Dalam waktu dekat, umat manusia telah mengembangkan teknologi canggih yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan antar bintang. Misi perurkan dengan harapan menemukan planet yang layak huni. Namun, saat kru tiba setelah bertahun-tahun dalam cryosleep, mereka menemukan sinyal misterius dari peradaban asing, mengubah misi eksplorasi ini menjadi perjuangan bertahan hidup dan penemuan besar yang bisa mengubah nasib umat manusia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Ramadhan Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Bab 18: Pertarungan Terakhir
Ruangan tempat bola energi bercahaya semakin bergetar. Pilar-pilar tinggi di sekeliling Elena dan timnya bergemuruh, seolah merespons kekuatan yang semakin mendekat. Sosok kegelapan yang telah mereka hadapi sebelumnya kini muncul kembali, tetapi kali ini jauh lebih kuat, memancarkan aura yang bisa membuat siapa pun merasa tercekik.
“Elena, apa yang harus kita lakukan?” tanya Kara, suaranya gemetar saat melihat makhluk kegelapan itu merayap lebih dekat. Bentuknya seperti kabut hitam yang berubah-ubah, dengan mata merah menyala yang tajam.
“Kita harus mengalahkannya sebelum mencapai bola energi!” jawab Elena dengan tegas. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan rasa takut yang muncul di dalam dirinya. “Jika tidak, kegelapan akan mengambil alih dimensi ini dan menghancurkan semua yang ada.”
Samuel melirik Elena. “Apakah kita punya cukup kekuatan untuk melakukannya? Makhluk ini tampak lebih kuat daripada sebelumnya.”
Elena menggertakkan giginya, menatap lurus ke arah sosok itu. “Kita tidak punya pilihan lain.”
Tanpa peringatan, makhluk kegelapan itu menyerang. Bayangan pekatnya melesat ke arah mereka dengan kecepatan luar biasa, siap menelan mereka semua dalam sekali gerakan. Elena dan timnya segera menyebar, masing-masing mencoba menghindari serangan itu.
Mark mengangkat senjatanya, melepaskan tembakan energi ke arah makhluk itu, tetapi tembakannya hanya menembus kabut kegelapan tanpa memberikan dampak apa pun. “Ini tidak akan berhasil!” teriaknya frustrasi.
“Kita butuh rencana lain!” kata Kara sambil berlari menghindari salah satu cabang bayangan yang melesat ke arahnya.
Samuel memandangi bola energi di tengah ruangan, yang masih bersinar terang. “Mungkin kita bisa menggunakan bola energi itu untuk melawannya. Jika bola itu benar-benar inti dari dimensi ini, mungkin itu bisa melemahkan makhluk ini.”
Elena berpikir cepat. “Itu bisa berhasil. Kegelapan ini tampaknya bereaksi terhadap energi dimensi. Kita harus menemukan cara untuk memanfaatkan bola energi itu.”
“Aku bisa mengalihkan perhatian makhluk ini,” kata Mark, matanya berkobar dengan tekad. “Kalian fokus pada bola energi. Aku dan Kara akan menahannya.”
Kara menatap Mark, sedikit terkejut. “Kau yakin bisa melakukannya?”
Mark tersenyum samar. “Tidak, tapi kita tidak punya pilihan lain.”
Elena mengangguk. “Baik. Samuel dan aku akan mencari cara untuk mengakses bola energi. Jaga kami sementara kami bekerja.”
Mark dan Kara segera bergerak, menggunakan segala kemampuan mereka untuk mengalihkan perhatian makhluk kegelapan. Mereka berlari ke berbagai arah, menembakkan senjata energi mereka, meskipun serangan itu tampaknya tidak memberikan banyak efek. Namun, usaha mereka cukup untuk membuat makhluk itu memusatkan perhatiannya pada mereka.
Sementara itu, Elena dan Samuel mendekati bola energi yang melayang di tengah ruangan. Bola itu memancarkan cahaya yang hangat namun penuh kekuatan. “Kita harus berhati-hati,” kata Elena, menatap bola energi itu dengan serius. “Jika kita salah, energi ini bisa menghancurkan kita juga.”
Samuel mengangguk. “Aku akan mencoba mengakses pola energinya. Mungkin kita bisa menemukan cara untuk menyalurkannya.”
Dengan hati-hati, Samuel mengangkat tangannya ke arah bola energi, merasakan getaran kuat yang terpancar darinya. Pada saat yang sama, Elena mencoba memahami pola energi yang mengelilingi bola itu. Simbol-simbol yang sebelumnya mereka lihat di sepanjang perjalanan kembali terlintas dalam pikirannya. “Ini seperti teka-teki lain,” katanya pelan. “Energi ini bekerja dengan pola tertentu.”
Sambil mengingat simbol-simbol yang mereka temukan sebelumnya, Elena mulai menyusun pola di pikirannya. Dia kemudian mengarahkan tangannya ke bola energi, mencoba menyelaraskan dirinya dengan aliran energi di sekitarnya.
“Samuel, aku butuh bantuanmu untuk menyelaraskan energi ini. Kita harus membuka jalurnya agar bisa menyalurkan energi ke arah makhluk kegelapan.”
Samuel segera mengangguk dan bergabung dengan Elena, menempatkan tangannya di sisi lain bola energi. Bersama-sama, mereka mulai memanipulasi energi yang mengalir, mencari pola yang tepat untuk membuka kekuatan bola tersebut.
Di saat yang sama, makhluk kegelapan semakin agresif. Mark dan Kara kelelahan mencoba menghindari serangan-serangan yang semakin cepat dan kuat. “Elena, kami tidak akan bisa menahannya lebih lama lagi!” teriak Mark.
Elena merasakan tekanan yang semakin besar, tetapi dia tahu mereka hampir berhasil. “Hampir selesai, sedikit lagi!”
Akhirnya, setelah beberapa saat yang penuh ketegangan, bola energi itu mulai bersinar lebih terang. Aliran energi yang kuat terasa memancar dari dalamnya, dan ruangan di sekitar mereka bergetar hebat.
“Kita berhasil!” seru Samuel.
Elena mengarahkan energi dari bola tersebut ke arah makhluk kegelapan. Cahaya yang sangat terang memancar dari bola energi, menembus bayangan pekat makhluk itu. Untuk pertama kalinya, makhluk kegelapan tampak goyah. Bayangannya mulai memudar, dan suara gemuruh terdengar dari tubuhnya.
“Terus lakukan itu!” teriak Kara, melihat makhluk itu mulai melemah.
Dengan kekuatan penuh, Elena dan Samuel terus menyalurkan energi dari bola tersebut, memaksa kegelapan untuk mundur. Makhluk itu melolong dalam kesakitan, suaranya menggema di seluruh ruangan. Setiap pancaran cahaya yang mengenai tubuhnya membuat bayangan itu semakin tipis dan akhirnya, dengan jeritan terakhir yang memekakkan telinga, makhluk kegelapan itu hancur berkeping-keping, lenyap ke udara seperti asap yang tertiup angin.
Ketika makhluk itu hilang, ruangan tersebut menjadi tenang kembali. Bola energi di tengah ruangan masih bersinar, tetapi sekarang dengan cahaya yang jauh lebih lembut.
“Kita… kita berhasil,” kata Samuel dengan napas terengah-engah, seolah tidak percaya bahwa mereka telah mengalahkan makhluk kegelapan itu.
Elena mengangguk, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. “Ya, tapi ini belum berakhir. Kita harus menyegel energi ini agar tidak ada lagi makhluk yang bisa mengaksesnya.”
Dengan bantuan Samuel, Elena mulai menyesuaikan aliran energi, menutup portal yang tersisa dan memastikan bahwa energi dimensi itu tetap stabil. Mark dan Kara mendekat, meskipun mereka tampak kelelahan, tetapi ada kelegaan di wajah mereka.
“Hebat,” kata Mark sambil tersenyum. “Kita akhirnya bisa keluar dari sini dengan selamat.”
Kara mengangguk setuju. “Aku pikir kita tidak akan selamat dari pertarungan tadi.”
Setelah energi di dalam ruangan itu distabilkan, portal kecil muncul di hadapan mereka, sebuah jalan keluar dari dimensi ini. “Inilah jalan kita keluar,” kata Elena, merasa lega.
Dengan langkah hati-hati, mereka melangkah menuju portal tersebut, siap meninggalkan dimensi yang penuh bahaya ini. Meskipun pertarungan mereka telah berakhir untuk saat ini, mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang. Kegelapan mungkin telah dikalahkan, tetapi ancaman dari dimensi lain masih mengintai di balik cakrawala.