Catherine, seorang psikolog berbakat dengan kemampuan membaca pikiran, selalu mengira bahwa bakatnya akan melindunginya dari kebohongan dan manipulasi. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu Leo, seorang pria misterius yang pikirannya bisa dia baca, tetapi perasaannya tetap menjadi teka-teki. Apa yang Catherine tidak tahu, Leo adalah kakak dari mantan kekasihnya—seorang pria yang menyimpan dendam karena kematian adiknya.
Dulunya, adik Leo adalah kekasih Catherine, yang sakit hati dan bunuh diri. Leo, yang mengetahui kemampuan Catherine, bertekad untuk membalas dendam dan menghancurkan hidupnya. Dengan kecerdikannya sebagai mafia, Leo dengan sengaja memanipulasi pikiran Catherine, membuatnya terjebak dalam permainan pikiran yang semakin dalam dan penuh misteri.
Namun, rencana Leo terancam gagal saat ia mulai merasakan cinta yang tulus kepada Catherine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelarian yang Gagal
Cathay’s POV
Aku sangat lega, ketika Mobil Don Johnson melaju meninggalkan lingkungan perumahan mewah di Las Vegas tempat Mansion Leo berada. Tak hentinya aku mengucap syukur dan bernafas lega. Seperti ada beban yang terangkat dari bahu ku. Aku memandang ke arah Don Johnson dan melihat wajahnya tampak tegang. Dia melaju mobilnya dengan kecepatan penuh ke arah yang aku juga tidak tahu kemana.
“Kemana kau akan membawaku Don? “ tanyaku.
“Penginapan yang agak tersembunyi. Aku ke Vegas bersama istriku. Sehingga aku tidak mungkin bisa menemanimu 24 jam. Kau perlu tempat yang aman dan nyaman.” jawab Don
“Sampaikan salamku pada istrimu, bila perlu ajak lah aku menemuinya. Aku lama tidak berjumpa dengannya,”
“Tidak bisa. Aku tidak ingin ambil resiko dan melibatkan istriku dalam masalahmu. Kau ini bermasalah dengan mafia. Setidaknya cukup aku saja yang terlibat,” sahut Don
Aku merasa ada nada tidak nyaman dalam suaranya.
“Maafkan aku Don, aku melibatkanmu dalam masalahku. Aku berjanji akan segera membereskan masalah ku dengan Leo.”
“Cathy, kau sekarang tidak punya pekerjaan, dan aku yakin akan susah bagimu membayar pengacara untuk mengurus masalahmu. Aku sendiri hanya bisa membantumu untuk lepas dari penjara mewah Mansion leo. Selebihnya aku tidak tahu harus bagaimana.”
Aku termenung, apa yang Don katakan benar juga, dan aku yakin dia pasti punya pemikiran yang sama bahwa aku adalah orang yang memang tidak bisa diandalkan untuk berbuat apapun. Aku hancur dan tidak punya segalanya. Terbit rasa bersalah dalam diriku melibatkan Don dalam masalah ini.
Namun pikiranku buntu dan aku tidak bisa berpikir sedikitpun, Aku hanya bisa diam sepanjang jalan dan mengikuti skenario sementara Don.
Tak lama kemudian, kami sampai ke sebuah penginapan yang jauh dari keramaian. Aku tidak bisa protes apa apa karena Don yang sepenuhnya membayar semuanya. Aku hanya bisa menerima kondisi itu tanpa syarat.
Penginapan itu seperti sebuah Villa dan bukan penginapan yang menerima sembarang tamu.
“Ini Vila milik siapa Don? “ ujarku.
“Kawanku meminjamkan property ini paling tidak untuk 3 hari kedepan. Aku bingung Cathy, setelah 3 hari aku harus membawamu kemana?” jawab Don
“Aku akan berpikir untuk ke Swedia Don. Aku hanya punya rumah warisan keluargaku di sana, mungkin itu saja yang bisa aku lakukan. Aku tidak akan mengurus perceraian, aku tidak mau apa apa. Aku hanya mau lepas dari Leo,”
“Baiklah. Whatever it is, aku akan berusaha semaksimal mungkin membantumu,” ujar Don
Aku mengangguk pelan.
Tak berapa lama seorang pelayan datang dan menghidangkan makanan dan minuman untuk kami. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam saat kami makan malam. Don tampak lapar dan dia makan dengan lahap.
Setelah makan selesai, pelayan membersihkan meja kami dan kami pun pindah ke ruang tamu. Disana kami duduk dan ngobrol tentang banyak hal. Dari pembicaraan itu aku tahu bahwa ekonomi Don sedang tidak baik baik saja, Dia mengalami kesulitan keuangan. Dulu aku masih sering membantu Don, tetapi sekarang aku malah minta bantuan dia. Rasa bersalah kembali merambati hatiku.
Saat kami sedang asyik bercengkrama di teras depan, tiba tiba pelayan membawakan kami Anggur merah. Aku sempat heran, mengapa ada anggur merah di tempat ini, dan siapa yang memesannya untuk kami. Apakah tuan rumah pemilik Villa memang sudah menyediakannya untuk setiap tamu yang datang? Entahlah aku tidak mau memikirkannya dalam dalam.
Suasana dingin mulai terasa, Villa ini memang ada di tempat dengan dataran lebih tinggi. Aku tidak tahu nama tempatnya, tetapi suasana dingin memang terasa. Don minum anggurnya dengan lahap, seperti ingin mengusir kegelisahan hatinya.
“Apakah ada yang mengganggu pikiranmu Don?” tanyaku.
Dia melihat kearahku dengan tatapan aneh, matanya merah seperti kurang tidur.
“Minumlah anggur mu,” kata Don.
Aku minum Anggur ku perlahan, rasa hangat masuk ke tenggorokan, dan membuat badanku rileks. Aku merasa tenang seketika. Tak berapa lama tanpa sadar aku teguk lagi anggur itu dan entah mengapa aku menjadi sedikit merasa ngantuk, seteguk lagi aku sangat ngantuk dan ketika berbicara dengan Don, aku lihat dia sudah tertidur diatas meja, tak lama kau pun juga merasa berat dan makin berat dan akhirnya aku tidak tahu apa yang terjadi.
*****
BRAKKK BRAAAK BRAAAAK
Aku mendengar suara pintu dipukul dari luar, dan ada suara perempuan yang berteriak dan meraung raung menangis. Aku melonjak bangkit, dan aku sendiri berteriak.
“Ha…apa yang terjadi?”
Aku melihat diriku tanpa busana di atas tempat tidur dengan Don disebelahku dan juga dalam keadaan yang sama. Segera aku bangkit dan dengan mengenakan selimut aku berusaha berjalan ke kamar mandi. Tapi BRAAk …pintu kamar sudah terbuka lebar dan segerombolan orang sudah berdiri di sana. Ada kilatan lampu blitz Wartawan…Jreet Jreet Jreet mengambil gambar ku dan Don yang masih saja setengah sadar diatas tempat tidur.
Tak berapa lama Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku.
Plaak Plaak Plaak.
Istri don menempeleng pipiku dengan kerasa dan berkata,” Pelacur Kotor kau Cathy,”
Aku ingin berkata kata tapi mulutku seperti terkunci. Tak berapa lama Leo mendekat dan memisah Istri Don lalu menjauhkannya dariku. Mataku berkunang kunang, kepalaku terasa pusing dan berat, aku tidak tahu apa yang terjadi. Tak lama kemudian aku merasa badanku tidak seimbang dan aku pun terjatuh tak sadarkan diri.
******
Don Johnson’s POV
Mataku masih kabur ketika Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku. PLAK PLAK PLAK
Tamparan yang berasal dari tangan Istriku. Aku sungguh bingung dan tidak tahu apa yang terjadi. Samar aku ingat malam itu aku minum anggur bersama Cathy, lalu aku lupa dan tidak tahu apa yang terjadi kemudian. Mengapa tiba tiba aku berada diatas ranjang ini dalam keadaan telanjang dengan Cathy di sampingku. Aku sungguh tidak merasa melakukan apapun. Namun apa ini? Mengapa ini terjadi?
Aku dibawa ke kamar mandi oleh beberapa laki laki dan sebuah guyuran air membasahi wajah dan tubuhku …BYUUR.
Aku tergelagap dan mulai sadar, namun dengan pandangan bingung aku melihat sekitarku. Disana, aku lihat Leo sedang berdiri berkacak pinggang. Tiba tiba dia masuk dan memaki diriku.
“Lelaki bangsat !”
Sebuah Bogem mentah mendarat di wajahku beberapa kali …BUG ….BUG…..BUG
Aku merasakan darah segar mengalir dari bibirku. Lalu samar kudengar suara, usir laki laki brengsek itu keluar dari Villa ini, dan bawa pelacur itu ke dalam mobil.
Ya Tuhan, apa yang terjadi…Maafkan aku Cathy, seandainya aku tidak menuruti permainan Leo. Seandainya aku punya cukup uang untuk menyelamatkanmu. Sekarang aku benar benar sadar, Leo bukan hanya bajingan, tapi lebih dari pada itu dia adalah IBLIS.
Mereka setengah menyeretku dan melemparkan aku keluar dari Villa itu. Aku melihat istriku menangis di samping mobil sewaan kami. Aku tidak ingin masuk ke dalamnya, Aku lelah, lelah untuk menutupi segalanya. Biarlah sekarang dia tahu siapa diriku dan ada apa denganku. Yang aku tahu hanya satu, aku sudah menandatangani pelunasan hutang pada Odelia, aku sudah tidak punya hutang apa apa lagi padanya. Aku bebas. Aku sudah tidak lagi peduli dengan hal lainnya setidaknya untuk saat ini.
Aku mengambil ponsel dari saku celanaku, dengan mata kabur aku menekan nomor Leo dan berkata,” Impas, semua sudah impas. Kau lunasi hutangku dan kau juga sudah menghancurkan aku, Harga yang pantas untuk lepas dari rentenir macam Odelia. Semoga kau puas Bajingan!”
Setelah itu aku buang ponselku di semak semak. Aku sudah tidak peduli lagi dengan semuanya. Aku lelaki kalah dan aku akan menyingkir, jauh dari semua ini. Entah kemana aku sendiri tidak tahu.
*****
Cathy’s POV
Aku terbangun ketika badanku mendarat diatas sebuah tempat empuk, entah dimana. Seseorang melempar ku dan ketika aku buka mataku, mereka melemparku ke atas tempat tidur. Perlahan aku bangkit dan memegang kepalaku. Aku pusing berat. Aku melihat berkeliling, oh Tuhan, ternyata aku kembali ke Mansion Leo.
Ingin aku berteriak, tapi suaraku tidak keluar. Yang terjadi adalah aku meraung menangis tanpa henti dan dengan berbalut selimut yang masih melekat di tubuhku. Aku duduk bersimpuh di dekat tempat tidur, meletakkan kepalaku di sana lalu menangis sejadi jadinya. Sumpah aku tidak tahu apa yang terjadi, Aku tidak punya ingatan sedikitpun. Aku menangis sepanjang hari hingga lelah dan mata ku bengkak. Aku sungguh tidak tahu lagi harus berpikir apa.
*****
semangat