Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 30
"Apa maksudmu, Via. Ibu benar-benar tidak mengerti dengan maksudmu?"
"Ibumu sakit, Via?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Johan. Ia nampak terpaku mendengar ucapan Via.
Melihat perubahan Johan, Rosita segera membawa Via menjauh dari suaminya.
"Pergi Kau dari rumahku!" Rosita menghempaskan tubuh Via. Ia tidak ingin suaminya tahu, kalau istri pertamanya sakit. Sudah berkali-kali Rosita menyuruh suaminya untuk menceraikan istri pertamanya. Namun Johan tidak ingin menceraikannya. Rosita mendapatkan Johan dengan cara yang begitu licik. Ia ingin menguasai Johan dan seluruh hartanya. Sebisa mungkin Rosita akan memisahkan suaminya dari Via dan ibunya.
"Aku tidak akan pergi sebelum Kau mengakui semuanya! Dasar wanita licik!" Via mulai bangkit.
"Ya, Aku yang sudah membuat ibumu kritis. Apakah ibumu itu sudah mati? Semoga secepatnya," ucap Rosita dengan begitu sinisnya.
Seketika kemarahan Via langsung memuncak. Via mendekati Rosita dan...
Plak...
Tamparan yang begitu keras Ia berikan kepada istri kedua ayahnya.
"Dasar wanita ular, licik! Aku tidak akan membiarkan mu sedikitpun menyentuh ibuku." Via benar-benar marah saat ini. Rasanya ia ingin membunuh wanita di depannya itu.
"Kau gadis tengik! Sudah berani menamparku huh!" Rosita memegangi pipinya yang terasa nyeri akibat tamparan Via.
"Satpam!!!" Panggil Rosita.
"Iya Nyonya." Satpam segera datang.
"Seret dia keluar dari rumah ku! Dan jangan pernah Kau membiarkan dia masuk lagi ke rumah ku!"
Satpam segera membawa Via dari sana.
"Aku membalas semua perbuatan kalian! Ingat ucapan ku ini. Dasar wanita jahat!" ucap Via saat satpam mulai membawanya.
"Maafkan saya Nona, Anda harus pergi dari sini." Satpam itu menatap sendu ke arah Via.
"Ya, Aku memang harus pergi dari rumah mereka ini, pak satpam. Tapi, suatu saat nanti Aku pasti akan kembali dan membalas setiap rasa sakit yang mereka berikan kepadaku dan ibuku." Via pun langsung pergi dari sana.
"Semoga Tuhan selalu melindungi Nona dan ibu Nona," ucap satpam itu setelah Via mulai pergi dari sana. Ia mengetahui tentang semua yang terjadi pada keluarga Johan. Bahkan semua kejahatan Rosita. Namun Rosita mengancamnya akan menyakiti keluarganya bila ia mengatakan kepada Johan tentang kelicikannya.
***
Via melangkahkan kakinya menuju rumah Bintang dengan langkah gontai. Rasanya Ia benar-benar lelah saat ini.
Menghadapi Rosita yang licik, menjalani pernikahan yang penuh kepura-puraan. Semua itu membuat Via lelah.
Via berjanji kepada dirinya sendiri. Bila kontrak pernikahannya dengan Bintang selesai, ia akan membawa ibunya pergi sejauh-jauhnya dari orang-orang yang selalu menyakitinya.
Via mulai membuka pintu rumahnya. Sudah terlalu larut, dan untungnya pintu itu tidak terkunci.
Via kembali berjalan. Saat ini yang ingin ia lakukan adalah merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Ia sangat lelah hari ini.
"Darimana Kau!"
Via melihat Bintang sudah berdiri di depannya dan menatapnya dingin. Via berhenti sejenak, lalu ia kembali melanjutkan langkahnya melewati suaminya. Via sudah terlalu lelah bila harus berdebat dengan Bintang saat ini.
Melihat Via yang berjalan melewatinya, membuat Bintang kesal dan marah. Ia tidak ingin Via mengacuhkannya. Tadi setelah mengantarkan Alesha ke apartemennya, Bintang segera menyusul Via ke cafe. Namun sudah tidak ada istrinya di sana.
Dan kini, istrinya mengacuhkannya. Bintang segera mengikuti Via.
"Via, Aku bertanya padamu. Kau dari mana, dan kenapa pulang selarut ini?" Bintang mengikuti Via sampai di depan pintu kamar Via.
Via berhenti sejenak, lalu ia membalikkan tubuhnya dan menatap Bintang.
"Apa pentingnya Aku memberitahu kemana Aku pergi? Bukankah Kau sudah bersenang-senang dengan kekasih mu? Lagipula hubungan kita tidak sedekat itu, hingga Aku harus mengatakan setiap kemanapun Aku pergi," ucap Via dingin. Ia sangat lelah saat ini. Bahkan rasanya untuk berdebat dengan Bintang saja ia tidak yakin akan mampu.
Bintang terdiam, tubuhnya mematung mendengar ucapan Via.
Via segera membalikkan badannya dan memasuki kamarnya. Meninggalkan Bintang yang mematung di sana.
Apakah pernikahannya dengan Via benar-benar tinggal sebentar lagi? kenapa rasanya Bintang tak terima. Bintang segera memasuki kamarnya memikirkan hal itu.
***