Silvya karena kematian saudara kembarnya memutuskan bergabung dalam organisasi mafia saat berumur 17 tahun. kemampuannya dalam ilmu beladiri menjadikannya Ratu Mafia yang disegani. Ia tidak segan-segan menghabisi musuhnya saat itu juga.
karena sebuah penghianat dalam organisasinya menyebabkan dia mengalami kecelakaan tragis yang hampir meregang nyawanya.
Dokter Dika, niatnya menolong malah harus menikahi orang yang ditolongnya karena digrebek warga.
Bagaimana Silvya membongkar penghianatan dalam Wild Eagle dan menemukan dalang dibalik kematian saudaranya?
Bagaimana pernikahan Dokter Dika dan Silvya akan berjalan dan bagaimana reaksi dokter yang terkenal dingin itu saat mengetahui wanita yang dinikahinya itu adalah Ratu Mafia yang disegani?
Ikuti kisahnya, bukan plagiat jika ada kesamaan nama tokoh itu bukan kesengajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34. Kulkas Kita Mencair
Tania terlihat jelas memperlihatkan ekspresi tidak sukanya terhadap Silvya. Namun Silvya tampak santai menanggapi kecemburuan dokter wanita tersebut. Silvya pun menyadari bahwa suaminya itu benar benar pria yang cukup diidolakan di rumah sakit tempat suaminya bekerja.
Seperti ingin menunjukkan bahwa Dika miliknya Silvya pun bersikap untuk memprovokasi dokter wanita yang jelas jelas terlihat menyukai suaminya.
"Sayang… sudah jangan marah. Coba tanya saja ke dokter Tania ada perlu apa."
Dika tersenyum, ia mengetahui gelagat sang istri yang hendak memprovokasi Tania.
" Baiklah… aku tidak akan marah. Dokter Tania… ada apa kamu memasuki ruangan ku secara tergesa gesa?"
" Itu… Ekhem… para dokter mengadakan makan siang bersama, dan saya diminta memanggil anda."
"Oooh… Sampaikan kepada mereka bahwa aku tidak bisa karena aku ada acara keluarga."
" Oh begitu ya… baik dokter… saya akan menyampaikan pesan anda." Tania terlihat kecewa dengan penolakan Dika.
" Terima Kasih dokter Tania sudah mau repot repot memberitahu kan kesini." Ucap Silvya yang ditanggapi acuh oleh Tania.
Setelah Tania meninggalkan mereka Silvy tertawa puas. Ia sangat puas melihat ekspresi Tania yang begitu kesal.
" Hahahaha… mas apa kau tidak lihat ekspresinya. Dia seolah olah akan memakanku. Hahahha."
" Tampaknya kau sangat suka menjahili orang hmmm…."
" Bukan jahil mas, tapi memberitahu bahwa kau hanya milikku. You're mine."
"Benarkah…?"
Dika meraih pinggang Silvya lalu mendekatkannya pada tubuhnya. Matanya mengerling nakal. Silvya yang paham akan terjadi apa setelah itu hanya bisa menelan salivanya kasar.
" Apakah benar aku adalah milikmu?"
Silvya menjawab pertanyaan Dika dengan anggukan. Dika membelai wajah Silvya lembali den mengusap bibir mungil Silvya dengan ibu jarinya.
" Berarti kalau begitu ini juga milikku."
Dika kembali menyesap bibir Silvya. Keduanya kembali terlena dengan ciuman lapar mereka. Dika mengangkat Silvya ke atas mejanya dan silvya mengalungkan tangannya ke leher Dika. Suara cecapan terdengar nyarin di ruangan itu.
Dika melepaskan pagutannya dan menatap lekat wajah Istrinya. Ia merasakan rasa yang tidak bisa ia gambarkan.
" Entah aku sudah jatuh cinta padamu atau belum. Tapi yang aku tahu, aku sangat bahagia bisa memilikimu dan aku tidak ingin kehilanganmu. I love you istriku, Silvya Bellona Linford."
Silvya memeluk Dika. Pelukan yang sangat erat. Sejenak air matanya luruh. Ia menghirup aroma Dika dalam dalam.
" Aku juga merasakan hal yang sama mas. Mungkin aku sudah jatuh cinta padamu. I love you too suamiku, Radika Tara Dwilaga. Aku harap kita bisa menua bersama."
Silvya mengendurkan pelukannya dan menatap wajah suaminya tersebut. Dika lalu mencium kening Silvya dengan sayang.
" Baiklah… ayo kita ke rumah ayah dan bunda aku sudah tidak sabar menikahimu secara resmi."
" Eh… Semangat amat."
" Huft sayang …. apa kau tidak tahu betapa sulitnya aku menahan ledakan hormon testosteron ku ini. Coba kau lihat, juniorku ini sudah memberontak. Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi."
Silvya yang mengikuti arahan mata sang suami terperanjat. Ia kini faham maksud suaminya itu.
" Astaga mas … kau mesum sekali."
" Hahaha ini bukan mesum sayang, ini reaksi alami yang dirasakan suami terhadap istrinya."
" Ya ya ya… terserah kau lah mas."
" Apa kau mau mencoba menidurkannya."
" Maaasssss……!!!"
Plak… Silvya mengeplak lengan Dika dan berhasil membuat Dika meringis.
" Sayang, aku hanya bercanda…uhhh tenaga kuat sekali. Aku lupa kau rajin berlatih ilmu bela diri."
"Eh… maaf… Sakit ya."
Silvya sungguh lupa jika tenaga yang ia pakai untuk mengeplak Dika tadi lumayan besar hingga membuat Dika sedikit kesakitan. Dika sendiri merasa begitu, uhfff tampaknya harus hati-hati dengan istriku ini, kalau berani berbuat kesalahan bisa jadi perkedel aku nanti.
Dika sedikit bergidik juga. Mengingat setiap hari latihan Silvya. Istrinya itu begitu hebat dalam ilmu bela diri dan dia sangat jauh dari kemampuan istrinya itu.
🍀🍀🍀
Silvya dan Dika kini berada di pusat perbelanjaan untuk membeli baju dan mendandani Silvya untuk bertemu dengan kedua orang tua Dika.
Dika dan Silvya sama sama bukan tipe orang yang ribet. Mereka akan mencari apa yang mereka butuhkan dan sekiranya pantas serta sopan dipakai untuk bertemu orang tua.
Pilihan Silvya jatuh pada sebuah dress berwarna mocca dengan panjang selutut dan berlengan panjang. Pada bagian atasnya berbentuk menyerupai kemeja dan bawahnya melebar. Jadi dress tersebut bukan model slim fit yang memperlihatkan lekuk tubuh.
" Bagaimana mas?"
" Good… I like it."
Siilvya tersenyum, kali ini dia tahu bagaimana harus berpakaian jika berdampingan dengan Dika.
" Apakah tidak perlu ke salon?" Tanya Dika. Kini keduanya sudah berada di mobil.
" Tidak perlu mas. Apa mas lupa, aku adalah CEO LT. Aku cukup ahli merias wajahku."
Dika tersenyum, dia hampir melupakan fakta itu. Jika dipikir pikir, istrinya itu juga bukan orang sembarangan. Dika mengingat perkataan Andra sang adik bahwa Silvya sebagai CEO LT juga memiliki penggemar. Terlebih kalangan pria, dan tidak sedikit dari mereka ingin menjadi pendamping Silvya.
Silvya menyelesaikan riasannya. Rambut coklatnya ia gerai dan di tata rapi. Silvya menambahkan sebuah pin rambut di sebelah sisi kanan kepalanya. Ia hanya menggunakan riasan tipis untuk wajahnya. Wajah Silvya yang merupakan perpaduan indonesia dari mommy Fatimah dan inggris dari daddy Harold sungguh sudah tampak cantik meski tanpa riasan. Silvya menambahkan lipstik warna nude pada bibir mungilnya.
" Bagaimana mas?"
Dika terpaku melihat wajah cantik istrinya. Ada rasa tidak rela jika Silvya tampil dengan penampilan seperti itu. Apalagi mengingat perkataan Andra adiknya. Dika menghembuskan nafasnya kasar.
" Kenapa mas, jelek ya."
" Huft…. Bukan.. Kau cantik, bahkan sangat cantik. Aku jadi tidak rela membiarkanmu keluar dengan tampilan seperti ini."
" Hahaha, ayolah mas. Setelah akhir bulan ini aku harus kembali ke perusahaan lho."
" Itu yang membuatku tidak rela. Kau pasti dikelilingi pria pria tampan."
Cup…
" Bagiku kau lah yang paling tampan. Suamiku tidak ada duanya."
Dika sungguh gemas. Rasanya ia ingin memakan Silvya saat ini juga. Namun ia harus tahan. Dika tidak mau membuat hasil karya Silvya berantakan.
***
"Assalamualaikum…."
Dika dan Silvya telah sampai di kediaman Dwilaga. Merwka berdua masuk ke rumah bersama. Terlihat Silvya sangat gugup, tangannya berkeringat dingin. Dika yang menyadari langsung menggenggam erat tangan istrinya itu. Dan membisikkan sesuatu.
" Jangan tegang, mereka semuanya jinak kok."
Silvya melototkan matanya, mendengar ucapan absurd Dika.
Hei hei… apa an ini, kenapa aku tegang banget mau ketemu orang tua mas Dika. Padahal ketemu musuh yang memegang senjata aku biasa aja. Huft… tenang Silvya… tenang… pasti bisa.
Silvya bergumam dalam hati, mencoba menenangkan kegugupan yang ia rasakan. Mereka berdua terus masuk ke dalam rumah hingga sampai di runag keluarga. Disana Silvya melihat ada 5 orang yang sedang duduk duduk santai.
Glek… Silvya merasa tenggorokannya sangat kering. Ia mengeratkan genggaman tanganya.
" Ayah ... bunda…."
" Hei mas… sudah datang… sini duduk.. MasyaAllaah… ini menantu bunda cantik sekali."
Silvya meraih tangan Sekar dan menciumnya. Begitu juga dengan Aryo. Sedangkan ketiga saudara Dika masih terpaku melihat Silvya.
"Duduk sayang… kenalkan. Mereka anak bunda yang lain. Itu yang duduk di sebalah sana anak sulung bunda, kakak tertua namanya Radi. Lalu yang sebelah sana namanya Andra anak ketiga bunda. Dan itu bungsu kami yang keempat, perempuan sendiri namanya Jani.
" Hay..aku Silvya…"
" Woaaah kakak ipar cantik banget. Asik aku jadi punya temen di rumah ini. Tau nggak kak punya tiga kakak cowok itu kadang nyebelin. Nggak bisa diajak ngomongin urusan cewek."
" Oh ya…"
" Iyes betul banget."
" Eh.. Kakak ipar. Kak butuh model buat BA Linford Air nggak. Andra siap nih ."
Pletak…
" Auch… Sakit mas."
Dika ngegetok kepala Andra. Andra hanya memanyunkan bibirnya kesal. Silvya hanya tersenyum melihat tingkah suaminya itu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
" Maafin tingkah anak anak ayah ya nak. Mereka memang begitu."
" Tidak apa apa yah. Vya malah seneng soalnya vya tidak punya saudara?"
" Kamu anak tunggal Vya?"
" Tidak Bunda… Vya punya saudara kembar namanya Zion tapi sudah meninggal saat usia kami 17 tahun."
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…" Semua yang ada di rumah bersimpati dengan Silvya. Dika yang tahu istrinya begitu menyayangi saudara kembarnya langsung mendekat dang mengusap punggung Silvya.
"Ikhlaskan dan doakan."
Semua orang tersenyum melihat perlakuan Dika. Mereka sama sekali tidak menyangka Dika bisa berbuat manis kepada wanita. Pasalnya selama ini mereka sangat tahu Dika begitu dingin dan acuh terhadap wanita.
Tanpa sadar Jani membuat celetukan yang menimbulkan tawa seisi rumah.
" Kulkas kita sudah cair rupanya."
TBC