naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalan jalan ke kota tua dengan suami
“nar, gimana? Udah bisa lagi?” tanya sadrina pada nara. Tadi komputer milik nara ngelag, jadi pekerjaan gadis itu tertunda.
“Iya, udah bagus lagi” jawab nara mengangguk. Tak melepaskan pandangannya dari komputer.
Tok tok tok!
Keempat orang yang bekerja di ruangan itu seketika menoleh. Ternyata itu bu resti, sang HRD di perusahaan.
“Jangan pulang dulu. Nanti sore kita di ajak makan bersama untuk merayakan keberhasilan perusahaan” kata bu resti.
Dia memberi tahu karyawan yang lain. Nara dan ketiga temannya bersorak senang karena akan mendapat traktiran dari sang bos.
Ini semua berkat penghargaan tadi pagi pada perusahaan mereka yang menjadi perusahaan terpercaya dan berkualitas. Peringkat perusahaan yang awalnya di nomer 10 kini pindah menjadi nomor tujuh perusahaan percetakan terpercaya. Majalah mereka juga terjual paling banyak tahun ini.
…
Naresh menunggu resah kepulangan istrinya, dia berkali kali melihat jam di tangannya. Ini sudah pukul delapan malam tapi belum ada tanda tanda nara pulang.
Naresh berdiri di balkon apartemen, dan tak lama terdengar suara khas motor seseorang. Itu teman istrinya, adam. Naresh menunduk ke bawah, nara baru pulang dengan di antar oleh pria itu.
Ah sial! Kenapa tiba tiba dia merasa tak senang. Apalagi saat pria itu melepaskan helm yang nara kenakan. Rasa tak terima semakin melambung tinggi.
Naresh masuk kembali ke apartemen lalu duduk di sofa. Berpangku tangan, kaki menyilang dan tatapan datar.
Saat pintu apartemen di buka dan nara masuk, naresh pun mrnatap wanita itu. “Dari mana? Lembur?” tanya naresh datar.
Nara menoleh pada sumber suara, berjalan menuju sofa dan duduk di samping pria itu dengan jarak.
“Gak. Tadi kita di traktir makan sama boss karena merayakan perhargaan perusahaan tadi. Jadi pulang malem” jelas nara.
Mengibaskan rambutnya dan bersandar pada punggung kursi, nara membuka ponselnya. Dia sedang berbalas chat dengan teman teman nya.
Tapi naresh tak membiarkan hal itu, pria itu mengambil jaket miliknya dan menyodorkan nya pada nara.
Nara pun berkerut bingung. “Apa?” tanya nya dengan alis bertaut.
“Pake. Temenin gue cari makan malam di luar” ujar naresh.
Nara menggeleng dan menghela nafas lelah. “Lo sendiri aja, atau makan di rumah. Gue cape, pengen istirahat” tolak nara.
Naresh tak peduli, pria itu menarik tubuh nara sampai berdiri dan memakaikan nya jaket. “Bentar doang” ujar nya sebelum menarik gadis itu.
Nara yang lelah pasrah di tarik oleh naresh, menggunakan motor nya naresh membawa nara mencari makanan.
“Ini kemana sih? Kok jauh banget. Lo mau makan dimana?” tanya nara beruntun.
Mereka sudah jauh dari apartemen, tetapi tidak ada tanda tanda naresh akan berhenti. Angin malam yang menimpa wajah nya membuat rambut nara berkibas kibas.
Naresh tak menjawab, hanya melirik singkat lewat spion. Sepuluh menit berlalu dan mereka sampai di tempat tujuan. Yaitu kota tua jakarta.
“Astaga! Lo jauh jauh kesini cuma mau makan doang? Ya ampun resh. Lo mikir gak sih?” nara mengomel. Mengusap keningnya dan membenarkan rambut yang menutupi wajahnya.
“Stt… ikuti aja” naresh mengambil tangan nara.
Benar memang naresh makan di salah satu warung di sana. Nara bukan hanya menemani tapi juga makan akibat paksaan naresh.
Tetapi setelah itu naresh tak segera pulang, mereka malah jalan jalan dulu ke berbagai tempat salah satunya festival makanan.
Nara tak mampu menahan godaan jejeran jajanan cantik dan wangi di sana. Alhasil begitu keluar dari sana dia menenteng tiga kresek dan dua cup makanan.
Puas jalan jalan mereka kembali ke tempat tadi parkir motor. Naresh memakai helm nya, lalu kemudian memakaikan helm pada nara.
Nara tak bisa apa apa, karena kedua tangannya penuh dengan jajanan. Mata mereka sempat bertemu beberapa detik, di sertai getaran aneh yang menjalar di hatinya. Tetapi nara lebih dulu memutuskan kontak mata di antara mereka.
“Ini yang katanya kenyang? Sampe bawa beberapa kresek” ejek naresh pada nara.
Nara memutar bola matanya, menyembunyikan rasa malu karena tadi berkali kali dia menolak.
“Udah lah, cepet pulang” ujar nara menahan rasa malunya.
Keduanya pun pun setelah dua jam lebih berada di sana.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor