Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya?
Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah!
Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu
.Namun semuanya berubah setelah seorang erlangga datang di kehidupan gendis Yuk kitaa simak ceritanya mumgkin akan banyak menguras emosi para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Malam sudah sangat larut ,namun kedua perempuan beda usia itu tak kunjung mengantuk...
Pov gendis...
Aku menatap nanar sang ibu,lalu memeluk nga lagi dengan erat,sungguh saat ini aku hanya butuh pelukan saja,beruntung ibu memilih tidur di kamar ku setidak nya aku tidak merasa sendirian di bumi ini.
"bu.."ucap ku lirih dengan air mata yang terus menetes,entahlah malam ini aku benar benar rapuh.
"iya sayang?katakan saja unek unek mu sekarang kepada ibu,ibu siap menjadi pendengar mu malam ini,walaupun sampai tidak tidur semalaman pun ibu rela."ucap nya dengan menangkupkan tangan nya kepipi ku.
Senyuman ibu benar benar menjadikan ku obat,walaupun aku tahu ibu berusaha menghiburku,padahal aku juga tau ibu juga merasa terluka malam ini,mata yang mulai sayu,kerutan di kulit wajah yang sudah terlihat,rambut yang mulai memutih.
Aku tidak tahan lagi,aku memeluknya lagi dengan menenggelamkan wajah ku di bahunya.
"menangis lah..menangislah bila itu membuat kamu tenang"ucap ibu kemudian dengan membalas pelukan ku dengan hangat.
"bu..maafkan gendis,karena gendis lahir keluarga ibu menjadi kacau hiks hiks"ucap ku sambil menangis tersedu sedu.
"apa yang kamu katakan?stt jangan berkata seperti itu,itu sama saja kamu menyalahkan tuhan."ucap ibu dengan melepaskan pelukan
Aku menunduk,sungguh kenapa ini harus terjadi padaku?untung saja aku tidak setres atau pun gila.
"dengar,kamu lakukan yang apa menurut mu benar.ibu akan mendukung mu,perjuangkan apapun yang menjadi hak mu,kamu berhak berbahagia dengan erlangga,meskipun ujiannya ada pada ayah dan kakak mu!"ucap tegas ibu dengan menopang kedua pipiku.
"bu..tapi aku gak mau di benci ayah dan kakak ku!"ucap ku dengan menatap sendu ibu
"tapi..sebelum ada erlangga pun aku memang sudah di benci bu hiks hiks..aku harus bagai mana?"ucap ku dengan menundukan kepala,lagi lagi air mataku berjatuhan.
"lihat ibu nak...kamu anak ibu yang paling hebat,ibu terlambat menyadari semuanya,ibu terlalu egois sampai membuatmu sepeti ini,sekarang ibu akan membela kamu mati matian,sudah cukup kamu selalu mengalah,amel dan ayah mu sekarang mereka berada di posisi yang salah,perjuangkan kebahagiaan mu" ucap ibu dengan menggenggam tangan ku.
"kamu dari kecil selalu di tekan untuk mengalah,bahkan ayah mu tega meninggalkan mu di tepi jalan sendirian,waktu itu ibu sungguh bingung mencari mu kemana,di umur kamu yang masih 4 tahun ayah mu membiarkan mu di tepi jalan sendirian,untung nya ada tetangga yang menemukan mu dan mengantarkan mu pulang...hiks..hiks..maafkan ibu sayang,ibu terlalu egois"ucap ibuku lagi dengan menangis tersedu sedu
Aku sungguh shok ternyata ayah sampai segitu nya?baiklah sekarang aku akan memperjuangkan kebahagian ku,tidak ada lagi kata mengalah untuk kak amel,mau sebaik apapun aku berusaha ,tetap saja ayah akan membenci ku.
"bu..sudah ya jangan menangis,jangan terus meminta maaf,ibu tidak salah,mereka yang salah,ibu tidak egois,karena di sini ibu benar benar di apit oleh suami dan anak ibu,pasti dua duanya sangat berarti bagi ibu"jawab ku dengan mengusap air mata ibu yang terus menetes.
"kita tidur ya bu,sudah sangat malam lihat sudah pukul 02.00,gaboleh loh ibu bergadang nanti darah tinggi ibu kambuh" ucap ku yang mulai tersenyum kembali,ya walaupun mata ku sudah bengkak karena keterusan menangis.
"baiklah..ibu akan tidur asal kan di peluk oleh anak bungsu ibu"ucap nya dengan senyuman khas nya..
Akhirnya kami tertidur dengan keadaan saling memeluk satu sama lain.
Pagi pun tiba,ibu sudah bangun terlebih dahulu mungkin sedang memasak menyiapkan sarapan pagi,setelah selesai shalat subuh aku segera turun menghampiri ibu yang sedang sibuk berkutat di dapur.
"pagi ibu...wah masak apa bu harum banget"ucap ku yang langsung menghampiri ibu,
"ini ibu masak ayam bakar,kesukaan anak ibu"ucap nya dengan tersenyum
"em..bu bagai mana hari ini makanan nya di bekal saja ya bu,biar nanti aku sarapan di kantor aja "ucap ku berhati hati,semoga saja ibu mengerti apa maksud ku.
Ibu diam beberapa saat,sampai akhirnya ibu menganggukan kepalanya dengan tersenyum manis,
"baiklah..tunggu duduk di meja makan,ibu akan mempersiapkan bekal nya"ucap ibu dengan menuntunku duduk di meja makan.
aku hanya tersenyum melihat tingkah laku ibu yang begitu manis,aku benar benar merasa beruntung memiliki ibu seperti dia.
"sudah siap,nasi dan ayam bakar kesukaan anak ibu,sengaja ibu memilih pahanya dua lagi biar lahap makannya"ucap ibu yang sudah menenteng kotak makananan.
"makasih banyak bu,em ibu manis banget deh"ucap ku dengan mengambil alih kotak makanan tersebut.
"yaudah kalau gitu gendis berangkat ya bu,makasih bekal nya pasti gendis akan lahap makannya"ucap ku dengan senyuman mengembang
"sepagi ini sayang?"ucap nya dengan menikan satu alis nya.
Aku hanya mengguk membalas perkataan ibu
"boleh ya,biar gendis bisa langsung sarapan nanti kantor"ucap ku memohon.
"baiklah,ibu sangat mengerti perasaan kamu"
Akhirnya ibu mengerti apa maksud ku,sengaja aku berangkat pagi,aku menghindari dulu ayah dan kak amel.,akhirnya aku pamit berangkat dengan mencium tangan ibu dengan takzim......
.....
pukul 06.00 semua keluarga sudah berkumpul kecuali gendis yang sudah berangkat sejak pukul 05.30 pagi.
Mereka makan dengan sangat sunyi,bahkan di antara mereka tidak ada satupun menanyakan keberadaan gendis,mereka sangat cuek dan acuh seolah olah menganggap gendis tidak pernah ada.
Sang ibu yang melihat anak dan ayah nya itu,merasa heran kenapa tidak ada rasa bersalah sama sekali,apalagi sikap amel yang menunjukan dia baik baik saja setelah menarik rambut sang adik.
acara sarapan pagi sudah selesai,semuanya bubar dari meja makan,hanya tersisa bu suci yang duduk termenung di sana sendirian,bahkan amel dan baskoro pun dari awal sarapan sampai selesai tidak mengatakan satu kata pun kepada suci.baskoro maupun amel pun tidak berpamitan kepada suci,sungguh suci benar benar di anggap asing hari ini oleh mereka berdua
"aku lelah tuhan..apa aku menyerah saja dengan pernikahan ini?"guman suci termenung sendirian di ruang makan yang cukup luas itu.
..
Pov baskoro
Benar benar malam tadi membuat aku semakin muak kepada anak bungsu ku ini,semenjak dia lahir semuanya menjadi berubah,dulu sebelum ada dia aku dan istriku baik baik saja.
Suci juga kenapa dia bisa kebobolan seperti itu,bahkan aku sudah bilang kepada dia,cukup satu dulu karena waktu itu keadaan ekonomi pun belum stabil,namun dasar nya saja suci badung susah di bilangin,mungkin dia lupa memakan pil kb sampai bisa kebobolan dan lahir lah anak bungsu ku,saat dia lahir aku di buat kaget lagi,dia terlahir dengan kulit hitam,bahkan semua kerabat pun banyak yang nyinyir karena anak ku lahir dengan kulit hitam
"loh kok anak nya hitam,mana perempuan lagi ,kalau laki laki ya ga masalah,tapi kalau perempuan gimana ya,padahal istri dan amel putih loh kok ini hitam" ucap para kerabat waktu itu saat menengok gendis kecil.
Semakin besar,gendis semaki membuat ku muak,dia sering bertengkar dengan anak kesayangan ku amel,dia selalu aku marahi,selalu aku tuntun untuk mengalah kepada kakak nya,karena aku yakin nanti yang akan mengangkat derajat keluarga kami adalah amel,dia sangat cantik dan pintar berbeda dengan adik nya.
Kejadian tadi malam cukup membuat ku juga marah kepada suci,dia memilih tidur dengan gendis daripada dengan suaminya,sekalian saja aku tidak mengganggap nya ada,aku memberi pelajaran pagi ini dengan tidak menegur dan menyapa nya sama sekali,bahkan saat ingin berangkat kerja pun aku sengaja tidak pamit,biar dia berfikir bahwa kesalahan semalam itu cukup fatal.
Dan amel juga meniru apa yang aku lakukan kepada istri ku,dia juga acuh kepada ibu nya,amel memang anak kesayangan ku,dia akan meniru apa yang aku lakukan,
"ayah sampai kapan kita akan mendiamkan ibu?"tanya anakku di dalam mobil,amel meminta ku untuk berangkat bersama karena kami bekerja di kantor yang sama
"sampai ibu mu sadar,"ucap ku tanpa menoleh ke arah nya.
"mungkin ibu seperti itu,di pengaruhi oleh gendis deh yah,makanya ibu jadi berani melawan sama ayah"
Mendengar perkataan amel,aku cukup merenung,ada benar nya juga,mungkin dia di hasut oleh anak bungsu ku itu,keterlaluan,
Suci memang tidak pernah membantah ku,namun malam tadi bahkan dia berani meneriaki ku,hanya demi membela anak keras kepala itu,
Ah...gendis kamu memang sangat nakal,awas saja jika kamu melanggar apa kata ku semalam untuk menjauhi erlangga.
Memang benar apa kata suci ,jika tidak dengan amel tetap saja aku akan mempunyai menantu kaya raya,namun bukan bersama gendis yang ku mau
erlangga lebih pas bersanding dengan amel anak kesayangan ku,dan aku juga yakin pasti dia mendekati gendis ,ada tujuan lain namun memang dasar saja gendis,terlalu percaya diri.
Kami sama sama lelaki,bahkan aku waktu muda pun meminang ibu nya amel saja karena dia cantik,putih bersih dengan badan yang sangat sexi tentu saja aku terpesona.
Begitupun dengan erlangga pasti dia mendekati gendis karena ingin mendekati amel namum melalui gendis,harus nya gendis mengerti namun dia malah salah paham,menganggap erlangga menyukainya
Aku harus membicarakan ini kepada erlangga nanti pas waktu istirahat tiba,aku harus meluruskan kesalah pahaman gendis terhadap nya,biar erlangga langsung menjauhi gendis.....