Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9_First Kiss
Mendapatkan ucapan seperti itu, Maura tahu kalau suaminya itu sedang menyindir nya.
"Maaf tuan kata tuan Max tadi tuan ingin saya membersihkan ruangan anda, apakah bisa saya bersihkan sekarang." ucap Maura dengan sopan karena bagaimana pun di depannya sekarang dalah presdir nya.
"Ck jangan panggil Max dengan sebutan itu, panggil Max saja. Dan untuk bersih-bersih ruangan tidak jadi, sekarang duduk saja di sini dan temani saya kerja." ucap Bara dengan fokus kembali ke laptop di depannya.
Sedangkan Maura malah bengong dengan ucapan bos sekaligus suaminya itu.
"Tapi saya harus kerja tuan." ucap Maura dengan sopan.
Sedangkan ucapan Maura tadi langsung membuat Bara menatap tajam ke arahnya, bahkan Bara sampai beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Maura.
"Tu... Tuan mau apa?!" tanya Maura sedikit takut karena bara terus mendekatinya.
"Memangnya tidak boleh aku dekat dekat dengan istri ku?" tanya Bara kemudian mengangkat tubuh ringan Maura hingga sekarang Maura duduk di meja kerja sang suami, sedangkan Bara mengungkung tubuh kecil istri nya itu.
Jangan pernah tanya bagaimana perasaan Maura sekarang, dia sangat takut tapi juga grogi karena ini kali pertama dia berdekatan dengan Bara.
Cup
Satu ciuman pertama yang Bara lakukan, dan ini adalah first kiss atau ciuman pertama kali bagi seorang maura, dia hanya bisa mematung karena terkejut dengan tindakan Bara itu.
Bara yang melihat ekspresi wajah istrinya pun berusaha untuk menahan tawanya, dia tahu kalau ini adalah pertama bagi Maura.
Bara tidak tahu kenapa tiba-tiba dia merasa sangat ingin berdekatan dengan istrinya, apakah karena Maura tidak menyambutnya tadi? Seharusnya tidak jadi masalah bukan.
"Kenapa bengong?" tanya Bara sambil mencubit pipi sang istri.
"Duduk di kursi sana dan temani saya bekerja." ujar Bara.
Mau tidak mau akhirnya Maura duduk di sofa ruang kerja sang suami, berdosa tidak ya dia makan gaji buta karena dia hanya berleha-leha saja dari tadi di sofa empuk itu.
Hingga jam menunjuk pukul 12 yang artinya sekarang waktu nya untuk istirahat, karena bara terlalu fokus dengan pekerjaan nya hingga dia lupa ada Maura yang sudah berbaring di sofa tersebut.
"Bisa-bisa nya aku lupa ada di sini." ucap Bara menghampiri Maura.
Sebelumnya dia sudah menyuruh Max untuk membelikan makan siang di kantor sekalian makan siang untuk dirinya sang sang istri.
"Hey bangun," seru Bara dengan menepuk pelan pipi Maura.
"Enggehhhhh." Maura menggeliat dari tidur siang nya.
"Tu.. Tuan," ucap nya terkejut karena Bara sudah berada di depannya.
"Aku tidak suka panggilan mu itu!" tekan Bara dengan mata melotot ke arah Maura.
"Ma... Mas," ganti Maura yang langsung mendapatkan senyum singkat dari Bara.
"Bangunlah habis ini kita makan siang, Max sedang menyiapkannya." tegas Bara yang duduk di samping istrinya itu.
TOK TOK TOK
Dan benar saja, Max datang dengan makanan dari restoran mahal yang bisa Maura tebak harganya begitu mahal.
"Silahkan di nikmati tuan, nyonya makan siangnya sudah siap." ucap Max yang akan pergi dari sana.
"Loh Max kamu tidak ikut makan siang?" tanya Maura melihat Max malah pergi, padahal makanan di depannya begitu banyak sekali.
"Tidak nyonya, saya akan makan siang dengan Bella." ucap Max kemudian pergi dari sana meninggalkan Maura dan Bara berdua saja.
"Bella?" tanya Maura penasaran.
"Sekertaris saya." ucap Bara kemudian. Memakan makanannya.
.
.
Bersambung.....