Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 6
"Eh bukankah itu sandi?!....haha benar!! Itu benar-benar Sandi"
Hilda yang hari itu baru pertama kali masuk kerja bertemu dengan Sandi yang kebetulan baru tiba dan menyimpan motornya di parkiran. Dengan wajah penuh harap, Hilda berjalan mendekati Sandi dan menyapanya.
"Hai Sandi...." Sapa Hilda
Sandi yang hendak berjalan meninggalkan parkiran mengenali jika wanita yang menyapanya itu adalah Hilda.
"Eh, Hilda... Kamu kerja disini juga?!"
"Iya..."
"Tapi kenapa baru kali ini ya aku melih...."
"Aku melamar kerja kemarin, jadi ini hari pertamaku bekerja" potong Hilda.
Sandi hanya menganggukkan kepalanya dan berpamitan pergi masuk ke dalam gedung perusahaan.
"Oh, selamat ya. Kalau begitu aku duluan"
Melihat punggung Sandi yang berjalan jauh meninggalkannya, Hilda berjingkrak bahagia karena bisa bertemu dengan Sandi di hari pertamanya bekerja.
"Aku akan semangat bekerja!!!.....pasti!!"
Hilda berjalan menyusul membuntuti Sandi yang telah masuk ke dalam gedung.
*****
"Pernikahan tak seburuk itu, Mesya... Nanti juga kamu akan merasa bahagia. Nikmati saja prosesnya bersama-sama, karena tidak ada yang sempurna dalam setiap hubungan, tapi kalian sendiri yang harus saling menyempurnakan hubungan kalian berdua" jelas Suci yang mencoba menasehati Mesya
Mesya yang tengah duduk di depan meja belajarnya hanya terdiam tanpa menjawab sepatah katapun, sedangkan Suci yang duduk di tepi temat tidur masih mencoba berbicara kepada Mesya yang masih belum bisa menerima jika statusnya kini telah menjadi istri Sandi.
"Kakak harap, kamu bisa menghargai Sandi. Bagaimana pun dia sekarang suda sah menjadi suami kamu, kakak kenal baik Sandi dia pasti akan menjaga kamu dengan baik" ucap kembali Suci
Namun Mesya masih tidak berkutik dan tetap bungkam. Merasa jika adiknya itu belum ingin berbicara dengannya, Suci pun memutuskan untuk keluar dan membiarkan Mesya berada di dalam kamarnya sendirian. Mengingat sifatnya yang keras kepala, namun Suci tahu betul jika adiknya itu memiliki perasaan yang lembut dan ia yakin jika Mesya akan mengerti seiring berjalannya waktu.
"Kenapa mereka tak paham!? Kenapa mereka tak mengerti perasaan aku?!... Mereka hanya mengatakan ini yang terbaik untukku!! Ini yang terbaik untukku!! Tapi mereka tak sekalipun menanyakan tentang perasaanku" keluh Mesya saat Suci telah keluar dari kamarnya.
Mesya meraih buku yang ada di atas rak dan mengambil sebuah selebaran yang memperlihatkan perlombaan menulis puisi. Namun Mesya tak sengaja mendapati selembar foto terjatuh dari barisan buku yang ia raih.
"Apa itu?!"
Mesya mengambil selembar foto itu dan seketika menunjukan ekspresi terkejut.
"Ini kan......"
*****
"Sandi!! Makan siang bareng yuk!!"
Hilda menghampiri meja kerja Sandi dan mengajak nya untuk istirahat makan siang bersama, namun nampaknya Sandi menolak ajakan Hilda dan mengatakan ia membawa bekal makan siang dari rumah.
"Oh...begitu ya, oke deh" ucap Hilda kecewa
"Oh iya, nanti pulang bareng ya"
Hilda mencoba berbagai cara agar ia bisa bersama dengan Sandi, namun lagi-lagi Sandi menolaknya dan mengatakan akan pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibunya.
"Apa?!...ibu kamu di rawat di rumah sakit?! Sakit apa?! Boleh aku menjenguknya juga?!"
Sandi lagi-lagi menolak permintaan Hilda, bukan semata-mata ia bersikap jahat kepada Hilda yang berbaik hati ingin menjenguk ibunya. Namun jika Sandi kembali dengan Hilda dan diketahui oleh keluarganya hal itu akan menimbulkan masalah terlebih jika keluarga Mesya mengetahuinya.
Meski telah menikah dengan Mesya, Sandi berjanji untuk merahasiakan pernikahannya dari publik untuk menjaga perasaan Mesya. Jadi dengan kata lain di mata publik Sandi masih lajang, namum di mata keluarganya kini Sandi sudah memiliki istri dan sudah menjadi tugas Sandi menjaga perasaan Mesya serta menjaga nama baik kedua keluarga.
Hilda yang terus menerus mendapat penolakan terlihat sangat sedih. Melihat sikap Sandi yang dingin saat bersama dengannya sangat berbeda dengan Sandi yang waktu itu begitu hangat kepada Mesya saat di Bandung.
"Jadi begini ya rasanya mengejar seseorang, tapi yang kita kejar bersikap dingin dan tidak peduli dengan keberadaan kita......apakah ini yang dirasakan oleh Sandi waktu mengejar ku dulu" Jelas Hilda yang berbicara kepada dirinya sendiri
Dulu Hilda memang kerap bersikap dingin kepada Sandi yang berusaha mengejarnya bahkan sesekali Hilda melontarkan kata hinaan kepada Sandi. Beruntung kali ini Sandi hanya bersikap dingin kepadanya, mungkin jika Sandi melakukan hal yang sama seperti yang Hilda lakukan dulu Hilda akan merasakan sakit hati sama seperti yang dirasakan oleh Sandi dulu.
"Apakah dulu aku begitu keterlaluan kepada Sandi?!"
Hilda menatap Sandi yang berjalan keluar menenteng kotak makan siangnya. Melihat ekspresi datar Sandi, Hilda menyadari jika pria yang dulu begitu terobsesi kepadanya kini telah banyak menunjukkan perubahan pada dirinya.
*****
"Susan, tolong katakan kepada Sandi untuk tidak datang ke rumah sakit hari ini karena mamah akan pulang siang ini" Ucap Nirma
"Baik mah..." Jawab Susan yang tengah merapihkan pakaian ke dalam tas untuk dibawa pulang.
Suara pintu kamar terbuka dan memperlihatkan Sri datang bersama dengan Dinda untuk menjenguk Nirma.
Sri adalah adik kandung Nirma, setelah mendengar kabar kakak nya masuk rumah sakit Sri tak bisa langsung menjenguknya karena ia tinggal di luar kota. Hingga saat keadaan Nirma mulai membaik, Sri baru bisa datang untuk melihat keadaan kakak nya itu.
"Bagaimana keadaan kamu sekarang?!"
"Aku sudah membaik, Kak"
Kakak beradik itu berpelukan melepaskan rasa rindu mereka, karena bagaimana pun Sri yang jarang sekali pulang membuat momen kebersamaan mereka terbilang langka. Selain hari raya dan hari besar lainnya, mereka jarang bisa kumpul keluarga.
"Dimana Santi dengan Sandi? Mereka tak terlihat!" Tanya Sri saat hanya melihat Susan yang ada di dalam ruang rawat.
"Santi lagi pulang dulu ke rumah, Sandi belum pulang kerja"
"Tapi aku sudah bilang pada Sandi biar gak perlu datang kesini, aku melarang dia untuk datang karena dia seharusnya menjemput istrinya"
"Apa?!!!...."
Dinda dan Sri sangat terkejut saat mendengar Sandi akan menjemput istrinya, bahkan kabar pernikahannya saja tak pernah sampai ke telinga mereka lalu bagaimana mungkin sekarang mereka mendapat kabar jika Sandi telah menikah.
"Ah iya, aku lupa memberitahukan kepada kalian ya....."
Nirma menceritakan secara detail bagaimana Sandi bisa menikah dengan Mesya. Meski terbilang sederhana, namun mereka tetap memiliki niat untuk melangsungkan resepsi di hari lain.
Dinda yang mendengar sepupunya itu telah menikah pun menunjukan ekspresi tak percaya dan langsung keluar dari ruang kamar. Dinda mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang dengan tergesa-gesa.
Sri yang mendengar kabar Sandi telah menikah pun terlihat bahagia, bahkan ia ingin sekali melihat gadis yang menikah dengan Sandi keponakannya itu.
"Nanti akan aku perkenalkan Mesya kepada kamu" ucap Nirma.
Dinda yang gusar karena panggilannya tidak diangkat terus mencoba menghubungi berulang kali nomor yang ada di ponselnya.
"Kemana sih tuh anak, kenapa saat situasi penting gini dia tidak mengangkat telepon dariku" Ucap Dinda yang mulai kesal
Suara pintu dibelakang Dinda yang terbuka mengejutkan dirinya. Nampaknya itu Susan yang berjalan keluar dengan membawa tas bawaan milik ibunya.
"Kamu lagi apa, Dinda? Kenapa tidak di dalam?!" Tanya Susan
"Eh ini, aku lagi mencoba menghubungi temanku Kak" Jawab Dinda
Susan hanya menganggukkan kepalanya dan bersiap untuk pergi. Namun tiba-tiba dihentikan oleh Dinda yang mencoba mencari tahu tentang wanita yang menikah dengan Sandi
"Tunggu kak!!... Bisa kakak ceritakan seperti apa wanita yang menikah dengan Kak Sandi?!"
*****