Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 25
Sejak kejadian malam itu, hubungan Dania dan Pram pun semakin dingin. Mereka tak akan saling bicara kalau tidak ada Fatma di antara mereka. Mereka saling bersandiwara. Dania yang sudah memukai cafe, yang di akuinya milik temannya itu. Cafe itu sudah mulai di kenal oleh para muda-mudi.
Baru saja berjalan dua Minggu, kini cafe itu tengah di sewa untuk sebuah pesta ulang tahun. Dania tak tahu siapa yang akan berulang tahun. Dania hanya di minta membuatkan sebuah pesta di lantai dua cafe itu. Dania cukup lelah mengatur itu semua.
Malam itu, cafe Dania mulai di datangi oleh para pelanggan. Cafe semakin ramai, karena tamu dari pemilik pesta di lantai dua. Dania pun meminta beberapa karyawannya untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik.
Dania melihat Reyhan, dan Riko mendatangi cafenya. Namun mereka tak sempat bertegur sapa. Reyhan dan Riko berjalan menuju lantai dua, tak lama, Dania juga melihat Pram hadir disana. Kini acara di lantai dua tengah berlangsung, lelaki yang membooking lantai dua datang bersama seorang gadis yang matanya di tutup oleh sebuah sapu tangan.
Dania yang sudah tahu, bahwa pesta ini adalah pesta kejutan.
" Romantis banget sih..." Batinnya.
Acara di lantai dua, semakin semarak. Dania pun menuju lantai atas saat mendengar pesta sudah akan di mulai.
" Tetap beri pelayanan yang terbaik untuk tamu di bawah ya. Mbak mau lihat acara di atas."
Dania berbicara pada seorang karyawan nya. Dania menaiki tangga, saat acara baru saja di mulai. Tampak Reyhan, Riko dan juga Pram di sana. Saat lelaki yang ternyata adalah Revan membuka penutup mata dari Chelsea, para teman-teman nya pun berteriak surprise.
Dania melihat langsung, bagaimana Revan memperlakukan Chelsea. Membuat semua orang yang ada disana, terpukau. Dania yang sempat melihat ke arah Pram, meyakini bahwa Pram memasang tampang yang berbeda.
Reyhan melihat Dania, saat Dania akan turun dari lantai itu. Dan dengan langkah perlahan-lahan, Reyhan mengikuti Dania. Sampai tiba di dekat ruangannya, Reyhan mengangetkan Dania.
" Ternyata ini cafe nya kamu?"
" Mas Rey .."
Dania terlonjak kaget.
" Napa, Kaget ya?"
" Mas kayak hantu, tiba-tiba aja ada di belakang aku. "
Reyhan tergelak mendengar Dania menyebutnya hantu.
" Mana ada hantu kece kayak aku?"
Dania memutar bola matanya malas, Reyhan memang tak pernah jaga image nya sebagai seorang dokter di depan Dania.
Dania dan Reyhan duduk di ruangan Dania, dengan pintu ruangan yang di biarkan terbuka.
" Mas Reyhan gak gabung kesana??"
" Males ,Dan. Mendingan Mas disini."
Reyhan menatap sekeliling, dan dilihatnya Dania yang serius di depan komputer.
" Dani, aku kembali ke pesta ya. Ga enak juga."
" Oke, Mas."
"Jaga kesehatan kamu."
Dania kembali mengangguk mengiyakan Reyhan. Reyhan menatap Dania secara intens, membuat Dania mengerutkan keningnya.
" Kenapa, Mas?"
" Dani, kalau kamu perlu seseorang untuk apapun itu, kamu bisa hubungi aku."
Dania bingung dengan maksud ucapan Reyhan. Setelah berkata seperti itu, Reyhan pun berlaku dari ruangan Dania. Reyhan kembali ke acara pesta ulang tahun Chelsea.
Pukul sebelas malam, acara selesai, Dania masih mengawasi karyawannya untuk membersihkan sisa acara. Menjelang tengah malam, barulah Dania pulang. Setibanya di rumah, Dania belum melihat keberadaan mobil Pram.
Dania menuju kamarnya, di lantai dua, setelah membersihkan tubuhnya, Dania masuk ke kamar Cilla. Dania mencium kening putri sambungnya itu. Membelai rambut keritingnya, dan membenarkan letak selimutnya. Dania lalu keluar,rasa haus di tenggorokannya, membuat Dania melangkahkan kakinya menuju dapur.
Dania mengambil minum dan meminumnya hingga habis setengah dari gelas yang di isinya. Fatma yang melihat Dania duduk di meja makan, mendekatinya. Fatma memegang bahu Dania, membuat Dania terlonjak kaget.
" Mami, kok belum tidur?"
Fatma menarik kursi di depan Dania. Lalu memegang tangan Dania.
" Mami buat kamu kaget ya?"
Dania hanya menipiskan bibirnya.
" Kamu sudah makan, Sayang?"
" Udah, Mi. Tadi di cafe."
" Ya sudah, kamu istirahat ya. Sudah larut."
" Iya, Mi. Tapi Dania tidur di kamar Cilla aja ya, Mi. Dani kangen banget sama Cilla."
" Iya.."
Dania melangkahkan kakinya menuju kamar Cilla. Malam ini Dania akan tidur dengan memeluk Cilla. Rasa rindu pada putri sambungnya ini membuat dirinya ingin tidur dengan memeluknya.
Sedangkan di tempat lain, Pram pulang ke apartemen nya, rasa sesak di hatinya saat melihat Chelsea di lamar di hadapan semua tamu.
Flashback on
Revan tampak berlutut di hadapan Chelsea saat semua tamu sudah berkumpul, saat itu baru saja acara selesai acara tiup lilin.
" Chelsea, mau kah kamu menjadi istriku? Menemani hari tuaku, dan menjadi ibu dari anak-anakku?"
Revan berkata sambil menyodorkan sebuah cincin yang masih berada di kotak beludru merah. Chelsea menutup bibirnya. Rasa kaget karena pesta ulang tahun yang di adakan Revan belum hilang. Kini Revan kembali melamarnya.
Padahal, Revan sudah melamar Chelsea di hadapan orang tua nya. Namun karena salah paham yang sempat terjadi, membuat Revan ingin kembali melamarnya.
Dengan senang hati, dan rasa harunya, Chelsea menerima lamaran Revan. Chelsea menerima, lamaran dari Revan. Dan Revan pun memeluk Chelsea dengan rasa bahagia. Revan bahkan Tan sungkan mencium bibir Chelsea di hadapan banyak orang.
Flashback off.
Pram menatap foto yang ada di kamar itu. Foto dirinya dan Sabina serta Reyhan. Saat mereka masih sama-sama di bangku kuliah. Dari dulu, Chelsea memang telah memenangkan hatinya. Dan Pram juga menyadari, bahwa Sabina dulu adalah tempat pelampiasannya.
Pram meletakkan foto itu kembali, lalu mengambil foto Sabina.
" Maafkan aku, Sab. Ternyata rasa itu masih ada untuknya. Walau kamu sudah memberikan semua hatimu, dan hidupmu, maaf kan aku, yang menjadi lelaki pengecut. Maafkan aku, yang mengkhianati cinta yang kau beri untukku."
Pram menghela nafasnya. Bayangan kisah hatinya yang rumit, membuatnya mengambil keputusan yang salah. Menjadikan Sabina sebagai korban dari kebodohannya.
Pram menatap luar jendela apartemen nya, memandang langit malam. Langit yang sunyi tanpa kehadiran bintang. Sama seperti hatinya. Sejak penolakan Chelsea, membuat hatinya sunyi, walau pun ada Sabina di sisinya kala itu.
Getaran ponselnya membuat Pram mengalihkan pandangannya. Di baca nama yang tertera disana.
Chelsea Calling...
Pram menerima panggilan itu dengan penuh tanda tanya.
" Hallo?"
" Hallo, Pram..."
Chelsea menelpon Pram, menanyakan mengapa dirinya pulang lebih awal. Saat semua temannya masih ada di sana. Namun Pram mengatakan bahwa dirinya sedang sibuk. Dan ada beberapa pekerjaan yang harus di kerjakannya malam ini juga.
" Oh ,ya Pram. Ternyata cafe tempat kita tadi itu adalah milik istri kamu. Bagus banget ya, tempatnya. Makanannya juga enak."
semoga ceritanya tidak mengecewakan