Nancy tak menyukai kala sang papa menjalin hubungan dengan Dania yang dikenalkan sebagai calon istrinya. Nancy mencari tahu latar belakang Dania hingga akhirnya ia mengetahui kalau Dania masih berstatus sebagai istri orang! Ketika kebusukannya terbongkar Dania berkilah akan segera bercerai dengan suaminya yang sekarang, Putra Wardhana namun Nancy tak memercayai itu hingga akhirnya Dania dan Putra benar-benar bercerai. Selepas bercerai, Nancy mulai mendekati Putra untuk misi membuat Dania cemburu karena sang mantan suami kini dekat dengannya. Akankah misi Nancy akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cowok Matre?
Putra nampak heran dengan perintah dari mertuanya barusan, ia kemudian melirik ke arah Nancy yang seolah dari sudut matanya mengatakan jauh lebih baik ia ikut saja dengan Hanggono. Putra yang merasa tak ada pilihan lain pun akhirnya menuruti apa yang diperintahkan oleh Hanggono. Selepas sarapan, ia gegas menuju ruangan kerja sang mertua, ia mengetuk pintu ruangan itu sebelum akhirnya suara Hanggono dari dalam mempersilakan untuk masuk ke dalam. Putra masuk ke dalam ruangan kerja mertuanya dengan perasaan campur aduk, ia penasaran dan juga takut karena ini pertama kalinya mereka bicara empat mata begini.
"Duduk."
Putra mengikuti apa yang diperintahkan oleh mertuanya dan ia duduk di kursi yang berhadapan dengan sang mertua. Hanggono memerhatikan Putra dengan tatapan tajam dan penuh intimidasi namun ia berusaha untuk tenang dan tak terpancing.
"Ehem, jadi kenapa anda meminta saya datang ke sini?"
"Kalau kamu pikir bisa membodohi Nancy untuk menyerahkan harta kekayaannya padamu maka jangan harap saya bisa kamu tipu seperti dia."
"Jadi anda masih berpikir bahwa saya ini hanya mengincar harta kekayaan keluarga anda saja?"
"Memangnya apalagi? Nancy sebelumnya tak pernah dekat dengan pria mana pun dan tiba-tiba ia datang memperkenalkan kamu sebagai calon suaminya. Ditambah lagi kamu itu bukan berasal dari keluarga kaya raya dan bekerja sebagai staf biasa, tentu saja banyak hal yang mengganjal di dalam benak saya. Saya ingin tahu motif kamu mendekati anak saya."
"Saya sudah menegaskan berulang kali bahwa saya bukan mengincar harta Nancy dan keluarga anda. Saya menikahinya karena memang mencintainya. Sebenarnya saya mau kami berdua pindah dari rumah ini namun Nancy mengatakan bahwa dia tak mau pisah dengan anda karena khawatir kesehatan anda. Bagi Nancy, anda satu-satunya keluarga kandung yang masih ia miliki dan ia tak ingin melewatkan moment seperti ini begitu saja."
Hanggono terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Putra barusan, kalau memang apa yang Putra katakan barusan adalah hal yang benar maka Hanggono pasti sangat senang sekali.
****
Nancy menunggu di dalam kamarnya sampai Putra selesai bicara dengan sang papa dan tak lama kemudian Putra nampak masuk ke dalam kamar. Nancy tentu saja langsung menanyakan apa saja yang Putra bicarakan dengan sang papa.
"Papamu masih saja menuduhku yang bukan-bukan. Aku masih dicurigai hanya memanfaatkan kekayaan keluargamu untuk hidup yang lebih sejahtera."
"Bukankah memang kenyataannya begitu? Kamu sekarang kan bagian dari keluarga ini dan kamu memiliki akses untuk mendapatkan fasilitas yang belum pernah kamu dapatkan sebelumnya?"
"Tapi aku nggak suka. Maksudku kesannya di sini aku seperti cowok matre yang hanya mengincar kekayaanmu saja."
Nancy menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Putra barusan. Nancy tahu bahwa Putra pasti tersinggung dengan apa yang Hanggono tuduhkan kalau ia hanya mengincar harta keluarga ini saja padahal Putra sendiri tak ada niatan untuk itu. Menerima pernikahan ini bukan karena ia ingin kaya instan atau jabatan tinggi di perusahaan melainkan balas dendam pada Dania sang mantan istri yang sudah menghianatinya dan memilih menjalin hubungan dengan Hanggono yang merupakan mertuanya.
"Apakah Papa menyinggung soal jabatan di perusahaan?" tanya Nancy.
"Jabatan?"
"Jadi Papa gak membicarakan itu denganmu?"
"Dia nggak mengatakan apa pun soal perusahaan. Dia hanya bicara mengenai penilaian pribadinya padaku."
****
Dania datang ke rumah dan langsung bergelayut manja di lengan Hanggono, wanita itu sama sekali tak pernah malu untuk memerlihatkan pada semua orang bahwa Hanggono adalah miliknya.
"Kamu sepertinya tengah memikirkan sesuatu."
"Iya aku memang memikirkan sesuatu, aku takut kalau Putra hanya memanfaatkan Nancy untuk jabatan dan uang."
"Kalau memang seperti itu, maka kamu harus segera singkirkan Putra dari Nancy. Dia itu pria yang berbahaya, dia bisa membuat hidup Nancy jadi sengsara."
Hanggono hanya diam menanggapi apa yang Dania katakan mengenai mantan suaminya. Dania nampak begitu antusias dalam memberikan informasi bohong mengenai mantan suaminya pada Hanggono dengan harapan bahwa pria itu akan termakan ucapannya dan kemudian benar-benar akan menendang Putra keluar dari rumah ini dan kehidupan keluarga ini dengan begitu tentu saja akan mudah baginya menguasai seluruh harta Hanggono, soal Nancy ia sudah punya rencana nanti.
"Rupanya kamu masih saja menyebar rumor bohong mengenai suamiku," ujar Nancy yang tiba-tiba muncul.
"Siapa yang menyebar berita bohong? Aku ini mengatakan hal yang sebenarnya. Apakah kamu ini lupa kalau aku ini mantan istri Putra? Aku sudah mengalami menjalani rumah tangga dengan Putra dan hasilnya aku menderita. Sebagai sesama wanita, tentu saja aku tak ingin ada wanita lain yang merasakan kepedihan seperti apa yang aku rasakan dulu."
****
Nancy hanya tersenyum miring menanggapi apa yang dikatakan oleh wanita ini mengenai Putra.
"Kamu bisa mengatakan hal bohong mengenai suamiku namun aku akan tetap percaya padanya."
"Jangan bodoh karena cinta Nancy, kelak kamu akan menyesalinya."
"Lantas kenapa kamu mau menjadi kekasih papaku? Apakah semua tuduhan yang kamu lontarkan pada suamiku itu sebenarnya adalah sifat aslimu?"
"Tentu saja aku gak seperti itu. Aku ini tulus dalam mencintai dan menyayangi papa kamu."
Namun Nancy sama sekali tak memercayai apa yang Dania katakan karena ia tahu semua yang dikatakan oleh wanita itu hanyalah sebuah kebohongan belaka.
"Nancy, sudah jangan dilanjutkan lagi," putus Hanggono yang sejak tadi gerah melihat perdebatan antara Dania dan Nancy.
"Silakan Papa bela wanita ini terus menerus tapi jangan salahkan aku kalau kelak Papa akan menyesal karena sudah membela wanita ular ini."
Setelah mengatakan itu maka Nancy gegas pergi meninggalkan Dania dan Hanggono. Dania kemudian mengatakan pada Hanggono bahwa jangan mendengarkan apa yang Nancy katakan karena semua yang dituduhkan padanya barusan adalah sesuatu hal yang tidak benar.
"Kamu percaya padaku kan?"
"Tentu saja aku percaya padamu."
Dania tersenyum senang mendengar jawaban Hanggono barusan, ia kemudian mengajak Hanggono masuk ke dalam ruangan kerja pria itu dan mulai melancarkan aksinya.
****
Nancy tak habis pikir dengan papanya yang masih saja membela Dania habis-habisan padahal ia sudah memberikan bukti yang kuat untuk membuka mata Hanggono bahwa Dania bukanlah wanita baik-baik, Dania hanya mengincar harta kekayaan keluarga mereka saja.
"Kenapa kamu duduk sendirian di sini?" tanya Putra yang menghampiri Nancy dan duduk di sebelahnya.
"Aku sedang kesal, papaku lebih memercayai apa yang Dania katakan ketimbang apa yang aku katakan. Aku bukan hanya sekedar bicara tanpa bukti, aku sudah memberikan semua bukti yang aku miliki bahwa wanita itu hanya mengincar harta saja namun papa masih saja tak bergeming. Ia tetap membela wanita itu dan membuat wanita itu makin besar kepala."
"Kamu tenang saja, aku akan membantu kamu dalam membuat papamu percaya bahwa Dania bukanlah wanita baik-baik."