NovelToon NovelToon
Belenggu Ikatan Sahabat

Belenggu Ikatan Sahabat

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Calistatj

Ares dan Rara bersahabat baik dari kecil. Tidak mau kehilangan Ares membuat Rara mempertahankan hubungan mereka hanya sebatas sahabat dan memilih Arno menjadi pacarnya. Masalah muncul saat Papa Rara yang diktator menjodohkan Ares dan Rara jatuh sakit. Sikap buruk Arno muncul membuat Rara tidak mempertimbangkan dua kali untuk memutus hubungan seumur jagung mereka. Ares pun hampir menerima perempuan lain karena tidak tahan dengan sikap menyebalkan Rara. Namun demi melindungi Rara ,memenuhi keinginan papa dan membalas Arno. Akhirnya Rara dan Ares menikah. Hari - hari pernikahan mereka dimulai dan Rara menyadari kalau menjadi istri Ares tidak akan membuatnya kehilangan lelaki itu. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang sebelumnya sahabat menjadi suami istri serta bagaimana jika yang sakit hati menuntut balas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5

Aku selalu rutin bertemu dengan Arno setiap hari sabtu kalau pacarku itu tidak memiliki kegiatan apapun. Banyak sekali customer yang meminta bertemu Arno di akhir pekan. Itu katanya.

“Untung hari ini aku nggak meeting jadi bisa ketemu kamu” Ujar Arno.

Hari ini aku bertemu Arno di apartemen yang dia sewa untuk tempat tinggalnya. Kami tidak akan bisa bertemu di rumahku selama papa masih mengibarkan bendera perang untuk Arno. Aku membantu membersihkan ruangan apartemennya yang sepertinya sudah lama tidak dia bersihkan.

“Kamu sibuk banget ya sampai nggak sempat rapihin rumah” Komentarku sambil mencuci peralatan dapur yang sudah lama dibiarkan di bak cuci. Aku berencana untuk memasak untuk Arno dan menonton film bersama hari ini.

Arno melangkah mendekat dan mengalungkan tangannya di pinggangku menyandarkan wajahnya di punggungku. “Iya. Udah nggak usah diberesin. Aku lebih butuh disayang kamu”

Aku menoleh sejenak ke arah Arno dan tersenyum. “Sebentar lagi ya. Nanti aku gabung sama kamu di sofa”

“Kok di sofa? Kenapa nggak di kamar kan lebih nyaman”

“Di sofa, No” Aku menegaskan.

Arno melepas pelukannya dari pinggangku dan menyandarkan tubuhnya di kabinet dapur. “Kamu nggak nyaman sama aku? Bagaimana kalau sama Ares?”

“Kenapa jadi Ares?”

“Aku rasa kamu lebih nyaman sama Ares dari pada sama aku”

Aku membilas tanganku yang penuh busa sabun dan berbalik menuju ruang tamu untuk mengambil tas.

“Kamu mau kemana, Ra?”

“Pulang”

“Loh kok pulang”

“Aku nggak nyaman sama situasi kita. Jadi aku lebih baik pulang”

“Ra, apa salahnya kalau aku cemburu sama Ares?” Kata Arno sambil menahan pergelangan tanganku.

Ponsel Arno berbunyi dan lelaki itu segera mengangkatnya. “Iya, Bu. Bisa kok ketemu hari ini. Saya ke kafe dekat rumah ibu sekarang” Arno menutup teleponnya.

Aku memandang Arno yang masih menahan pergelangan tanganku. Menunggu lelaki itu melepaskan tanganku. Arno memandangku dan segera melepaskan tanganku. “Silakan pulang sekarang, Ra. Aku mau pergi ketemu klien”

Aku segera berbalik menuju pintu keluar apartemen Arno tanpa perlu di usir lagi.

***

Aku mencengkram stir mobilku dengan erat. Hari ini Arno benar - benar menyebalkan. Aku memang belum mengenal lelaki itu sebaik aku mengenal Ares, tapi aku menyukai Arno dengan tulus. Perlakuannya hari ini membuatku takut. Aku mengeyahkan segala pikiran negatif dari kepalaku dan memacu mobil menuju rumah. Jarak rumah kami membutuhkan waktu 1 jam untuk ditempuh. Lumayan kan. Dan aku merasa pertemuan kami sia - sia. Aku hanya sempat bertemu Arno selama 1 jam lebih dan yang aku lakukan hanya membereskan apartemenya. Padahal di rumah ada pembantu yang membersihkan rumah.

Sesampainya di rumah aku melihat mobil Ares terparkir di depan rumahnya. Lelaki itu ada di rumah. Mungkin belum bangun. Ares di hari libur adalah mode malas yang perlu di aktifkan. Aku masuk ke dalam rumah dan berganti baju sebelum mampir ke rumah Ares. Semenjak aku berpacaran dengan Arno. Aku menjadi jarang mengganggu hari libur Ares.

Pembantu Ares membukakan pintu untuku dan segera mempersilakan aku masuk. Aku melihat Om Lukman di ruang tamu dengan beberapa dokumen.

“Siang, Om” Sapaku

Om Lukman mengangkat kepala dan tersenyum. “Halo, Ra. Ares belum bangun. Segera bangunkan dia ya”

“Siap, Om” Aku tersenyum mendapatkan hak untuk mengganggu Ares. Aku mengikat rambutku dan naik ke lantai atas. Seperti biasa. Kamar Ares tidak pernah dikunci.

Kamar ini benar - benar gelap dengan lampu yang mati dan tirai yang tidak terbuka. Aku segera menuju jendela dan membuka tirai membiarkan sinar - sinar matahari menelusup masuk. Aku menarik selimut Ale dan mendapati lelaki itu meringkuk di bawah selimut dengan baju tidur dan rambut berantakan. Aku memandangi ciptaan Tuhan yang sempurna ini sesaat. Aku menyadarkan diri dan segera menggoncang tubuh Ares. “Bangun. Bangun. Bangun” Kataku heboh di samping Ares.

Ares menggeliat beberapa kali merasa terganggu dengan kehadiranku. Saat aku berniat untuk berteriak di telinganya. Tangan kekar Ares menarikku hinga terjatuh ke kasur. Tangan itu kemudian melingkari tubuhku. Mendekap erat. Aku membeku cukup lama. Tidak menyangka kalau pelukan Ares senyaman ini.

Lalu aku sudah punya pacar. Sekalipun Arno memuakan tidak berarti aku boleh menyelingkuhinya seperti ini. Harga diriku harus lebih tinggi. Aku menggigit tangan Ares hingga lelaki itu berteriak dan terbangun.

“Ngapain si loh, Ra. Kayak monyet gigit - gigit” Komentar pedas Ares.

“Kamu ngapain peluk - peluk!” Balasku tak mau kalah.

Ares menatapku bingung. “Masa gue meluk lo?”

“Ngapain aku bohong”

“Berarti lo mirip sama guling gue sampai ketuker”

Aku memukul gemas Ares. “Bisa - bisanya bilang aku mirip guling”

Sudut bibir Ares terangkat. “Memang mirip. Sama - sama empuk”

“Body shaming!”Kataku tidak terima.

Ares terbahak. “Sudah sana keluar. Gue mau lanjut tidur” Usirnya.

Nice. Hari ini sudah dua orang mengusir kehadiranku begitu saja. “Nggak mau. Bangun, Res. Ayo pergi gitu”

“Tumben lo nggak pacaran”

“Papa kamu minta aku bangunin kamu. Jadi, kamu bangun sekarang. Terus temenin aku pergi”

“Kemana?”

“Mall or coffee shop?”

“Tempat yang jual coklat kalau gitu. Biar lo senang”

Aku tersenyum mendengar kalimat Ares. Bagaimana dia selalu bisa membuat aku tersenyum? Ares mengingat banyak hal yang aku suka dan menawarkannya disaat aku mengajaknya keluar atau memberikannya di saat aku butuh dihibur.

“Atau mau makan thai food?”

Mataku sontak berbinar - binar. Sudah lama sekali rasanya aku tidak makan masakan ala Thailand karena Arno tidak suka. Arno lebih memilih warteg atau warkop dari pada restoran Thai. Aku mengalah. Kupikir bisa makan thai food kapanpun aku mau tanpa harus memaksakan pacarku menyukai hal yang aku suka. Nyatanya aku malah hampir tidak pernah makan thai food semenjak bersama Arno. Hingga Ares menawarkan hal yang aku inginkan itu. Ares memang terlalu fleksibel soal makanan. Selama bisa dinikmati.

“Mau! Kangen makan tomyum. Pad thai, som tam, thai tea, mango sticky rice”

“Banyak banget mau lo” Kata Ares heran.

Aku tersenyum “Biarin. Aku siap - siap sekarang. Kamu juga siap - siap”

Aku bangkit dari kasur Ares dan keluar dari kamar dengan perasaan senang. Jalan bersama Ares menjadi kebahagiaan tersendiri untukku.

Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan senang.

“Tumben kamu senang banget” komentar papa saat melihatku.

“Rara mau makan thai food sama Ares”

Senyuman bahagia langsung terlukis di wajah papa. “Gitu dong. Jalan sama Ares lebih baik dari pada sama lelaki nggak jelas itu”

“Memang Rara serasi sama Ares, Pa? Kayaknya nggak”

“Kamu hanya perlu turun berat badan 10 kg, Ra. Setelah itu kamu pasti serasi sama Ares”

Aku cemberut. Papa dan Ares memang sangat suka meledekku.

1
MatchaLatte
Makanya ada ada aja papanya… makasih udh mampir sis hihi
Riiiiee
aduhhhh Rara terima ajaa dong
Riiiiee
aduhhhh raa
Riiiiee
ya ampun papa, hobi anak itu harus dikembangkan bukan malah di larang
Riiiiee
gemesss banget, jadi pengen punya sahabat cowo juga
Devie Varany
Sweet banget ares dan raraaa
MatchaLatte: Makasih kak stay tune untuk cerita berikutnya ya
total 1 replies
acc_.xm
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
MatchaLatte: Terimakasih kaka stay tune ya untuk part berikutnya
total 1 replies
BloodyKnuckles
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
MatchaLatte: Hai kak terimakasih hehe stay tune ya aku mau post lanjutannya hari ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!