"Aku membutuhkan kehangatan dan kau menginginkan keturunan, aku rasa itu impas tidak perlu melibatkan apapun termasuk perasaan, karena aku sudah bersuami dan kau juga kakakku!." Ucap seorang wanita berparas jelita pada pria di hadapannya.
"Kau memilihku maka ku pastikan seluruh hidupmu adalah milikku juga." Kageo Matthew.
Begitulah hubungan ini dimulai..
Setelah kepergian ibunya Amora melakukan banyak hal untuk membalas pengkhianatan, namun setelah dua tahun papanya menikah lagi, ia terpaksa harus kembali pulang atas permintaannya untuk berkumpul dengan keluarga baru.
Bertemulah Amora dengan sosok kakak tirinya pria tampan blasteran Asia-Eropa, sosok pria yang tak ingin ia temui lagi namun kini malah menjadi bagian dari keluarganya.
Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka?
.
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Pagi hari
"Hoaaamm!.."
Amora bangun dari tidurnya, ia melirik jam dinding. "Masih ada waktu dua jam lagi.."
Wanita cantik itu turun dari atas kasur, menguncir rambut panjangnya sambil berjalan menuju kamar mandi. Amora mencuci muka..
Setelah selesai cuci muka Amora meraih iPad dan sebuah map, sebelum masuk perusahaan ia harus briefing dulu memahami tugas-tugasnya di konferensi nanti.
"Wangi sekali..." Gumam Amora saat mencium aroma hidangan. "Apa dia masak?.
Wanita cantik itu keluar kamar, berencana akan briefing sambil menikmati pemandangan pagi hari dari atas balkon.
Tampak Kageo sedang berkutat di dapur, Amora yang melihat memperhatikan setiap gerak-gerik pria itu.
Punggung kekar yang bidang, garis rahang yang sempurna, membuat Amora terkesima dan mengagumi sosok kakak tirinya.
"Dia kadang membuatku lupa kalau kita ini saudara." Lirih Mora. Ia pun berjalan menuju balkon dan duduk di atas kursi itu.
Menyadari ada seseorang, Kageo menoleh ke belakang. Ia menatap lekat Amora yang hanya mengenakan lingerie sambil mengutak-atik iPad. "Apa dia sengaja?..."
Kageo menggelengkan kepalanya dan lanjut membuat sarapan, setelah selesai ia membawa sarapan itu untuk adiknya.
"Ini, makanlah.."
Amora tampak berbinar melihat sarapan yang dibuat oleh Kageo, ia langsung menerimanya. "Terimakasih.."
Wanita cantik itu langsung melahap nya, namun tak lama ia menengadah karena menyadari tubuh Kageo masih berada di depannya.
"Kenapa?."
"Apa kau lupa bahwa aku seorang pria?." Lirih Kageo dengan suara berat.
"Tidak, dari awal bertemu aku sudah tau kau seorang pria."
Kageo tak menjawab ia diam dengan tatapan yang tak bisa diartikan, Amora sedikit kebingungan dengan pertanyaan kakaknya. Apa maksudnya? apa ada yang salah?.
Kageo meraih sarapan yang dipegang Amora, di letakkannya piring itu ke atas meja.
Dengan satu tarikan tangan, Kageo mengangkat tubuh Amora mengambil alih tempat duduk itu sehingga kini Amora duduk di atas pangkuannya, tangan kekar itu melingkar pada perut ramping dan punggung Amora.
Mata indah Amora membulat sempurna dengan posisi mereka saat ini, pria tampan itu menatap dirinya dengan tatapan yang cukup membuat jantung Amora berdegup kencang.
"Wait.. K-Kenapa?." Lirih Mora.
"Tak usah berpura-pura cil, sudah tahu aku seorang pria kenapa kau malah mengenakan pakaian seperti ini di hadapanku selain disengaja?."
Seketika Amora tahu letak kesalahannya. "Jangan salah paham dulu, aku biasa seperti ini kalau sendirian di kamar cuma ya aku lupa belum menggantinya karena sekalian nanti mau mandi kak..."
Kageo tak menjawab apa-apa.
Jarak diantara keduanya begitu dekat, wajah tampan itu hanya berjarak beberapa centi dengan area dada Mora yang terekspos.
Pipi Mora merah merona akan tatapan Kageo, ia harus berdiri dari pangkuan Kageo namun tangan pria itu menahannya.
"Kau sudah berani seperti ini di hadapanku dan cukup hanya aku yang bisa melihatnya..."
"Kak aku tak bermaksud demikian...
Cup!..
Amora meremas kaos yang dikenakan Kageo saat pria itu tiba-tiba mengecup leher jenjang Amora.
Wanita cantik itu menelan saliva-nya saat bibir Kageo mulai turun mengecup dari area leher menuju belahan dadanya yang terekspos tampak indah itu.
"H-hei..."
Satu tangan Kageo menarik tali lingerie Amora.
"Eunghh!.." Lenguh Amora lembut saat Kageo mencium salah satu dari area privasi nya. Sensasi lain Amora rasakan, ia memejamkan matanya meremas rambut Kageo.
"K-Kak... Kau tahu apa yang sedang kita lakukan sekarang?."
"I know.." Lirih Kageo, ia mencium lembut area indah itu. Bukan hanya menciumnya ia mengh*sap meninggalkan jejak kepemilikan di sana.
"Aku adikmu..." Ucap Mora dengan nafas memburu akan ulah Kageo.
"No, kau wanitaku..." Balas Kageo yang beralih menatap manik indah Amora.
Keduanya kini saling tatap satu sama lain, saat kulit mereka bersentuhan darah mereka terasa berdesir yang mendorong mereka untuk melakukan lebih.
Tatapan mata Kageo tertuju pada bibir ranum Amora, ia memiringkan wajahnya untuk menggapai..
Namun jari telunjuk Mora menahannya. "Stop.."
"Why?."
Amora tak berani adu tatap dengan mata itu. Ada perasaan mengganjal namun di sisi lain Amora seperti tak bisa menolak bersentuhan dengan Kageo..
"Aku takut..."
Kageo mengerutkan kening. "Aku tak akan menyakiti dirimu.."
"Bukan soal itu.." Mora tak melanjutkan ucapannya. "Entah kenapa aku tak bisa mengendalikan diri dan ini berlaku hanya kepadamu, jadi sebelum itu terjadi ayo beri batasan..."
Ini memang sudah keluar batas bagi status mereka sebagai adik dan kakak tiri, Kageo tahu dirinya mungkin berlebihan. Tapi saat berdekatan dengan Amora, sebagai seorang pria yang normal ia akan melupakan status mereka jika dalam situasi seperti ini dan lebih memilih mengikuti kata hatinya.
Mendapati pipi Mora yang merah merona, Kageo menggigit bibir bawahnya akan gemas.
"Kau benar Amora..." Bisiknya lembut. "Tapi aku tak yakin jika suatu saat kita bisa menahannya..."
"Percaya diri sekali anda tuan.." Lirih Mora sengaja.
Kageo tak bisa menahan lagi ia ingin meraih bibir ranum itu untuk melahapnya, namun lagi-lagi Amora berhasil menahan. "No...."
"Sh*t baby!.."
Dalam waktu bersamaan tiba-tiba pintu apartemen diketuk, mereka berdua pun menoleh.
Kageo melepaskan tubuh adiknya untuk berdiri. "Masuk kamar, dan jangan keluar sebelum aku yang meminta."
"Oke."
Mora meraih iPad dan map-nya, ia langsung berlari kecil menuju kamar. "Ah ya tuhan.. Jantung ku hampir copot." Pipinya begitu merah dengan apa yang telah dilakukan barusan.
.
Bersambung
Sah2 aja kageo dan amora menikah tidak ada hubungan darah....
lanjut thor..
Biar siulet bulu nami tidak mengejar dan mengharapkan kageo lagi.....
perasaan hancuuuur dan patah hati langsung pergi dan mengadu ketuan matthew melihat kageo dan amora lg bercinta....
Bagus idemu kageo biar siulet bulu nami berhenti mengejar2mu krn berambisi dan terobsesi pgn memiliki kageo....
lanjut thor......