Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Demian menggebrak meja kerjanya saat mendapati laporan bahwa ada mata mata yang menyusup ke gudang senjata miliknya.
"cari tahu siapa yang mengirimkan orang itu, setelah itu hadiahkan kepala orang itu untuknya" ucap Demian mendesis penuh geraman.
"baik tuan" ucap para anak buahnya lalu beralu pergi dengan rasa takut.
Demian segera keluar dari ruang kerjanya dan berjalan menuruni tangga, ia bersiap untuk menuju markas.
Namun langkahnya terhenti saat sang nenek memanggilnya.
"Demian.,,.
"ya oma" jawab Demian berbalik badan.
"jepit rambut milik siapa ini Demian!!!, pelayan menemukan jepit rambut ini dikamar atas" ucap Crisa dengan marah.
"jepit rambut, mana aku tahu oma, aku seorang pria mana mungkin memakai ini" ucap Demian.
"kau kira oma bodoh, tentu saja bukan milikmu, pasti benda ini milik jalang jalangmu itu, apa kau lupa jika ketahuan lehermu akan oma potong" ucap Crisa ada nada geraman dan keksalan di dalamnya.
"oma, aku tidak pernah membawa mereka masuk mansion ini, aku masih sayang dengan leherku ini" jawab Demian dengan santai.
"jangan berani membohongi oma Demian, oma pernah lihat kau ke kamar atas sambil membawa nampan makanan, dan dipunggungmu ada bekas orang bercinta, kau masih mau mengelak terus" omel Crisa, membuat Demian terdiam, mencoba mencerna ucapan neneknya tersebut.
"ah Karina, sudah pasti itu jepit rambut milik wanita itu" gunam Demian bermonolog.
Mengingat itu membuat Demian menyunggingkan senyum, sampai saat ini ia belum bisa melupakan tubuh Karina, wanita itu benar benar membuatnya puas, suara dan desahan Karina selalu membuatnya mabuk. Rasanya saat ini ia ingin mengurung Karina dikamar, berperang dalam sebuah keintiman yang membuatnya merasa terpuaskan.
"Demian mengapa kau senyum senyum, jadi benar kau membawa jalan kesini!!!" bentak Crisa membuat Demian tersadar.
"tidak oma, Demian sudah katakan Demian tidak berani membawa sembarang orang kesini" ucap Demian.
"awas saja sampai kau membawa wanita, entah jalang atau siapapun itu, oma akan menikahkan kalian" ucap Crisa membuat Demian terkejut.
"menikah???.,. Yang benar saja" ucap Demian dengan suara penuh ejekan
"benar oma, nikahkan saja Demian, biar dia betah dirumah" ucap Sean yang tiba tiba datang dengan tawa penuh ejekan, Demian menatap tajam Sean.
"ya kau benar, oma akan nikahkan Demian jika dia berani membawa wanita masuk ke mansion ini" ucap Crisa dengan sungguh sungguh sambil menatap sang cucu.
"sudahlah oma, lebih baik oma istirahat ini sudah malam" ucap Demian dengan senyum manisnya mengambil jepit rambut yang berada di tangan Crisa.
"ck kau ini" dengus Crisa dengan kesal berlalu pergi.
"ada apa?" tanya Demian menaikan alisnya menatap Sean.
"Dean baru balik dari paris, apa kau tidak ingin menemuinya, dia mengajak kita bertemu, Daniel menunggu di mobil" jawab Sean.
...****************...
Disebuah club malam seorang pria frustasi melihat dua wanita yang saat ini tengah mabuk berat, kedua wanita itu menari nari tidak terkendali membuat pria tersebut frustasi.
"astaga bisakah kalian diam" desahnya dengan mengacak acak rambutnya sendiri.
"hei jangan pergi, mau kemana.,.,." ucapnya saat salah satu dari dua wanita tersebut berjalan pergi.
Demian bersama dua sahabatnya tiba di club tempat mereka janjian dengan seseorang.
"itu dia" ucap sean menunjuk seseorang pria yang tengah memeluk wanita yang tengah mabuk.
"Dean.,." panggilnya
"akhirnya kalian datang juga, tolong jaga adiku, aku mau mencari kucingku satunya lagi" ucap Dean menyerahkan sang adik kepada Daniel yang posisinya lebih dekat denganya.
"apa paan ini" ucap Daniel, hampir saja kehilangan keseimbangan karna Dean menyerahkan wanita itu begitu saja.
"kakak.,.," ucap wanita itu terlihat ingin melepaskan diri dari Daniel.
"karina" ucap ketiganya saat wajah wanita itu terlihat.
Daniel segera menyerahkan karina pada Demian, saat ini Karina seperti mainan yang tengah dioper oper mulai dari Dean, Daniel dan saat ini Demian.
Demian segera menangkap tubuh Karina, wanita itu terlihat sudah mabuk berat, tangan Demian terulur merapihkan rambut Karina yang menutupi wajah wanita itu.
"kakak lepaskan, aku ingin menari" ucap karina mencoba melepaskan diri dari Demian, namun Demian semakin kuat memeluk Karina.
"aku tidak menyangka bahwa Karina adalah adik Dean" ucap Sean menyandarkan tubuhnya di sofa di ikuti oleh Daniel mereka berdua menikmati minuman yang sudah tersaji di meja.
"kakak aku mau ikut kakak saja" ucap Karina wajahnya ia gesek gesekan pada dada bidang Demian, membuat Demian menengguk ludahnya kasar.
Jika tidak ada Dean sudah pasti ia menarik Karina ke hotel menghabiskan malam panas seperti sebelum sebelumnya.
"Diamlah Karina" desis Demian dengan tajam.
Dean datang dengan merangkul seorang wanita yang saat ini keadaanya juga sama seperti Karina, mabuk berat namun masih bisa berulah. Terlihat Dean yang kewalahan.
Dean segera menyuruh wanita itu untuk duduk di ikuti dirinya,
"Siera" ucap Sean.
"kau mengenal kucing ini?" tanya Dean menaikan satu alisnya.
"kekasih Alex" jawab Daniel membuat Dean terkejut.
"kalian tahu aku harus menerjang kerumunan untuk bisa menemukan nya barusan, akan gawat jika aku tidak menemukanya hampir saja dia di bawa oleh pria tua, Alex pasti akan marah besar padaku karna akulah yang mengajak mereka berdua kesini" ucap Dean menjelasakan.
"Benarkah Karina adikmu Dean?" tanya Sean.
"tentu saja dia adik kandungku, kalian juga mengenalnya aishhh mau kemana sialan" kesal Dean karna Siera berusaha untuk kabur lagi, ia menarik wanita itu kembali duduk dan memeluk lengan Siera agar tidak kabur lagi.
"kami bertemu adikmu di kapal pesiar bersama kekasih Alex." ucap Sean.
Dean lalu menggerakan kepalanya untuk menoleh ke arah sang adik, disana Karina masih berdiri dengan Demian yang masih memeluknya, adiknya juga masih sama tidak bisa diam.
"tolong jaga dulu adiku Dem, aku lelah sedari tadi mengurus dua kurcaci ini" ucap Dean menyandarkan tubuhnya di sofa.
Demian hanya mengangguk, ia saat ini menikmati aroma shampo yang di pakai Karina yang begitu kuat menyeruak ke indra penciuman nya. Meski kepala Karina terus bergerak namun aroma harum itu sampai ke hidungnya.
"ada apa kau kembali, terakhir kau mengatakan akan pulang akhir tahun" tanya Daniel.
"ya niat awal begitu, tapi kemarin aku di beri kabar bahwa adiku masuk rumahsakit dan hal itu membuatku tidak tenang" ucap Dean.
"siapa adikmu Karina?" tanya Sean, Dean mengangguk.
"lihatlah di tanganya masih ada bekas infus" ucap Dean, Demian segera menarik tangan Karina dan benar saja, di pergelangan tangan wanita itu masih ada plester bekas infus.
"Karina sakit apa sampai membuatmu jauh jauh dari paris untuk kesini?" tanya Sean penasaran.
"Alergi kacang dan bodohnya dia memakan cake yang terbuat dari kacang, kondisinya langsung drop, aku langsung terbang kesini" ucap Dean.
"ya karina memang bodoh" ucap Siera menunjuk Dean.
"bodoh begitu sahabatmu Siera" ucap Dean menyentil kening Siera.
"Karina bodoh, Karina menyedihkan kakak" ucap Siera memukul lengan Dean, wanita itu berbicara namun nadanya seperti orang menangis.
"karina bodoh, sudah tahu aunty stella membencinya tapi dia tetap memakan semua makanan buatan aunty, padahal semua makanan itu adalah makanan favorite Katia" ucap Siera membuat Dean berpikir.
"tunggu dulu bisa kau cerita dengan lengkap siera?" pinta Dean, ia merasa frustasi mengajak bicara orang yang tengah mabuk, namun ia sadar ucapan Siera tidak bisa ia abaikan begitu saja.
