NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:228.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari bukti

Perasaan seorang istri sering kali tidak pernah salah ketika ia merasa ada yang tidak beres dengan suaminya. Setelah berbicara dengan Andrew beberapa saat lalu, perasaan Anjani semakin tidak karuan. Suaminya mencoba menjelaskan sebuah kondisi yang membuat Anjani gelisah, seolah sangat memahami alasan kegelisahan istrinya. Janggal, ya sangat janggal menurut Anjani karena selama ini Andrew tidak pernah peduli pada perasaannya.

Penjelasan Andrew terlalu tepat untuk Anjani. Bukannya menyenangkan, hal ini malah menambah tajam nalurinya sebagai seorang istri, kalau Andrew memang menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Andrew bukan tipe laki-laki yang suka menjelaskan sebuah permasalahan. Penjelasan Andrew, Anjani rasa hanya sebuah proses manipulative terhadap pikirannya. Dia sadar benar siapa dirinya dan siapa Cheryl. Anjani hanya seorang istri yang tidak pernah diinginkan dan dipedulikan, sementara Cheryl adalah wanita muda yang selalu membuat mata suaminya berbinar. Bukankah tidak salah kalau Anjani meyakini ada sesuatu yang istimewa antara Andrew dengan Cheryl?

Berbekal rasa penasaran itu, Anjani mempercepat langkahnya menuju lantai dua. Tempat di mana kamar tamu berada. Ia segera masuk ke kamar tamu untuk mengecek kondisi di kamar itu. Saat pintu terbuka, ia melihat suasana kamar yang sudah cukup rapi. Sepertinya ART sudah membereskan kamar itu.

Namun, Anjani tidak lantas percaya. Ia naik ke atas ranjang lalu mengendus semua sudut seprai hingga bantal. Ia juga memeriksa permukaan seprai untuk meyakinan apakah ada cairan milik laki-laki yang berada di sana.

Sayangnya, semua nihil. “Kok gak ada apa-apa ya? Apa ini cuma kecurigaanku yang berlebihan aja?” Anjani mengguyar rambutnya frustasi. Ia mulai ragu pada rasa curiganya. Ia melihat ke sekeliling kamar, benar-benar rapi dan tidak ada yang aneh.

“Astaga, sebenarnya aku kenapa? Pikiranku kok jadi berantakan gini?” Anjani menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia menatap bayangan wajahnya di cermin, sangat berantakan memang. Rambut pendeknya mengembang sempurna dan jauh dari kesan rapi. Ia jadi teringat kata-kata Cheryl beberapa saat lalu yang menyuruhnya untuk mandi.

“Sudah satu tahun lebih aku tampil rapi dan segar di hadapan mas Andrew, tapi dia tidak pernah melirikku. Kalau aku mandi sekarang, apa akan ada yang berubah? Aku bukan Cheryl yang cantik dan tinggi semampai. Bukankah aku bukan pemandangan menarik untuk suamiku?” Anjani bertanya pada dirinya sendiri. Sungguh, rasa percaya dirinya selalu jatuh setiap kali melihat Cheryl yang bercengkrama akrab dengan suaminya. Cheryl laksana bidadari dari kayangan, sementara dirinya?

Akh, Anjani benar-benar tidak bisa berkata-kata. Ia memilih turun dari atas ranjang daripada terus melantur seperti ini. Mungkin benar kalau ia perlu mandi agar lebih enak dilihat.

“Akh,” baru dua langkah di ambil Anjani, tiba-tiba saja telapak kakinya merasakan nyeri saat menginjak sesuatu. Susah payah ia membungkuk dan ternyata ia menginjak kancing. Ia memperhatikannya dengan lekat, “Kok kayak kancingnya mas Andrew ya?” Anjani mengangkat kancing itu ke udara, untuk melihatnya lebih jelas di bawah cahaya lampu. “Tidak mungkin kan Cheryl memiliki kancing seperti ini?” Anjani cukup lama berpikir. Setelah minum obat pelangsing, ia merasa kalau otaknya menjadi lebih lambat dalam berpikir.

Tiba-tiba saja ia memiliki dorongan dalam hatinya untuk memeriksa baju yang semalam Andrew kenakan. Ia turun ke lantai satu dan pergi ke ruang cuci.

“Apa yang nyonya cari?” Salah satu ART menghampiri Anjani yang sedang mengubek-ngubek isi mesin cuci. Hah, Anjani selalu terharu setiap kali pelayan memanggilnya dengan panggilan nyonya.

“Mba, ada baju mas Andrew yang di cuci gak mba?”

“Oh, baju tuan masih di keranjang. Ini,” pelayan itu mengambilkan kemeja Andrew yang berwarna navy.

Anjani segera memeriksa kancingnya. Memang kemeja ini yang semalam dipakai suaminya. Ia mencari dengan teliti kancing kemeja itu dan benar saja, kancing paling bawah terlepas. Tangan Anjani mendadak gemetar, “Mba, baju ini mba ambil dari mana?”

“Dari kamar tamu, nyonya.”

Tubuh Anjani mendadak lemas. Ia bersandar di samping mesin cuci yang sedang diisi air. Airnya cukup deras, sederasnya keringat dingin Anjani. Ia menciumi baju Andrew, ada wangi parfum yang berbeda. Ia juga mengambil dress Cheryl, ternyata wangi parfum mereka sudah bercampur. Anjani tidak bisa berkata-kata. Dia memilih pergi ke kamarnya dengan menggenggam erat kancing di tangannya. Kaki gempalnya melangkah dengan lemah, sesekali terasa berat, tetapi langkahnya tetap dia teruskan.

Di atas ranjang Anjani membaringkan tubuhnya. Matanya menerawang melihat langit-langit kamarnya. Hatinya sangat pedih, tetapi air matanya tidak menetes. Seperti kedua mata itu sudah bersiap untuk tidak menangis jika melihat sesuatu yang membuat hatinya sakit.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku bisa bertanya tentang hal ini sama mas Andrew?” Anjani bimbang. Ya, sangat bimbang. Dia tidak bisa memikirkan, bagaimana dia harus memulai pertanyaannya.

****

Menjelang malam, Andrew pulang lebih larut, sekitar jam sembilan malam. “Mas sudah pulang?” Anjani segera menyambutnya walaupun perasaannya tidak karuan. Ia mengambil alih tas kerja Andrew dan membawanya menuju kamar, mengekori Andrew.

Andrew tidak menimpali. Ia memilih meneruskan langkahnya yang malas menaiki anak tangga. Tenaganya seperti sangat habis dan bajunya pun sedikit berantakan. Dada Anjani mendadak berdesir, pikiran buruk mulai merasuki rongga kepalanya.

“Kamu dari mana Mas? Dari tempat Cheryl kah? Kenapa lemas sekali, apa karena Cheryl tidak menginap?” Pertanyaan itu hanya ada di rongga kepalanya, tidak berani ia tanyakan langsung meski dadanya bergejolak. Ia mengekori suaminya hingga ke kamar.

Sampai di kamar, Andrew langsung menanggalkan pakaiannya, sementara Anjani menyiapkan baju ganti untuk suaminya. Tidak lama laki-laki itu masuk ke kamar mandi, sambil membawa pakaian ganti. Anjani segera menyambar kemeja suaminya dan memeriksanya. Mengendusnya lagi dan ia samakan dengan wangi parfum Andrew.

Ada wangi yang berbeda dan itu wangi segar khas parfum milik perempuan. Kaki Anjani semakin lemas, tetapi ia berusaha untuk bertahan. Ia menaruh kemeja Andrew di dalam keranjang cucian. Menatapnya dengan nanar. Hatinya yang berdesir sakit meminta ia untuk bertahan.

“Bukankah aku harus mencari bukti dulu sebelum menuduh suamiku yang tidak-tidak?” Anjani bertanya pada foto pernikahannya yang terpajang di dinding. Di foto itu hanya Anjani dan kakek mertuanya yang tersenyum, sementara anggota keluarga lain tampak dingin, mungkin cenderung kesal.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah mendapatkan semua bukti itu Anjani?” Lagi ia bertanya pada dirinya. Pikirannya benar-benar rumit bercampur terkejut. Sejak kemarin malam rasanya ia sudah beberapa kali mendapatkan tamparan kenyataan yang dihadapainya. Apa tuhan memintanya untuk tersadar?

Pikiran Anjani segera buyar saat mendengar suara daun pintu yang terbuka. Suaminya sudah keluar dari kamar mandi. menghanduki rambutnya yang basah. “Biar aku bantu Mas,” Walau perasaannya gamang, Anjani tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri.

Andrew memberikan handuknya pada Anjani, dia duduk di tepian ranjang dan memalingkan wajahnya saat melihat bayangan Anjani di cermin.

“Mas, kok Cheryl gak nginep?” Anjani terpaksa menanyakan hal itu. Dia harus menahan sakitnya dalam-dalam, karena dia pikir ini cara satu-satunya untuk mencari bukti atas rasa penasarannya.

“Bukannya kamu gak suka dia ada di rumah ini?” baru kali ini Andrew menoleh.

Anjani tersenyum kelu, terlihat jelas tatapan kesal dari suaminya. “Maaf kalau aku kekanakan. Harusnya aku gak separanoid itu sama wanita lain yang masuk ke rumah ini. Cheryl wanita baik-baik kan Mas?”

“Kenapa kamu nanya gitu? Kamu cemburu sama Cheryl?” suara Andrew kembali meninggi. Ia juga menepis tangan Anjani yang menghanduki kepalanya.

“Cemburu kamu itu gak beralasan. Sadar gak kamu kalau ucapan kamu tadi pagi bikin aku merasa diperlakukan seperti laki-laki jahat? Bagaimana kalau Cheryl tau kamu gak suka dia dan menduga hal yang tidak-tidak?” Dengar, laki-laki itu sangat membela Cheryl. Hati Anjani semakin sakit.

“Maaf Mas, aku gak bermaksud gitu. Kalau Mas mau nawarin Cheryl nginep lagi di sini, ya silakan. Lagi pula ini rumah Mas. Aku gak berhak apa-apa.” Sekali ini saja Anjani kembali merendah demi mencari bukti.

“Bagus kalau kamu sadar diri.” Andrew beranjak dari tempatnya. Anjani memandangi ponsel suaminya yang tergeletak di atas meja rias. Ia menduga-duga apa yang akan dilakukan suaminya. Menelpon Cheryl kah?

Ternyata Andrew benar-benar mengambil ponselnya, tetapi tidak dia gunakan untuk menelpon Cheryl. Dia langsung membaringkan tubuhnya di ranjang, membelakangi Anjani. Laki-laki itu juga mematikan lampu utama, hanya menyisakan lampu tidur saja. Anjani ikut membaringkan tubuhnya membelakangi Andrew. Tangannya mencengkram bantal yang ia tiduri untuk menahan rasa perih di hatinya. Suara ketikan jari di keyboard ponselnya masih terdengar jelas. Siapa yang Andrew kirimi pesan selarut ini?

*****

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!