Queen yang baru saja mengalami kecelakaan terbangun di tubuh seorang wanita bernama Shazia. Wanita yang membawa wanita lain ke dalam rumah tangganya sendiri dan menyebabkan hubungan nya dengan sang suami merenggang dan diambang perceraian.
"Dalam kamus ku, tidak ada tempat untuk wanita lain! Istri sah selalu jadi yang pertama!"
Mampukan Shazia mengembalikan cinta sang suami dan keselamatan rumah tangga nya?
Ikuti perjalanan Shazia mewujudkan keluarga kecilnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalah Sebelum Berperang
Rania melangkah seperti tanpa nyawa. Tatapannya menjadi kosong dan pikirannya masih tertuju pada kejadian tadi. Bagaimana Dominic mengangkat tubuh Shazia, dan memeluk nya seperti itu.
"Lepaskan!" Ucap Shazia setelah kepergian Rania.
"Aaaaa.... Dom!" Teriak Shazia karena Dominic membuat nya berputar-putar.
"Dominic! Turunkan aku!" Pinta Shazia.
"Kenapa? Bukankah kita tampak sangat mesra? Apalagi dengan panggilan suami dan istri itu." Jelas Dominic.
"Oh ya? Bukankah menggelikan? Aku pernah dengar ada orang yang mengatakannya." Jelas Shazia.
"Oh ya? Ada? Siapa?" Ujar Dominic pura-pura tidak tahu.
"Ada! Kau mau tau? Orangnya berkulit tan skin dengan tinggi badan seperti gapura." Jelas Shazia.
"Eh?" Shazia terbaring di Kitchen island dengan tubuh Dominic yang melengkung mendekat padanya.
"Katakan siapa orangnya?" Ujar Dominic dengan tatapan mata yang tampak menyala itu.
'Kenapa dia jadi menyeramkan begini? Tidak... Aku tidak boleh takut!'
"Orang nya....."
"Siapa?" Dominic semakin mendekatkan wajahnya seiring dengan lontaran bibir Shazia.
"Orang nya.... Adalah..... Aghhh!" Shazia berteriak yang membuat Dominic langsung menjauh dan membuka kesempatan untuk nya melarikan diri.
"Hahhaha, orang yang adalah kau! Suamiku yang aneh! Menjengkelkan!" Shazia berujar dengan ekspresi lidah yang menjulur dan menggoyangkan pinggulnya beberapa kali dari belakang.
"Kau aku kelabui!" Shazia langsung melarikan diri dari sana, Dominic memegangi telinga nya yang habis diterpa suara seperti siren itu.
"Dia mempermainkan ku." Ujar Dominic, mata Dominic masih tertuju pada posisi Shazia tadi.
"Ada apa dengan ku?" Jelas Dominic. Dia memegangi dadanya yang terasa berdebar dan senyuman manis di wajahnya terbentuk ketika mengingat kejadian tadi.
*****************
"Aku tidak pernah kalah...." Jelas Shazia sambil melangkah, dia tampak berputar-putar beberapa kali. Seolah perasaannya sangat bahagia.
"Wah-wah, lihatlah.... Kakak bahagia sekali. Apa rasanya menyenangkan?" Wajah Shazia langsung berpaling ke belakang, terlihat Rania berdiri dengan mendekap kedua tangannya.
"Tentu saja! Kau mana tau!" Balas Shazia.
"Apa kakak pikir, kak Dominic akan jatuh cinta padamu? Tidak akan! Dia akan menceraikan mu! Asal kakak tau." Jelas Rania
"Kenapa? Kakak kaget ya? Kenapa aku tau? Kak Dominic selalu mengatakan apapun padaku. Termasuk masalah perceraian kalian. Lagipula kak, sudahlah.... Apa yang ingin kakak pertahankan juga? Pernikahan kakak memang tidak sehat. Bukankah itu hanya saling menyakiti?"
"Apa kau menjadi seorang biarawati sekarang?"
"Dengar Rania..... Pernikahan ku, hubungan ku. Itu tidak ada hubungannya dengan mu. Bagaimana kami menjalani nya, sehat atau tidak! Itu bukan urusan mu. Seharusnya kau sangat bersyukur... Aku bawa kesini, tapi sepertinya.... Kau sudah mulai bosan tinggal di kota. Apa perlu aku antar kau pulang?"
"Kakak berencana mengembalikan ku?" Tanya Rania.
"Ya, karena aku lihat kau sudah mulai bosan."
"Apa maksud kakak? Kakak pikir jika aku kembali ke desa, pernikahan mu akan baik-baik saja? Aku sangat yakin! Kak Dominic akan menceraikan kakak!"
"Kau mau taruhan?" Jelas Shazia, dia tampak tenang menghadapi ular dihadapannya ini.
"Apa yang aku dapatkan?" Tanya Rania.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Shazia kembali. Rania tersenyum mendengarnya.
"Aku mau kak Dominic! Aku mau tinggal disini, meksipun setelah perceraian kalian. Bagaimana?"
"Kau menunjukkan wajah asli mu."
"Aku hanya berpikir realistis dan memanfaatkan apa yang ada. Sangat disayangkan kak Dominic di sia-siakan begitu saja."
"Kau pikir Dominic mau dengan mu? Apa kelebihan mu? Sehingga kau berpikir Dominic akan mau dengan mu?"
"Aku bisa memasak, aku memiliki keterampilan seperti seorang istri untuk nya. Aku tidak pembangkang, aku akan patuh padanya, pria seperti kak Dominic itu dominan, dia ingin memimpin. Bukan dipimpin ataupun disela, seperti apa yang kakak lakukan."
"Wah, kau sudah mempersiapkannya ternyata."
"Tentu saja! Aku ini sudah memantaskan diriku."
"Bagaimana? Kakak takut untuk taruhan kita?"
"Kau sangat percaya diri. Tapi sayang sekali... Kau tidak cocok untuk taruhan dengan ku. Kita bagaikan langit dan bumi. Dan jangan lupa, kau telah kalah dalam taruhan."
"Apa maksudnya??...."
"Istriku! Kau dimana?" Shazia tersenyum lebar yang mengejek untuk Rania.
"Ya suamiku, aku disini!"
"Rania ingin bilang kalau dia rindu desa." jelas Shazia sebelum Dominic bertanya.
"Kalau begitu antarkan dia pulang."
"Iya, aku sudah mengatakannya dan, kenapa kau mencari ku?"
"Ayo kita ke kamar." Ajak Dominic.
"Baiklah, sebentar... aku ingin mengatakan sesuatu pada Rania."
"Kau lihat? Kau sudah kalah, bahkan belum cukup satu jam. Kau tidak bisa bersanding dengan ku Rania. Karena kau tidak pantas disandingkan dengan ku." Bisik Shazia.
"Gendong aku suamiku!" pinta Shazia yang langsung dilakukan oleh Dominic. Shazia berbalik menatap Rania dengan senyum kemenangan. Sedangkan Rania mengepalkan tangannya kuat-kuat dengan emosi yang memuncak.
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏
kamu aja bisa ditendang kemarin
seru karna bisa lihat duo manusia manipulatif dan iri dgn hidup si shazia😊😊😊😊😊😊