NovelToon NovelToon
Mencintaimu Bu, Dokter!

Mencintaimu Bu, Dokter!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Naga Rahsyafi

Fariq Atlas Renandra seorang pria yang berprofesi sebagai mandor bangunan sekaligus arsitektur yang sudah memiliki jam terbang kemana-mana. Bertemu dengan seorang dokter muda bernama Rachel Diandra yang memiliki paras cantik rupawan. Keduanya dijodohkan oleh orangtuanya masing-masing, mengingat Fariq dan Rachel sama-sama sendiri.

Pernikahan mereka berjalan seperti yang diharapkan oleh orang tua mereka. Walaupun ada saja tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari mantan Fariq hingga saudara tiri Rachel yang mencoba menghancurkan hubungan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Rahsyafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua

Hampir setengah jam lamanya, dokter muda itu sudah selesai melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter. Dia membereskan barang-barangnya, tanpa sadar bahwa pria itu masih memeluk pinggangnya.

"Udah selesai, Mas."

Fariq memperbaiki posisi duduknya. Ia melihat tangannya yang sudah berbalut perban.

"Makasih ya Mas tadi udah nolongin saya."

"Sama-sama, Mbak-" Fariq menghentikan kalimatnya.

"Panggil, Rachel."

"Mbak, Rachel."

"Ngga usah pake, Mbak. Rachel aja."

Fariq tersenyum. Sedangkan Rachel masih deg-degan dengan pemandangan di depannya sekarang karena pria itu tidak memakai baju.

"Masih sakit?" tanya Rachel.

"Lumayan."

"Mas mau minum?" tanya Rachel.

"Nggak usah."

"Emangnya nggak haus setelah berkelahi tadi?" tanya Rachel.

"Haus ... Tapi nggak apa-apa, saya langsung pulang aja."

Saat Fariq hendak berdiri, Rachel menekan bahu pria itu untuk tetap duduk. "Mas duduk dulu. Saya ambilkan minum."

Rachel yang memiliki nama lengkap Rachel Diandra mengambilkan minuman untuk pria itu. Dari dalam hatinya, Rachel Diandra kasihan terhadap pria itu. Karena kalau tidak ada Fariq, mungkin preman-preman tadi akan berbuat sesuatu kepada dirinya.

"Minum dulu, Mas. Cuma ada air putih."

"Nggak apa-apa, Dokter. Makasih ya." Fariq meneguk air tersebut.

"Jangan terlalu banyak gerak ya. Nanti lukanya nggak kering-kering."

"Memangnya harus gitu?"

"Aaa ... Rachel!" teriak seorang wanita.

Rachel dan Fariq menoleh kearah suara itu, dua orang wanita paruh baya sudah berdiri di ambang pintu. Baik Rachel maupun Fariq, mereka bingung saat wanita itu berteriak.

"Kamu ngapain Rachel sama pria itu."

Rachel baru sadar, pria yang ada di sampingnya tidak memakai baju. Sudah pasti itu yang membuat ibunya berteriak. "Eh, Mama salah paham. Ini nggak seperti yang Mama liat."

"Mami," lirih Fariq.

Salah satu wanita bersama ibunya Rachel malah berlari menghampiri Fariq. "Sayang, tangan kamu kenapa?"

"Ada kecelakaan tadi, Mi. Di jalan."

"Lho! Rita, ini anak kamu?" tanya Indi, ibunya Rachel.

"Iya, Ndi ... Fariq anak lelaki ku yang sering aku ceritakan," jawab Rita. "Kenapa bisa gini sayang?"

"Rachel ... Apa yang terjadi?" tanya Indi dan duduk di samping anaknya.

"Tadi Mas ini nolongin Rachel, Ma ... Kalau dia nggak ada mungkin Rachel yang dapat luka ini."

"Kamu nolongin Rachel sampai dapat luka gini?"

"Ajaran Mami ... Ariq harus menolong orang yang lagi butuh bantuan," ucap pria itu. "Apalagi perempuan."

"Terima kasih, Nak ... Kamu sudah menolong anak Tante."

"Sama-sama, Tante ... Anak Tante juga sudah menolong saya. Dia mengobati tangan saya. Tapi dijahit, ngeri!"

"Terus ... Kenapa kamu nggak pakai baju?" tanya Rita.

"Mami jangan salah paham dulu. Ariq buka baju di suruh sama dia." Pria itu menunjuk ke arah Rachel. "Katanya biar mudah ngobatin."

"Ya Tuhan. Kenapa harus seperti ini sayang."

Sebagai seorang ibu, Rita khawatir dengan keadaan anak prianya itu. Matanya berkaca-kaca melihat kondisi Fariq Atlas Renandra.

"Jadi, Mas ini anak Tante?"

"Iya, Hel. Namanya Fariq, ini anak Tante."

"Lihat Rachel, cari suami kayak Ariq. Contoh laki-laki yang bertanggung jawab," ujar Indi.

"Kami pulang dulu ya."

"Nggak jadi mampir, Rit?" tanya Indi.

"Lain kali aja. Saya harus rawat anak saya ini," jawab wanita itu. “Itu mobil kamu 'kan?”

“Iya, Mi,”

“Biar, Mami yang bawa.”

[] [] []

Hari ketiga setelah Fariq Atlas Renandra mendapatkan luka itu. Dia masih belum pergi bekerja karena dilarang keras oleh sang ibu. Dari hari pertama dia diserang oleh preman tersebut sampai sekarang ia belum keluar rumah.

Sebagai laki-laki, Fariq tidak nyaman rasanya terus-menerus berada di dalam rumah. Pekerjaannya juga sudah banyak tertunda hanya karena luka itu. Hari kemaren dan hari ini sama saja, Fariq duduk di sofa ruang tamu sambil menonton televisi.

Fariq menoleh kearah jam yang terletak di dinding tepat di atas televisi. Masih jam sepuluh, tidak mungkin ibunya pulang secepat itu dari sekolah. Karena biasanya anak SMA pasti pulang di jam sore-sore.

"Assalamualaikum ..."

"Waalaikumsalam ..."

Fariq berdiri namun pintu rumah mereka langsung terbuka. Dia bingung seorang wanita berpakaian rapi masuk ke dalam rumah tersebut. Yang membuat Fariq heran adalah karena wanita berbaju dokter itu perempuan yang sempat mengobati lukanya.

"Assalamualaikum, Mas."

Rachel menghampiri Fariq, senyum yang ia perlihatkan membuat laki-laki itu terpesona.

"Kamu ngapain di sini?" tanyanya. "Tau rumah ini dari siapa?"

"Saya ke sini di suruh sama Tante, Mas. Dia juga kasih alamat rumah ini."

"Mami nyuruh kamu ke sini? Ngapain?"

"Mau periksa luka, Mas."

"Periksa! Jangan-jangan, nanti saya bawa ke rumah sakit aja," ucap Fariq.

"Nggak boleh. Itu 'kan saya yang obatin."

"Nggak!" tolak Fariq. "Saya nggak mau."

"Jangan bandel, Mas ... Ini udah tiga hari, perbannya harus di buka."

"Tapi saya-"

Rachel melangkah lagi membuat Fariq terjatuh di sofa. "Eh, pelan-pelan. Nanti tangan Mas nggak sembuh-sembuh.”

Rachel Diandra duduk di samping Fariq, lalu meletakkan tas tempat ia menyimpan barang-barangnya di atas meja.

"Bisa nggak sih Mas itu dengerin kata orang."

"Ngapain? Mending saya dengerin kata Mami. Kamu 'kan bukan siapa-siapa saya," ucap Fariq dengan nada ketus.

"Tapi, karena saya Mas mendapatkan luka ini." Rachel langsung menarik lengan pria itu. "Saya lihat dulu ya."

Kembali seperti kemarin, Fariq memalingkan wajahnya. Melihat luka adalah hal yang mengerikan bagi dirinya.

"Perih."

"Iya, tahan."

"Udah, Dokter ... Saya takut berdarah lagi."

"Enggak kok." Rachel beranjak dari tempat duduknya. "Dapur di mana?"

"Mau ngapain?"

"Di mana?" tanya Rachel lagi.

Fariq menunjuk salah satu ruangan. Rachel bergegas menuju dapur. Sekitar lima menit, dia kembali membawa secangkir air panas.

"Air panas itu buat apa?"

"Buat nyiram tangan, Mas."

"Kamu jangan macam-macam ya." Fariq mulai takut. "Mentang-mentang saya lagi sakit kamu jangan main-main. Itu panas!"

"Ini nggak terlalu panas, Mas. Biar perbannya bisa kebuka dengan mudah."

"Saya nggak mau!" Tolak Fariq.

"Jangan bandel. Tante udah suruh saya ke sini buat obatin luka, Mas."

Rachel langsung menarik lengan pria itu lagi. Perlahan ia menuangkan air tersebut. Rachel tersenyum saat melihat ekspresi wajah Fariq yang sedang memejamkan mata.

"Panas," lirih Fariq.

"Kan nggak terlalu panas."

"Pelan-pelan bisa nggak?"

"Ini udah pelan, Mas ... Mas aja yang terlalu takut."

1
ay Susie
kenapa gak bilang lgsg kl dia sodara tiri , bikin mulek
Khusnul Khotimah
ayah yg goblok,,,,,
Buaya Darat: kak🥲 mohon bersabar
total 1 replies
Khusnul Khotimah
pria bertanggung jwb apaan,,,,,KLO tahu batasan ada perempuan disampingmu za biarin yg nolong calonmulah toh cuman jatuh doang,,,,,,bilang aja tebar pesona,,,,,g masuk akal bgt
Naga Rahsyafi: sabar kak🥲 kena ke penulisnya lagi
total 1 replies
Naga Rahsyafi
Jangan lupa tinggalkan jejak jari sebelum pergi
Buaya Darat
🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!