Ada tempat yang ku sebut rumah tapi tidak membuatku nyaman. Jika orang lain akan pulang dengan senang. Maka aku akan pergi untuk tetap menjaga kewarasan ku.
Queena Elnora putri Davis.
--------
Harapan Elnora sederhana, Semoga keluarganya menyayanginya. Lelaki yang dicintainya memandangnya. Semuanya sudah ia lakukan. Dari cara yang halus sampai cara yang membuatnya terlihat bodoh.
Tapi semua berubah, berubah saat dia bermimpi. Mimpi yang mengharuskan ia berhenti melakukan hal-hal bodoh. Mimpi yang meminta ia untuk mencari kebahagiaan nya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms F, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Lima tahun
Seorang lelaki tampan, dengan rahang tegas dan tatapan tajam sedang duduk dihadapan kertas-kertas bernilai milyaran dollar. Tanpa memperdulikan hp yang sedari tadi berdering. Ia dengan serius mencoret-coret kertas yang ada dihadapannya.
Tok
Tok
"Permisi Bos, nyonya berpesan supaya anda mau pulang kerumah" kata asistennya dan hanya dicueki oleh lelaki yang dipanggil Bos tadi
"Bos, nyonya berpesan kalau anda saat ini tidak pulang. Nyonya akan melukai dirinya" lanjut asistennya
"sampaikan, saya pulang besok" kata lelaki tampan tadi.
Setelah melihat asistennya keluar. Dia langsung menghentikan pekerjaannya dan menghempaskan tubuhnya kesadaran kursi yang ia duduki. Lelaki tersebut mengambil foto yang terpajang di meja kerjanya.
"kamu kemana, aku rindu" lirih lelaki tersebut sambil mengelus figura foto tersebut.
"Kembali lah, belum cukupkah hukuman yang kamu berikan" lanjutnya
" jika belum, berikan hukuman yang lain. Kamu dapat menyakiti fisik ku. Tapi jangan pernah lepas dari pandangan ku seperti ini. Ini sungguh menyiksa"lanjutnya
"Aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu" ungkap lelaki tersebut sambil membelai foto gadisnya.
brak
Tatapan lelaki tersebut menajam menatap objek yang mengganggu nya. Di hadapannya terdapat beberapa lelaki yang memasuki ruangannya tanpa izin. Dan biang onar yang membuka pintu dengan kasar tadi meringis menampilkan cengiran saat melihat tatapan tajamnya.
"Hehehe, sorry brother" ungkap pria yang tak lain ialah sean
"Haha,, rasain" ejek pria disebelahnya yang tak lain ialah vano. Sedangkan vino dan garvin langsung duduk di kursi tanpa harus disuruh.
Lelaki yang menatap tajam tadi tidak lain ialah Theo. Langung menyimpan pigura foto tersebut dan melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikan para sahabat nya.
"apa sampai sekarang tidak ada petunjuk apapun" tanya Vino buka suara. Dan mereka melihat kearah Theo yang sedang bekerja. Theo yang risih akan tatapan mereka langung menghentikan pekerjaannya dan ikut bergabung di sofa bersama mereka.
"kemana lagi kita harus mencarinya" ungkap vano yang terlihat lelah.
"yo, gimana sama lo. Apa ngak ada jejak sedikitpun" tanya garvin dan dibalas gelengan oleh Theo.
Suasana hening menyelimuti ruangan tersebut. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sedangkan sean hanya terdiam menjadi pengamat. Walaupun ia juga merasa bersalah dan kehilangan dengan sosok gadis yang selama ini mereka cari. Tapi tidak seperti para sahabatnya yang hidup tanpa gairah selama lima tahun lama nya setelah kepergiannya. Mereka jadi gila kerja dan bersikap dingin dan kejam kecuali vano. Yang masih mencoba tersenyum hanya untuk mencairkan kondisi keluarga nya yang seperti Es di kutub utara.
"Markas" kata theo tiba-tiba dan berlalu dari sana di ikuti oleh yang lainnya
......................
Tap
Tap
Saat Theo dkk memasuki ruangan remang yang disebut ruang penyiksaan oleh mereka. Tercium aroma amisnya darah dan bau busuk. Terlihat seorang wanita yang bisa dikatakan tidak baik sedang meringkuk disudut ruangan. Dan disebelahnya terdapat potongan kepala seorang lelaki yang dikenalnya. Saat melihat ada yang datang. Dengan sisa tenaganya mencoba merangkak menghampiri mereka.
"tkdjl bunuuh akuuuh" ucap wanita tersebut tidak jelas sebab lidahnya sudah dipotong oleh Theo sambil bersujud di bawah kaki Theo.
"Menjijikan" tendang Theo tanpa perasaan dan menyiksa wanita tersebut di saksikan oleh para sahabatnya.
"kamu tidak akan mati sebelum bunny ku ketemu" ucap Theo tajam dan pergi meninggalkan wanita itu penuh dengan luka dan
ia meminta para bawahannya untuk mengobati wanita tersebut agar kembali sehat untuk disiksa lagi.
...----------------...
"yo,, kapan lo bunuh parasit satu itu" tanya Vano setelah sampai di ruangan mereka
"tunggu bunny ku kembali" jawab Theo
"wih,, kejam kali lo yo. Uda lo siksa, lo suruh anak buah lo per**sa dia dan lo rusak mentalnya dengan ngeletak kepala baj**gan itu.
Kalau El tahu lo sekejam itu. Apa masih mau dia sama lo" ungkap sean sambil memakan cemilan diatas meja.
"Lagian tuh wanita ular kan pernah singgah di hati lo. Apa lagi lo hampir tunangan sama tuh ular" lanjutnya tanpa tahu ada tatapan membunuh yang setia menatapnya.
"hehehe, sorry.. Gue cuma bercanda" cengir Sean saat melihat peringatan dari vano lalu menatap Theo
Tak
"lo sih,, mulutnya ngak bisa di rem" ucap vano sambil memukul kepala sean
"aduh,, sekalian pakai tongkat yang di pakai Theo buat mukul ular tadi aja lo pakai buat pukul kepala gue. Biar sekalian amnesia gue", ucap Sean sambil mengelus kepalanya yang dipukul dan tersangka nya hanya merotasi kan matanya.
"Gue kan cuma kasian sih" ungkap Sean setelah lama berdiam
"walaupun gue juga benci sama wanita ular satu itu. Tapi sisi kemanusiaan gue merasa kasian. Sudah lima tahun terus-terusan disiksa dan dilecehkan. Selingkuhannya aja uda ma** dan parahnya lagi tu salah satu tubuhnya di gantung di ruangannya sebagai kenang-kenangan" lanjutnya
"Dia pantas mendapatkan nya. Karenanya Princess gue pergi" ucap vano sambil menghempaskan badannya pada sofa dan menutup matanya menggunakan tangan.
"Gue rasa bukan sepenuhnya salah wanita ular itu" ucap Sean memecahkan keheningan. Dan ditatap tajam oleh Vano
"Apa maksud lo" ucap Vano tajam sambil mencengkram kerah baju Sean.
"cukup, vano lepas" ucap datar Vino dan melihat tatapan tajam kembarannya mau tak mau vano melepaskan cengkraman nya.
"Yang di katakan sean tidak salah" ungkap Garvin tiba-tiba dan dibalas tatapan tajam vano
"kita juga salah disini. Dengan bodohnya kita percaya dengan orang lain dari pada saudara kita sendiri. Bukan begitu!" kata garvin yang melihat vano yang sedang menatapnya tajam.
"Brengsek, gue nggak salah. Yang salah itu hanya ja**g itu" marah vano dan langsung keluar meninggalkan ruangan tersebut.
"Kenapa dia" tanya sean heran
"dia hanya belum bisa menerima" ungkap Vino datar.
Suasana hening menyelimuti mereka setelah kepergian vano. Tak berapa lama kemudian.
" apa kalian ngak curiga" ungkap sean tiba-tiba dan seluruh perhatian mereka teralihkan kepada sean
"sudah lima tahun kita mencarinya. Dan tidak sedikit orang yang ikut membantu. Bawahan Theo, Daddy nya, om revan serta om Arzo juga ikut mencari. Bahkan seluruh dunia sudah kita telusuri. Tapi sampai saat ini kita tidak menemukannya" lanjutnya
"Apa selama ini El mengganti identitasnya" tanya Sean
"atau ada yang membantunya" lanjut sean memandang garvin dan yang lainnya.
Mereka hanya terdiam mencerna semuanya.
" kalau ada yang membantunya. Siapa orang itu" tanya Vino
"Tahu sendiri selama ini El tidak punya teman. Dan tidak dekat dengan siapapun kecuali keluarganya", lanjutnya.
#Tbc
akhirnya mereka sdh mulai bisa berdamai semuajya