kenapa ikut ikutan, sayang" kesal Rafael, memang lah dia benar benar di hukum oleh keluarganya itu, alih alih mereka sedih dan prihatin melihat dirinya hampir gila mencari keberadaan sang istri waktu itu, justru di cuekin dan di pojokin setiap saat, tidak ada yang prihatin, justru menyalahkannya karena kepergian Alisa.
"Bodo amat, emang kita pikirin, siapa suruh bego di pelihara." acuh Amora.
Rafael hanya bisa menatap kesal sang adik.
"Sudah sudah, kasian oma, oma butuh istirahat." seru Alisa.
"Ah iya lupa. " cengir Amora.
Oma Prita justru senang melihat perdebatan para cucu cucunya itu, sungguh kehangatan yang sudah lama hilang kini kembali lagi, betapa bahagianya oma Prita saat ini, rasa sakit yang dia rasa, tidak sebanding dengan rasa bahagianya saat ini, semangat hidupnya kembali membuncah, apa lagi melihat ada satu cicit perempuan yang sangat di rindui di keluarga Kalandra itu, karena anak Raffi dan Amora laki laki semua, hanya Arsyi lah satu satunya cicit perempuan mereka.
"Oma mau minum? " tanya Arsyi yang setia duduk di samping sang oma buyut.
"Tidak, sayang." sahut oma Prita pelan, sungguh bahagia hatinya dapat perhatian dari sang cucu.
"Arsyi pijit tanganya ya oma." izin Arsyi memijit tangan sang oma buyut yang tidak terdapat selang infus an.
"Ah, terimakasih sayang, kamu cucu oma paling baik dan paling pengertian, tau saja tangan oma pada pegal." senang oma Prita.
Opa Sean mengecup sayang puncak kepala cucunya itu.
Tiba tiba pintu kamar oma Prita terbuka dari luar, munculah seseorang dari pintu itu, wajahnya begitu kaget melihat keberadaan Alisa di dalam sana.
"K-kau, kenapa kau ada di sini." pekik Anita saat memasuki ruang rawat oma Prita.
Bersambung.....
Haiii..... Jangan lupa like komen dan vote ya....😘😘😘
begitu juga sebaliknya
pantesan diluar nalar 😁
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika