Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusahkan
Hari ini tepat hari ketiga setelah Maeli Su meminum pil yang di berikan Momo namun hingga saat ini Maeli Su belum juga sadarkan diri hingga membuat Momo dan Lili sangat panik. (untuk saat ini Momo hanya bisa di lihat oleh Maeli Su itu di karenakan Maeli Su belum memiliki tingkatan dan juga tak ada satupun meridiannya yang terbuka).
Di kediaman nyonya rumah
Nyonya rumah dan anak-anaknya tertawa gembira karena mereka mendengar kabar bahwa Maeli Su sudah tak sadarkan diri selama tiga hari, dan mereka sangat berharap jika Maeli Su tidak akan pernah terbangun lagi.
Ketika mereka asik berbincang mereka tak mengetahui jika ada seseorang yang mendengar perkataan mereka dan orang itu adalah pelayan dari selir Aria yang pada saat itu ditugaskan oleh selir Aria ke kediaman nyonya rumah untuk menyampaikan pesan bahwa selir Aria dan putrinya akan pergi ke kuil untuk berdoa agar suaminya di lindungi dari segala mara bahaya selama dalam perjalanan pulang sebab empat hari lagi suaminya akan kembali.
Pelayan selir Aria yang mendengar hal itu pun dengan tergesa-gesa kembali ke kediaman selir Aria, dengan wajah panik dan napas tak teratur dia membungkukkan badan dan berkata "Hormat saya nyonya".
Selir Aria yang mendengar hal itu pun berkata "berdirilah, bagaimana? Apakah engkau telah mengatakan apa yang ku perintahkan kepada nyonya rumah?"
"Maaf nyonya saya belum sempat mengatakannya, sebab ketika saya tiba di pintu kediaman nyonya rumah saya mendengar kabar yang sangat buruk nyonya" jawab pelayan tersebut dengan wajah paniknya.
Selir Aria yang mendengar hal itu pun merasa heran kenapa pelayannya menunjukkan wajah sepanik itu dan selir Aria pun berkata "kabar buruk apa yang kau dengar, coba ceritakan"
"Maaf sebelumnya nyonya, kabar yang saya dengar ini mengenai nona Maeli Su yang tak sadarkan diri selama tiga hari" ucap pelayan itu.
Selir Aria yang mendengar hal itu seketika menjatuhkan gelas teh yang ada di tangannya "Apakah yang kau katakan itu benar? Jangan sampai kau menipu ku, kau tau kan apa yang akan terjadi pada dirimu jika hal yang kau katakan itu bohong".
" Saya hanya menyampaikan apa yang saya dengar nyonya" jawab pelayan itu dengan sedikit takut.
"Ibu apa yang terjadi? Kenapa engkau terlihat sangat panik?" tanya Eli Su yang baru saja masuk ke ruangan ibunya
"ibu dapat kabar jika kakak pertama mu tidak sadarkan diri selama tiga hari, ayo nak kita ke kediaman kakak pertama mu untuk memastikan apakah kabar itu benar" ucap selir Aria sembari berjalan keluar dari kediaman nya yang juga di ikuti oleh putri dan pelayan-pelayannya.
Sesampainya di kediaman Maeli Su
Tok... Tok... Tok...
Lili yang mendengar pintu di ketuk pun segera mengusap air matanya dan berjalan ke sumber suara dan membukanya.
"Salam kepada selir Aria" ucap Lili yang melihat Selir Aria berdiri di depan pintu.
"berdirilah, tolong panggilkan Maeli Su aku ingin bertemu dengannya" ucap selir Aria yang sengaja berpura-pura dengan tujuan untuk mengetahui apakah kabar yang di dapatkannya benar atau tidak.
Lili yang mendengar hal itu pun seketika menundukkan kepalanya dan terus menangis hingga segugukkan.
Selir Aria yang melihat hal itu seketika mulai merasa lemas dan berkata "Apakah terjadi sesuatu terhadapnya?"
Lili yang di tanya pun menjawab dengan terbata-bata "Benar selir, non, nona tidak sadarkan diri selama tiga hari dan semua ini karena kelalaian saya selir, maafkan saya selir yang tak menjaga nona dengan baik" air matanya pun tanpa henti menetes.
Mendengar hal itu seketika air mata selir Aria menetes "Nyonya maafkan saya yang tidak bisa menjaga nona dengan baik, tolong maafkan saya nyonya" batin selir aria
Selir Aria pun masuk ke kamar Maeli Su dan menatap wajahnya, betapa sangat tersayat hati selir Aria yang melihat keadaan Maeli Su dimana wajahnya sangat pucat dan penuh dengan luka goresan di wajah dan juga di banyak tempat lainnya yang tak akan mungkin di lihat orang lain.
Selir Aria tak pernah mengetahui luka-luka itu, sebab ketika dia bertemu dengan Maeli Su, Maeli Su akan selalu berdandan tebal dan sangat berlebihan hingga semua luka-luka itu tak tampak sama sekali, berbeda dengan saat ini ketika selir Aria melihat langsung wajah Maeli Su tanpa dandanan.
"Apa yang terjadi, kenapa wajah kakak pertama ku penuh dengan luka" tanya Eli Su dengan emosi yang memuncak.
"Maafkan saya nona ke empat saya tak bisa berkata apa pun sebab nona akan marah jika mengetahui saya mengatakan sesuatu kepada orang lain tentang apa yang telah di laluinya" jawab Lili dengan wajah yang masih menunduk.
Mendengar hal itu selir Aria semakin banyak meneteskan air matanya hingga membuat dia ambruk ke lantai, Eli Su yang melihat hal itu seketika langsung menyuruh para pelayan yang ikut bersama mereka untuk mengangkat ibunya kembali ke kediamannya.
Malam hari di kediaman selir Aria
"Bu apa yang harus kita lakukan sekarang? Ternyata keadaan kakak pertama sangat memprihatinkan" tanya Eli Su pada ibunya yang sedang bersandar di tempat tidur.
"Ibu juga bingung, sebab kita tidak punya bukti apa pun tentang apa yang terjadi pada kakak pertama mu bahkan pelayannya sendiri pun tak melihat langsung apa yang manusia manusia ular itu lakukan pada kakak pertama mu" jawab selir Aria dengan wajah sendu.
"Bu bagaimana jika kita bawa saja kakak pertama ke kediaman ini, jadi kita bisa menjaganya dan itu lebih aman bagi kakak pertama apalagi jika kita melihat ke adaannya saat ini" saran Eli Su
"Kamu benar nak, lebih baik besok kita ke kediaman kakak pertama mu dan membawanya kemari, lalu kita juga akan menjaganya dengan baik"
"Baik bu, sekarang ibu beristirahat lah" ucap Eli Su, setelah memastikan ibunya tidur dengan lelap ia pun langsung pergi ke kamarnya untuk ikut terlelap.
"Aduh, badan ku masih sangat lemah. Efek obat yang diberikan Momo sangat mengerikan walaupun sekarang aku bisa merasakan tak ada lagi racun di tubuh ini, bahkan seluruh titik meridian ku sudah terbuka" batin Maeli Su yang baru saja membuka matanya.
"Akhirnya kau sadar juga, aku sangat khawatir pada mu, ternyata tubuh mu ini terlalu banyak terkena racun dan juga luka dalamnya terlalu parah. Itulah yang membuat mu tak dapat menahan efek obat itu dan berakhir tak sadarkan diri selama tiga hari ini dan akhirnya kau bangun juga di hari ke empat" ucap Momo yang sedang berbaring di samping Maeli Su.
Mendengar apa yang di katakan Momo dia pun terkejut "Apa aku pingsan? Aku? Benar-benar raga yang menyusahkan" ucap Maeli Su seraya menunjuk ke arahnya.
Di kehidupan sebelumnya dia tak pernah pingsan sama sekali, sebab dia memiliki fisik yang sangat kuat sehingga dia tak pernah sakit bahkan dia bisa bertahan menjalankan misi di cuaca apapun.
"Sudahlah tak usah heboh, kabar baiknya tubuh mu yang sekarang sangatlah hebat, dan bahkan telah kebal dari racun apapun, o iya jangan lupakan juga bahwa tubuh mu bisa mendeteksi benda apapun yang beracun tanpa harus menyentuhnya, namun kau perlu waktu tambahan untuk pulih" jelas Momo
"Waktu tambahan? Jadi berapa lama waktu yang aku perlukan saat ini?" tanya Maeli Su dengan wajah yang sangat sulit di artikan.
"Sebelumnya kau memerlukan waktu lima hari, namun sekarang menjadi tujuh hari" jawab Momo dengan senyuman mengejek.