Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05. Haruskah Menyerah?
...“Dad! Mom! Bisakah kalian mengatur perjodohan untukku dengan Kak Nath?”...
...Byurrrr …....
...
...
Semburan air suci keluar begitu saja dari mulut Rayden yang tengah meminum tehnya. Beruntung dia masih ingat bahwa sang istri tercinta duduk tepat di sebelah kanannya, sehingga dia menyemburkan air suci itu ke sebelah kiri. Meski tetap saja sedikit mengenai Zhea dan Levi yang tak jauh dari tempat duduknya.
Dia terlalu terkejut dengan permintaan sang cucu yang meminta dijodohkan dengan putra sulung dari Will dan Alea. Tentu bukan hanya Rayden saja yang terkejut akan permintaan itu, baik Zhia, Levi dan Lucia juga sangat terkejut saat mendengar permintaan tak masuk akan Zhea.
“Gila! Kau meminta dijodohkan dengan Kak Nathan? Kenapa tiba-tiba sekali? Kenapa tidak minta sedari dulu saja?”
Shea langsung saja menghampiri kembarannya dengan berbagai pertanyaan yang terus dia lontarkan. Jujur, Shea memang sudah mengetahui perasaan Zhea kepada Nathan sejak awal tapi ketika dia menyarankan untuk meminta dijodohkan saja Zhea menolaknya saat itu. Lalu kenapa sekarang tiba-tiba Zhea menginginkannya? Itulah yang menjadi rasa penasaran Shea saat ini.
“Tu-tunggu dulu! Bisakah salah satu dari kalian menjelaskan pada kami ada apa di sini?” Lucia segera menyela pembicaraan kedua putrinya, “Terutama kau Zhea! Apa maksud dari permintaanmu barusan? Menjodohkanmu dengan Nathan? Apa sebenarnya selama ini kau ….”
“Benar, Mom! Selama ini Zhea sebenarnya sangat menyukai Kak Nathan. Dan alasan Zhea sering menghabiskan waktu di rumah Thalia karena Zhea ingin selalu berada dekat dengan Kak Nathan.”
Ya, Zhea akhirnya mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya terhadap Nathan selama ini di depan keluarganya. Sontak semua orang pun semakin terkejut karena mereka selama ini mereka hanya melihat Nathan dan Zhea saling menyayangi layaknya adik dan Kakak atau sesama saudara, tidak lebnih dari itu. Noah yang selama ini memendam perasaan kepada Zhea, kini hanya bisa menelan kenyataan pahit ini seorang diri tanpa seorang pun mengetahuinya.
“Jadi, ini alasanmu selalu mengutamakan Kak Nath! Aku terlalu bodoh untuk menyadari perasaanmu yang sebenarnya, Nona Zhea.” Noah hanya bisa mengatakan itu di dalam hatinya.
“Astaga, apakah sebentar lagi aku akan memiliki cicit? Cucuku sudah dewasa, bahkan salah satunya sudah menyukai seorang pria yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya,” ujar Rayden yang langsung mendapat tatapan tajam dari Zhia, Lucia dan Levi.
“Jaga bicaramu, Ray! Cucumu masih berusia 18 tahun, dia bahkan baru saja masuk kuliah. Setidaknya dia harus menikah di usia yang sudah matang,” Zhia menekankan Rayden untuk tidak bicara sembarangan.
“Bahkan Shea yang sudah dijodohkan dengan putra dari keluarga Richardo saja harus menunggu usia matang untuk melanjutkan perjodohan ini,” sambungnya yang lantas Rayden pun langsung terdiam karena tidak mungkin dia menang jika berdebat dengan sang istri tercinta.
“Kalian berdua duduklah! Daddy dan Mommy ingin menanyakan sesuatu lebih dulu, sebelum kita membahas tentang permintaan Zhea barusan.”
Titah Lucia kepada kedua putri kembarnya dengan raut wajah yang seolah memberitahu mereka bahwa dirinya sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Zhea dan Shea lantas segera duduk di kursi yang tersedia dengan perasaan gugup akan interogasi yang akan orang tua mereka lakukan.
“Noah, bisakah kau pergi ke tempat lain karena mungkin ini akan menjadi pembicaraan privasi untuk keluarga kami.” Zhia yang menyadari keberadaan Noah berdiri tak jauh darinya, memintanya untuk meninggalkan area taman.
“Tentu, Nyonya!” Noah pun segera meninggalkan area taman, setelah membungkuk memberi hormat pada Rayden dan yang lainnya.
Selepas kepergian Noah, baik Rayden, Zhia, Levi dan Lucia tidak ada satu pun yang mulai pembicaraan. Mereka hanya terus menatap lekat pada Shea dan Zhea secara bergantian terus menerus hingga beberapa menit kini telah berlalu. Shea yang merasa tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini mencoba untuk membuka suara lebih dulu dan menjelaskan ketidak terlibatannya.
“Mom—”
“Diam, Shea! Mommy belum mengijinkanmu untuk bicara.” Lucia langsung memotong perkataan sang putri.
“Zhea, ceritakan semuanya dari awal tanpa ada yang kau sembunyikan lagi dari kami.”
Zhia memerintahkan sang cucu untuk bicara terbuka kepada mereka. Merasa tidak ada pilihan lain lagi, Zhea pun akhirnya menceritakan semuanya.
Dimana awal perasaan cintanya tumbuh kepada Nathan, caranya menggunakan berbagai rencana dan alasan untuk selalu dekat serta mendapat perhatian dari Nathan. Hingga kejadian beberapa jam yang lalu, dimana dia diperkenalkan dengan wanita yang menjadi kekasih Nathan saat ini serta alasan dia meminta untuk dijodohkan.
“Zhea, kau sudah tahu sendiri bahwa Nathan telah memiliki kekasih dan seperti yang kau katakan pada kami, mungkin mereka akan segera merencanakan sebuah pernikahan. Lalu kenapa kau mau meminta hal yang mustahil untuk kami lakukan?” Zhia mencoba memberikan pengertian serta pemahaman kepada sang cucu yang tengah jatuh cinta itu.
“Kenapa mustahil, Grandma? Bukankah keluarga kita bisa melakukan apapun, apalagi ini hanya masalah perjodohan?” tanya Zhea dengan tatapan memelas penuh harapnya.
Semua orang hanya bisa menghela napas pasrah ketika mendengar perkataan Zhea. Hingga Rayden akhirnya kembali buka suara, “Masalah perjodohan memang mudah untuk dilakukan. Hanya saja jika Nathan belum memiliki kekasih atau seseorang yang dicintainya.”
“Namun, kau sendiri yang mengatakan bahwa dia sudah memiliki kekasih dan akan segera merencanakan pernikahan. Mana mungkin kami memaksanya untuk menikah denganmu dan mengorbankan kebahagiaannya.” Lanjut Rayden memberikan penjelasan.
“Belum lagi jika pernikahan kalian dipaksakan seperti ini dengan Nathan yang mengorbankan wanita yang dicintainya. Mommy berani menjamin bahwa pernikahan tidak akan berakhir bahagia. Jadi, Mommy harap kau sebaiknya melupakan perasaan itu dan mencari laki-laki lain yang juga mencintaimu, Sayang!” Lucia pun tidak tinggal diam saja.
Mendengar penjelasan dari semua orang, Zhea kini hanya bisa tertunduk sembari menahan air matanya. Dalam hatinya dia berkata, “Haruskah aku menyerah sekarang? Apakah aku terlambat untuk memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh? Bukankah dalam cinta tidak ada kata terlambat? Bukankah dalam cinta selalu ada kesempatan? Lalu kenapa aku harus menyerah di saat semuanya belum terlambat? Disaat masih ada kesempatan sebelum mereka benar-benar resmi menikah?”
Bersambung....
Up yang banyak 🙏🙏🙏