Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 27 - Aku Akan Mendampingimu
Menjelang jam makan malam apartemen Hansel jadi ramai, Clint dan Denis datang bersamaan.
Saat itu Aileen membantu Clint lebih dulu untuk menyiapkan semua hidangan. Sementara Denis dan Havana sudah duduk berdampingan di meja makan sambil menatap satu tablet bersamaan. Membaca beberapa informasi tentang universitas yang akan menjadi tempat kuliah Havana dan Aileen nanti.
Sedangkan Hansel masih belum bergabung, dia malah menonton berita yang sedang ditayangkan di televisi. Duduk di sana sendirian dan melihat perkembangan bisnis di kota ini.
"Aileen, coba sini sebentar!" panggil Havana, dia ingin menunjukkan sesuatu pada sahabatnya itu. Mereka berdua memutuskan untuk jadi sahabat daripada jadi ipar.
"Tunggu, aku cuci tangan sebentar."
"Hem!"
"Kak Clint, aku kesana dulu ya." Pamit Aileen pula dan Clint menganggukkan kepala seraya tersenyum manis sekali. Senyum yang membuat Aileen merasa diterima di tengah-tengah keramaian ini.
"Ada apa?" tanya Aileen, Havana langsung menarik Aileen untuk duduk di kursi tengah, diantara dia dan Denis agar melihat tablet lebih jelas.
"Kita kuliah disini saja, mau tidak?"
Aileen melihat tablet yany menyala itu, memperlihatkan sebuah universitas ternama di kota ini. Universitas impian semua orang, Pharsa dan Freya pun dulu kuliah disana.
"Aku terserah kamu saja Hav."
"Jangan begitu, terserah itu bukan jawaban. Iya atau Tidak atau katakan kamu maunya dimana. Iya kan kak Denis?"
"Iya Nona."
Aileen bingung.
"Em, disana terlalu besar. Bisakah kita memilih universitas yang lebih kecil."
"Tidak mau! kita harus mendapatkan yang terbaik di dunia ini. Jadi harus kuliah disana." Tolak Havana, meski dia meminta pendapat Aileen namun ujungnya tetap pilihannya lah yang di pilih.
Denis terus mendampingi kedua gadis itu meski berulangkali salah mencatat karena keinginan Havana dan Aileen berubah-ubah.
Bahkan sampai Clint menyelesaikan semua hidangan makan malam, ketiga orang itu masih berkutat pada hal yang sama.
"Singkirkan tablet itu, waktunya makan malam," titah Clint, dia selesai menghidangkan semua makanan.
"Aileen, panggil Hansel untuk kemari." Titah Clint pula dan Aileen mengangguk patuh.
Gadis cantik yang kini selalu ceria ini kemudian bangkit dan menuju ruang tengah. Melihat Hansel yang masih setia duduk dan menatap televisi.
"Paman," panggil Aileen lembut seraya menghampiri hingga berdiri disamping.
"Makan malam nya sudah siap."
"Sini duduk dulu." Hansel menarik tangan Aileen hingga membuat gadis ini duduk tepat disampingnya. Bahkan tubuh mereka saling bersentuhan.
Tapi kedua insan ini tak merasakan getaran apapun, Aileen yang terlalu polos dan Hansel yang sudah menganggap Aileen seperti adiknya sendiri.
"Lihatlah itu, saham Clarke Super Mall mulai goyah. Banyak karyawan merasa tidak puas dengan pemimpin mereka. Harusnya ini adalah saat yang tepat kamu masuk. Tapi tentang dunia bisnis kamu masih terlalu buta, jadi kuliahnya yang giat. Setelah pernikahan kita nanti fokuslah pada pendidikan mu."
Aileen terdiam. Ada sesak di dalam hatinya yang tidak bisa ia jabarkan. Diantara belum mampu, takut mengecewakan semua orang dan merasa tidak pantas memimpin di sana.
Dalam benaknya pun, hanya Freya lah yang pantas. Karena itu yang selalu dikatakan Helda.
Dan wajah bimbang itu mampu Hansel lihat dengan jelas.
"Apa kamu ingin Mall itu hancur? atau jadi milik orang lain, bukan lagi milik keluarga Clarke?"
"Tidak Paman, Mall itu adalah milik Mama."
"Kalau begitu jangan ragu untuk merebutnya dari Freya, lalu pertahankan semuanya. Kedua orang tua mu meninggalkan itu semua untuk mu bukan untuk mereka." Saat mengatakan itu Hansel menatap kedua mata Aileen lekat, ingin gadis kecil ini tumbuh dengan lebih berani.
"Aku akan mendampingi mu," ucap Hansel lagi.
Membuat Aileen yang semula takut jadi lebih berani.